Home / Romansa / Nafkah Batin Basi / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Nafkah Batin Basi: Chapter 131 - Chapter 140

200 Chapters

Bab 131. Vera Si Pengganggu

Bab 131. Vera Si Pengganggu “Vera! Kamu … ke sini?” Andre melotot tak percaya. Sementara Amelia masih berusaha mengembalikan kesadaraan setelah hanyut sesaat dalam rengkuhan. Berulang kali gadis itu mengatupkan kedua bibir yang tiba-tiba dia rasakan seolah menebal. “Kenapa, Mas? Kaget liat aku ke sini?” ketus Vera tersenyum miring, lalu menatap sinis ke arah Amelia. “Darimana kamu dapat alamat proyek ini? Bukannya aku tidak mengangkat telepon kamu tadi pagi?” selidik Andre. “Aku ke kantor kamu, Mas. Aku minta alamat proyek ini dari sekretaris kamu.” “Maaf Vera, bukan aku tak punya tata karma dan sopan santun. Tetapi alangkah lebih baiknya jika kamu segera angkat kaki dari sini. Sebab aku dan Amelia merasa sangat terganggu dengan kehadiranmu. Tolong, ya!” “Hehehe, kalian aneh! Pasangan paling aneh yang pernah aku temui. Masa, iya, kalian bisa bercumbu di tempat seperti ini. Di sini enggak ada kasur, sofa, atau apa kek, gitu, untuk dijadikan alas buat Mbak Amel berbaring.
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Bab 132. Ancaman Vera

Bab 132. Ancaman Vera “Lho, apa salahnya? Bukankah kamu bilang riset kamu butuh waktu yang lama. Sedangkan orang yang fullday di proyek ini adalah Bang Leo. Kamu mau riset di tempat orang, tapi kok, kamu yang nyolot, ya? Jangan-jangan tujuan kamu sebenarnya bukan riset … lagi, aku jadi curiga!” tuding Andre tersenyum miring. “Cukup! Sudah cukup Mas Andre menyepelekan aku! Mas pikir hanya di proyek sialan ini aku bisa melakukan riset, hah? Aku bisa melakukannya di perusahan bonafit sekalipun kalau aku mau! Bahkan, aku bisa menghancurkan Mas Andre … terutama Ibu kamu!” Vera makin histeris. Amarah yang melanda membuat dia kehilangan kontrol dalam berbicara. “Apa?” sergah Andre tersentak kaget. Hal yang paling dia benci adalah bila ada orang yang menyinggung tentang ibunya. “Tolong jaga bicara kamu, Nona! Jangan pernah bawa-bawa ibuku dalam masalah kamu!” ancam Andre. “Kenapa? Mas Andre gak suka, kan, jika ibu Mas disepelekan orang? Kenapa Mas Andre tidak berpikir yang sebaliknya
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Bab 133. Cinta Amelia Berakhir

Bab 133. Cinta Amelia Berakhir Andre meyakinkan dirinya, bahwa kehilangan cinta akan lebih ringan daripada kehilangan mama. “Ok Vera, aku mengalah,” ucapnya mendongak, menatap sayu ke arah pintu di mana Vera akan berlalu. “Mengalah?” ulang Vera langsung berbalik. Gadis itu agak terkejut, sejurus kemudian senyumpun mekar di bibirnya. Sementara Amelia berdebar tiba-tiba. Andre melepas halus tangan gadis itu yang sejak tadi menempel di punggung dan lengannya. “Demi, mama, Sayang. Aku gak mau mama kenapa-napa. Maaf, ya. Aku terpaksa melepas kamu!” Vera bersorak di dalam hati. Senyum makin lebar, dan mata berbinar menatap tepat di wajah Amelia. wajah yang seketika memucat seputih kapas. Amelia merasakan langit bagai runtuh. Kepingannya menimpa tubuh hingga gadis itu seolah-olah luruh. Ucapan Andre seperti petir menyambar, meluluhlantakkan semuanya. Segala-galanya hingga tak ada yang tersisa. Sesak, Amelia tersedak. Nanar, matanya menatap lekat wajah pria yang berdiri di ha
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Bab 134. Daffin Pria Tampan Tapi Misterius

Bab 134. Daffin Pria Tampan Tapi Misterius “Oh, ada. Entar Andre kirim ke nomor Mama, ya! Em, Andre udah bilang, kan, ke Mama kalau Pak Anwar udah mulai bisa bicara sepatah dua patah kata? Mama langsung bicara aja sama dia, gak usah melalui Suster Ayu!” usul Andre dengan wajah serius. Sang anak sangat pengertian akan perasaan ibundanya. Apalagi saat ini hubungannya telah berakhir dengan Amelia, maka kenapa tanggung-tanggung, kebahagiaan Mama harus dia perjuangkan. Masih ada setitik harapan, semoga dengan menjadi kakak tiri Amelia, dia tak akan kehilangan gadis itu seuutuhnya. “Ndre, Mama cuma mau ngabari bahwa tempat kerja baru mama ini, begitu dekat dengan lokasi tempat Pak Anwar berobat. Kira-kira setengah jam perjalanan udah sampai. Dari pada dari sini hampir tiga jam perjalanan, iya, kan?” dalih Regina menyembunyikan rasa malunya. “Iya, Ma. Bener banget. Jadi, setiap hari Mama bisa menjenguk ke sana. Amelia pasti senang kalau Mama sering-sering nengokin papanya.” Regina men
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Bab 135. Amelia Terperangkap

Bab 135. Amelia Terperangkap “Stop, Mbak! Apa yang mau Anda lakukan?” Salah seorang bodyguard menghentikan langkahnya. Namun, Amelia tak memperdulikan. Kini, dia sudah berdiri tegak tepat di hadapan sang Direktur Utama. “Maaf, bisakah saya meminta waktu Anda untuk berbincang sejenak?” tanya gadis itu dengan intonasi penuh tekanan. Tak ada sahutan. Pria yang dia ajak berbicara sama sekali tak menghiraukan. Tangannya justru semakin sibuk menggerak-gerakan kursor di layar dengan menggunakan mouse laptop. Para body guard berusaha menarik tangan gadis itu untuk keluar. Lagi-lagi Amelia menepis dengan kasar. “Maaf, Mbak! Kita bicara di luar saja! Tolong jangan ganggu Pak Daffin!” Para bodyguard hampir kehilangan kasabaran. “Oh, jadi pria ini bernama Daffin? Tuan Daffin, saya mau bicara sebentar, boleh?” sindir Amelia tersenyum tipis. Pria itu sama sekali tak menghiraukan. Jangankan untuk menjawab, menoleh saja pun tidak. “Hey, Tuan Daffin! Saya mau bicara! Tolong dengarkan saya! B
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Bab 136. Siapa Lidya

Bab 136. Siapa Lidya “Apa maksudmu mengirim perempuan ini, hah!” Pria itu mendorong tubuh Amelia dengan kencang, hampir saja menubruk wanita yang dipanggil ‘Mama’. “Au ….!” pekik Amelia seraya bangkit dengan tergesa, agar tubuhnya tak sempat menimpa tubuh lemah yang terbaring di sana. Mata teduh gadis itu membulat sempurna. Kenapa pria angkuh ini berbicara begitu kasar pada ibunya? Bahkan sejak dari kantor tadi, tiada henti mengutuk dan memaki. Ada apa sebenarnya? Amelia memindai keadaan wanita itu dengan netranya. Wajah yang terlihat agak pucat itu mengernyit kencang di keningnya. Sepertinya dia tengah menderita suatu penayakit yang entah apa. Jejak kecantikan masih terlihat jelas di wajah itu. Perlahan mata yang terpejam mulai terbuka. “Ibu sedang terapi, Pak Daffin, tolong jangan diganggu dulu!” Kembali sang perawat pribadi memohon. Para Asisten mengiring di belakangnya. Sepertinya mereka semua sangat mengkhawatirkan keadaan sang Nyonya. “Jangan ikut campur! Pinggir
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 137. Rahasia Keluarga Daffin

Bab 137. Rahasia Keluarga Daffin Amelia semakin gundah. Wanita di hadapannya ini berhasil menyentuh hati lembutnya. Wajah mendung itu terlihat begitu menghiba. “Saya berharap, dengan penjelasan kamu nanti, Daffin akan mulai membuka rasa percayanya sedikit saja pada saya. Mungkin Allah memiliki tujuan sehingga mengirimmu ke dalam kehidupan kami, lalu terlibat di dalamnya. Saya selalu berdoa, suatu saat keajaiban akan datang. Mudah-mudahan ini adalah jawaban dari doa saya.” “Maaf, Tante, sebenarnya saya bukan siapa-siapa. Bukan pula keajaiban kiriman Allah buat keluarga ini. Tolong jangan berlebihan! Ini semua hanya kebetulan.” “Iya. Mungkin, tapi saya tak akan pernah berhenti berharap.” Amelia menghela napas berat. Kepalanya terasa mulai berdenyut. Mau tidak mau dia harus terlibat pula di dalam masalah keluarga ini. Sebenarnya sangat mudah baginya untuk meloloskan diri. Serahkan saja semua kepada pengacara kepercayaan papanya. Tetapi, melihat wajah memelas wanita di hadapannya,
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 138. Kelicikan Vera Dibongkar Regina

Bab 138. Kelicikan Vera Dibongkar Regina “Tunggu tunggu! Kamu bilang Vera yang merayu pamannya?” “Ya, Pak Haga itu adalah pamannya Vera, Ma. Mama sempat tadi dipecat sama Pak Haga, kan? Nah, Vera yang meminta pada pamannya itu agar Mama gak jadi dipecat. Vera bahkan merayu pamannya itu agar mengangkat Mama menjadi kepala cabang. Untung ada Vera, kalau tidak … Andre gak bisa bayangin bagaimana terpukulnya Mama, iyakan?” “Apa? Mama dipecat Pak Haga? Dan Vera yang merayu pamannya itu untuk membatalkan pemecatan, bahkan Vera merayu pak Haga agar mengangkat mama menjadi kepala cabang, begitu?” “Iya, Ma. Kenapa Mama kelihatan bingung begitu? Kaget kalau Vera udah nyelamatin karier Mama? Gak usah kaget, cukup say thank you sama dia. Mumpung dia masih di sini, Ma!” “Mama paham sekarang. Dan Amelia ….” Kalimat Regina terjeda. Dia mencoba menganalisis semua kalimat putranya, lalu mengaitkan dengan sikap Amelia saat mereka berpapasan di tikungan jalan tadi. Gadis itu melajukan mobilnya de
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 139. Penyesalan Andre

Bab 139. Penyesalan Andre “Apa, Pak? Wanita panggilan?” pekik Regina kaget. Mata tajamnya menghujam tepat di manik mata Vera. Begitupun dengan Andre. Dengan mata membulat sempurna, dia menatap Vera. Perempuan itu memucat, segera berpaling menahan perasaan yang tak karuan. “Ya, Bu regina. Namun, saya sangat tidak tertarik dengan wanita murahan! Masih banyak wanita lain yang lebih terhormat, bukan? Apakah dia yang Bu Regina maksud?” Rasa malu membuat emosi Vera meledak. Wajahnya merah padam, bibirnya bergetar hendak berteriak kencang. Gadis itu lalu menyambar ponsel Regina. Tetapi Regina langsung menyudahi percakapan dan mengembalikan benda pipih itu ke dalam tas sandangnya. “Siniin hapenya, Tante! Aku mau bicara dengan pria bajingan itu!” teriaknya histeris. “Keluar kau dari proyek anak saya! Perempuan penipu! Gak tau malu! Jangan pernah datang lagi ke sini! Ternyata kau tidak hanya perempuan licik, tetapi juga perempuan murahan! “Jangan pernah datang lagi ke sini! Ternya
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 140. Amelia Tak Mengenal Andre

Bab 140. Amelia Tak Mengenal Andre Andre mencoba memberontak saat matanya ditutup dengan sehelai sapu tangan, begitu lif tiba di lantai tiga. “Ikut saja!” Andre diseret menuju ruangan khusus. Bukan ruang sang Direktur utama. Melainkan ruang rahasia yang tidak sembarang orang bisa memasukinya, kecuali orang-orang pilihan sang Big Bos. “Masuk!” perintah salah satu pria sangar itu seraya membuka penutup mata Andre. “Tempat apa ini?” tanya Andre meneliti sekeliling dengan netranya. Tempat itu lebih mirip sebuah lorong. Gang sempit yang berukuran kira-kira dua kali delapan meter itu bermuara di sebuah ruangan khusus di ujung lorong. Entah ruangan apa yang ada diujung lorong itu. Andrepun tak dapat menduga-duga. Sebuah sofa panjang tersedia di sudut ruangan, seseorang telah menunggunya di sana. “Itu Pak Daffin! Dia tak punya banyak waktu, cepat temuai dia!” perintah sang bodyguard lagi mendorong kasar tubuh Andre. Andre berjalan ke arah sofa, sementara dua orang bodyguard b
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status