Lupa Pada AdeliaHanna berpikir. Zidan mungkin tipe kakak yang baik dan pengertian, terkadang. Tapi dia juga sangat usil padanya. Dulu saja, pernah suatu waktu, dia yang sudah mepet jam berangkat ke pesantren, malah tasnya disembunyikan, hingga Hanna kalang kabut sebelum pergi."Ah, Mas Zidan ini, kenapa tak pengertian sekali." Hanna mendesah.Tak lama terdengar suara salam pintu diikuti ketukan pelan."Masuk, Mas!" ucapnya.Pikirnya itu adalah Yusuf. Memang siapa lagi?"Aku tahu kamu sedang menungguku," ucap Yusuf sambil menutup pintu, dan tak lupa menguncinya. Kali ini ia memastikan tak akan ada gangguan lagi. Bahkan jika gempa sekali pun, Hanna tak akan ia lepaskan.Wanita itu tersenyum. Apa yang dikatakan Yusuf memang benar."Kamu tahu, tadinya Mas Zidan akan memperpanjang obrolan, tapi aku berhasil meng-cut-nya dengan cepat. Wus, wus!" Di sela langkahnya Yusuf memperagakan tengah memotong sesuatu dengan gunting besar yang
Read more