Home / CEO / Bilik Lain di Rumah Suamiku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bilik Lain di Rumah Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40

145 Chapters

Kamulah Takdirku

 Hanna terhenyak di sela tidurnya kala sebuah bayangan melewati jendela di balkon."Apa itu tadi? Aku yakin ini bukan mimpi," gumamnya bangkit sambil menyibak selimut.Rasa penasaran, membuatnya meraih pakaian luar piama dan meninggalkan ranjang suaminya. Hanna berdiri di depan jendela dengan sedikit membuka gorden untuk mengintip tak ada siapa-siapa.Kala akan berjalan ke arah balkon, dan membuka pintu, suara handle dari pintu tersebut membuat Yusuf terbangun.Pria itu mengerjap dan mendapati istrinya tengah membuka pintu."Kamu mau ke mana?" tanya Yusuf yang merasakan kepalanya masih berat karena kantuk."Mas aku melihat bayangan seseorang di jendela." Hanna menjawab."Sudahlah, Sayang. Tidur saja. Ada yang berjaga di luar, jadi kamu jangan khawatir," pinta Yusuf pada istrinya.Hanna menghela. Benar juga. Ada keamanan yang menjaga rumah mereka di luar. Kalaupun benar ada orang di luar, pasti pihak keamanan yang t
Read more

Suami atau Keluarga?

"Kenapa kamu mempercayaiku?" tanya Yusuf menatap kosong lurus ke langit-langit. Ada perasaan bersalah dalam hatinya, bersenang-senang dengan Hanna sementara Adelia sendiri di rumah jiwa tanpanya. "Karena kamu suamiku." "Itu saja?" "Ya, karena sejak awal aku ingin menikah dengan pria sholeh. Selama sebulan penuh ta’aruf, aku meminta seseorang mengamati aktivitas Mas di kantor, dan dia bilang Mas Yusuf selalu mengerjakan sholat lima waktu bahkan tambahan waktu sunnah." "Wah, ternyata aku dimata-matai." "Itu bukan memata-matai. Itu mencari tahu seperti apa pria yang akan kita nikahi. Ck. Sayang aja, informanku ga sampe kasih tahu kalo status Mas Yusuf adalah suami orang." Hanna menggeser kepalanya menjauh dari kepala Yusuf, agar bisa melihat wajah sang suami. Lalu mendecak sebal. "Haha." Tentu saja Hanna tak tahu, pernikahannya dengan Adelia hanya sehari di mata semua orang dan menganggap gadis itu meninggal setelah kabur ke luar negeri. "Tapi ... kenapa harus sholat yang kamu soro
Read more

Nasihat Sia - sia untuk Orang Jatuh Cinta

Nasihat Sia-Sia untuk Orang Jatuh Cinta Untuk sekali pukul, semburat merah tampak di sudut bibir pria tampan itu. Yusuf meringis mengusapnya karena merasa risih. Ia masih bingung apa sebabnya kakak iparnya jadi sebar-bar sekarang? "Ada apa ini, Mas?" Yusuf berusaha bertanya dengan tenang. Namun, beda Yusuf beda Zidan. Lelaki itu tengah dikuasai emosi. "Bangs*t! Gak sadar juga penipu! Beraninya kamu mempermainkan adikku!" Bukannya menjawab secara jelas, Zidan malah memaki sambil melayangkan pukulan kedua ketiga keempat ... dan Yusuf ambruk tanpa mau melawan. Kakak mana yang tak marah, ketika adik perempuan satu-satunya, yang selama ini hidupnya dijaga bahkan lebih berharga dari isi brankas keluarga, dinikahi hanya untuk pelampiasan. Hanna bahkan dimasukkan ke pesantren, mengabaikan mimpi keluarga mengatur bisnis, agar hidupnya terjaga. Namun, dengan mudah Yusuf datang membawa tipu daya, memanipulasi keadaan hingga merenggut kebahagiaan perempuan polos itu. Zidan tak terima semua
Read more

Kesal Tapi Rindu

 "Jangan menangis, aku ini pria kuat," ucap Yusuf susah payah sebab rasa sakit yang terasa di sekujur tubuh, terutama di bagian mulut dan wajahnya.Dia tak ingin wanitanya menangis. Setidaknya kehadiran Hanna mampu menjadi penawar rasa sakitnya. Dia tahu Hanna ada di pihaknya. Bahwa apa yang Zaki katakan tadi adalah salah.Dokter muda itu tadi menemuinya. Selain khawatir, setelah mendapat telepon dari orang kantor, dia juga memarahinya karena tak melawan Zidan.Yusuf tak mengatakan apa pun sebagai jawaban. Dia tahu ini akan terjadi, bahkan sejak pertama kali berniat menikahi Hanna.Namun, siapa duga!? Jika dulu dia pikir akan menikmati setiap rasa sakit yang Zidan alami setelah perbuatannya pada Hanna, dan bisa melawannya. Semua berbanding terbalik, bukan hanya hatinya yang sakit, melihat kenyataan bahwa keluarga Hanna tak lagi menyukainya, dan mereka terancam dipisahkan, tapi juga luka di sekujur tubuh.Rasa sakit itu perlahan reda, s
Read more

Hanna adalah Mukjizat

Hanna adalah MukjizatHanna mendesah kecewa, senyum yang sempat terlukis di wajahnya lenyap seketika, karena yang dilihat bukan suaminya, melainkan Alex yang datang berkunjung."Assalamuallaikum, Na," sapa Alex pada seseorang yang membukakan pintu untuknya.Pria itu bahkan tersenyum, karena dia pikir, Hanna membuka sedikit celah. Ditambah Yusuf yang tak ada kabar seminggu penuh. Semua orang berpikir pria itu pasti memutuskan untuk menandatangani surat cerai itu.Sungguh bagus bagi Alex, kalau Yusuf memilih menjauh diam-diam. Dibanding secara gentle datang pada Papa Hanna untuk menjelaskan semua yang terjadi.Hanna sebenarnya enggan menjawab. Malas saja. Takut Alex besar kepala dan sejenisnya. Namun, menjawab salam itu hukumnya wajib. Maka setidaknya, Hanna menjawabnya saja dan buru-buru pergi menjauh dari pria yang jelas-jelas punya hati untuknya.Wanita itu bahkan muak. Alex seolah sengaja memancing di air keruh dan memanfaatkan kesempatan.
Read more

Cinta adalah Pengorbanan

Cinta adalah PengorbananYusuf memilih mengomel sambil membuka pintu. Dia sangat kesal karena Zaki terlalu memaksakan kehendaknya sendiri. Khawatir berlebihan padanya, dan malah paling parah setelah Zaki menyarankan perceraian dengan Hanna, kini tiba-tiba ingin melibatkan perempuan itu untuk turut membantu pengobatan Adelia.Benar-benar tak masuk akal! Dia pikir Hanna tak punya hati, dibuang saat dirasa membawa masalah dan dipungut ketika merasa ada manfaatnya. Dasar Zaki!"Sudah kubilang aku akan tetap pergi dan tak ...." Suara Yusuf yang meninggi, terhenti kala melihat sosok di depan pintu. Dia pikir tamu tersebut adalah Zaki, tapi rupanya sosok itu adalah Hanna. Istri yang dia biarkan berada di rumah orang tuanya lebih dari seminggu."Assalamuallaikum, Mas." Hanna mengucap dengan mata berkaca-kaca. Hatinya masih perih, bagaimana Yusuf tak menghubunginya sama sekali saat raga mereka saling berjauhan."Wa-alaikumsalam. Na ... ka-mu?" Ucapan itu te
Read more

Kamulah yang Pertama

Kamulah yang PertamaYusuf lebih banyak diam kali ini. Sadar bahwa telah membuat sang istri gelisah berhari-hari tanpanya. Kalau saja Hanna tahu, Yusuf sendiri bahkan tersiksa oleh perasaannya sendiri. Jika saja boleh melampiaskan rindunya, dia pasti akan nekad datang ke rumah orang tuanya.Namun, pria itu masih cukup punya hati dan akal untuk menakar jalan terbaik mana yang harus ditempuh? Ia lebih dulu memikirkan resiko dibanding memuaskan keinginan sendiri.Dan ... inilah jawaban atas kesabarannya. Menahan diri dan berniat mengalah, menjauh dari Hanna demi kebaikan wanita yang dicintainya tersebut.Akan tetapi, Allah rupanya tak semudah itu melepas hubungan pernikahan mereka. Di saat-saat terakhir akan melangkah pergi dan meninggalkan semuanya, Hanna datang. Bahkan wanita ayu itu, membawa kabar mengejutkan, mengenai kehamilannya. Sesuatu yang mampu menguatkan ikatan setiap pasangan yang saling mencintai karena Allah.Barangkali ini adalah doa Ha
Read more

Kala Dunia Serasa Milik Berdua

Kala Dunia Serasa Milik Berdua"Hentikan mobil itu!" ucap kepala keamanan yang melihat mobil dengan plat asing datang mendekat ke gerbang di layar komputer yang terhubung dengan CCTV."Baik!" Dua orang bawahannya menyahut hampir berbarengan. Mereka berdua pun bangkit, salah satunya menutup portal sehingga mobil tersebut terhenti."Maaf, Pak. Apa ada pemeriksaan?" tanya orang suruhan Alex yang membuka pintu kaca begitu dua orang berseragam keamanan mendekat."Benar. Plat mobil Anda belum terverifikasi. Apa Anda anggota keluarga pasien?""Pasien?" pria itu tampak berpikir.Melihat reaksi orang dalam mobil tersebut, dua satpam itu langsung tahu kalau dia hanya orang iseng yang ingin masuk area rumah sakit, yang notabene tak semua orang tahu tentangnya.Pria itu pun kembali, pasrah karena tak bisa berbuat apa pun untuk memaksa ke dalam dan menghubungi Alex. Namun, kali ini dengan mengirimkan chat saja agar tak terlalu mencolok saat para p
Read more

Apa yang Membuatmu takut?

Apa yang Membuatmu Takut? "Kalian sudah berada di dalam?" tanya Alex pada anak buah Eksha. Pria itu diberi wewenang untuk ikut langsung mengurus Adelia. Sebab lelaki itulah yang memberi Eksha informasi. "Ya, kami sudah berada di koridor kamarnya." "Hem. Bagus. Jangan beri ampun dan seret mereka. Kalau perlu kamu bunuh saja pria bernama Yusuf itu." "Maaf, Tuan. Membunuh tidak ada dalam perjanjian kami dengan Tuan Eksha." "Yah, terserahlah. Itu karena Om belum tahu saja kalau Yusuf sudah menyembunyikan Adelia. Kalau sudah terbukti, pria itu pasti akan mati!" tekan Alex kesal karena kemauannya dibantah. "Baik. Nanti kami laporkan lagi," ucap kepala tim itu pada Alex. "Ish!" Alex mendesis. Harusnya Eksha juga memberi wewenang padanya memberi perintah bukan hanya mengawasi dan mengarahkan. Namun, tak lama sebuah senyuman masam terlukis di wajahnya. Setidaknya rencananya kali ini berhasil. "Kamu menang hebat, Yusuf. Tapi aku Alex, adalah orang yang pantang menyerah sebelum mendapat
Read more

Ambil Peluang atau Selsai

Ambil Peluang atau Selesai"Tidak ada gadis itu di sini, tapi istrinya yang tampak sakit." Orang yang paling akhir bicara pada orang di ujung telepon. Pria itu tersenyum misterius mengingat bagaimana ponakan bosnya bernama Alex itu memberi tahu tadi."Ponsel Yusuf sudah lama tak aktif, jadi keberadaannya tidak bisa terdeteksi dari sinyal ponsel. Bahkan dari nomor Hanna tak ada satupun nomor baru yang mengindikasikan bahwa nomor tersebut adalah nomor baru Yusuf." Alex menjelaskan apa yang harus mereka lakukan untuk memata-matai pria itu."Jadi?" tanyanya meminta saran pada orang yang selama ini lebih dulu tahu bagaimana kehidupan Yusuf."Pasang penyadap di kamarnya untuk berjaga-jaga. Aku tahu Yusuf bukan orang bodoh. Dia pasti akan berusaha memanipulasi keadaan untuk menyembunyikan Adelia. Sebelum ini, ada suruhan Om Eksha yang gak becus mencari jejak gadis itu di rumahnya. Padahal jelas-jelas aku melihat sendiri istrinya datang membawa foto Adelia dengan
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status