"Semua ini harus jelas, Mbak. Kapan Mas Zidan datang? Aku yakin ini tak ada sangkut pautnya dengan kesalahan dia. Jadi kita harus selidiki dan menemukan kebenaran." Hanna mengucap mantap. Jangan sampai Yusuf salah target balas dendam pada Zidan, dengan melampiaskan padanya sebagai adik. Namun, kenyataannya tidak demikian. "Ya, Na. Aku setuju. Aku akan kerahkan kemapuan untuk menyelidikinya." Indah menyahut mantap. "Oya, kapan Mas Zidan datang?" "Besok, insyaAllah." "Wah, cepat juga." "Huum. Katanya dia hanya akan tidur di pesawat. Dan lagi karena perjalanan ke Turkey dibatalkan. Katanya dia kan ke sana karena sebelumnya Alex yang ngajak. Deu, aneh banget tuh orang. Aku yakin, diam-diam Mas Zidan juga cemas, setelah kuprovokasi, Na." Indah merasa bangga sekaligus lega. Sang suami mau mendengarkannya. "Ouh, gitu. Yaudah, aku mau pulang dulu, Mbak. Ga enak kalau Mas Yusuf yang datang duluan dan menunggu. "Ciee, iye, iye. Pengantin baru," goda Indah, dan Hanna hanya tersenyum meliha
Read more