All Chapters of Suamiku Terjerat Hubungan Terlarang: Chapter 51 - Chapter 60

110 Chapters

Part 51

Sudahlah, toh aku mencari uang juga untuk membahagiakan dirinya. Jadi, asalkan dia bahagia, itu sudah sangat cukup buatku. Kalau aku kelaparan tidak masalah. Yang penting Lusi tidak sampai kelaparan.Ponselku kembali berbunyi. Kali ini ada panggilan masuk dari Mayla istriku. Pasti dia akan memintaku supaya mentransfernya sejumlah uang untuk Raihan.Enak saja dia masih minta uang kepadaku, setelah semua yang dia lakukan. Raihan sudah tidak menganggapku sebagai ayahnya, jadi sekarang aku sudah tidak memiliki tanggung jawab lagi terhadap bocah itu. Tanggung jawabku sekarang ini hanyalah Lusi. Sebab dia adalah masa depanku.Apalagi, sekarang enam puluh persen dari gajiku sudah dipotong secara langsung dari perusahaan dan ditransfer langsung ke rekening Mayla. Tapi dasarnya dia boros, dia tidak bisa memanage keuangan secara baik. Baru beberapa hari saja uangnya sudah ia habiskan.Ojek online yang aku tumpangi berhenti tepat di depan pagar rumah. Gegas aku turun, memanggil Lusi dan meminta
Read more

Part 52

Hampir dua puluh menit aku menunggu, dokter juga sudah selesai melakukan tindakan kuretase kepada Lusi, dengan jam tangan bermerek milikku sebagai jaminannya. Untung saja pihak rumah sakit masih memberi sedikit toleransi dan mau menangani Lusi walaupun aku belum bisa membayar down payment biaya rumah sakit, karena itu menyangkut nyawa seseorang.“Pak Ibnu!” panggil Rudi sambil tersenyum ke arahku.Dih, sok akrab. Kalau sedang tidak membutuhkan tenaganya juga tidak mau dekat-dekat dengan para bawahan. Malas. Nanti ujung-ujungnya ngelunjak, cari muka, memintaku supaya mempromosikan mereka untuk naik jabatan.“Totalnya jadi lima ratus ribu ya, Pak. Soalnya tadi tukang ojek yang menjaga mobil Bapak minta tambahan uang. Katanya Bapak Cuma ngasih mereka delapan puluh ribu. Mereka semua mengancam jika aku tidak memberi mereka uang, maka mereka akan menahan mobil Bapak,” ucap Rudi panjang lebar.Bikin pusing saja. Apa dia tidak tahu perasaanku sedang tidak karuan?Membuka pintu mobil, duduk d
Read more

Part 53

Tapi, kenapa suara perempuan itu sepertinya bukan suara Mayla istriku. Apa Abraham diam-diam memiliki kekasih lain selain Mayla?Sambil meringis menahan sakit aku berjalan menuju mobil. Kuseret langkahku sambil menahan nyeri karena kaki ini terus saja mengeluarkan darah. Aku tidak mau Abraham sampai tahu kalau aku membuntutinya.Masuk ke dalam mobil dan kembali melajukan kendaraanku menuju rumah sakit menemui Lusi.“Kamu dari mana saja, Mas?” Lusi menatap curiga ketika aku sampai di rumah sakit dengan keadaan yang teramat kacau.“Nyari Mayla!” jawabku jujur.Mata indah Lusi membulat sempurna mendengarku menyebut nama Mayla.“”Tenang saja, Lus. Aku nyariin dia Cuma mau minta uang gajiku, buat biaya perawatan kamu di rumah sakit!” ungkapku, tidak mau dia curiga dan mengira aku masih berhubungan dengan Mayla.“Tapi kok lama banget?”“Maylanya nggak ketemu. Sudah pindah. Ngikutin Bram sampai ke rumahnya juga dia malah lagi ena-ena sama perempuan lain. Sial banget aku hari ini tahu, nggak?
Read more

Part 54

Bibir Lusi terkatup rapat. Mata perempuan berusia tiga puluh empat tahun itu menatap nanar ke arahku, menunjukkan rasa terkejut sebab aku menemukan benda tersebut di dalam tasnya.“Untuk apa kamu menyimpan benda seperti itu, Lusi?!” Sentakku kalap, tidak peduli kalau saat ini keadaan Lusi sedang tidak berdaya. Hati ini sudah terlanjur sakit serta terbakar cemburu.“Itu punya temen!” Jawabnya pelan.Bulsyit!Mana ada seorang teman yang menitipkan kontrasepsi kepada seorang wanita. Memangnya aku kaki-laki bodoh.“Katakan, Lusi. Siapa laki-laki yang tadi bersama kamu, juga beberapa pria yang berkirim pesan dengan kamu. Apa jangan-jangan, selama ini kamu menjual tubuh kepada mereka?!” Mencondongkan badan menatap dalam-dalam netra beningnya.Plak!Panas perih menjalar di pipi kanan serta kiriku, saat tangan Lusi mendarat. Dia terlihat kalap. Mungkin tersinggung dengan ucapanku.“Kenapa mesti tersinggung? Nyatanya banyak chat di ponsel kamu dengan para lelaki hidung belang, bahkan kamu meng
Read more

Part 55

Ah, sepertinya tidak mungkin. Mayla begitu mencintaiku. Buktinya, walaupun sudah tahu aku berkhianat, dia masih mau memberikan hakku sebagai seorang suami. Pasti Mayla belum bisa move on dariku.Karena penasaran, iseng-iseng kubuka sosial media berwarna biru belogo huruf F dan melihat apa saja kegiatan Mayla selama dia menjauh dariku. Pasti isi statusnya hanya ratapan-ratapan pilu. Aku sangat yakin itu.Dan ....Sial!Kenapa semua statusnya malah memamerkan kedekatannya dengan Abraham juga Gus Azmi. Apa maksudnya coba?Apa dia sengaja ingin memanas-manasi aku?Tidak Mayla. Aku tidak akan cemburu melihat kamu bersama kedua manusia sok alim itu. Aku masih lebih hebat dari mereka, bahkan kalau aku mau, saat ini juga aku bisa membawamu kembali ke rumah dan menjauhkan kamu dari kedua laki-laki sok tampan itu.Argh!Melempar semua yang ada di atas meja, hingga berkas-berkas yang belum selesai aku kerjakan berserakan di lantai.“Ibnu, apa-apaan kamu. Kenapa semua berkas-berkas yang ada di me
Read more

Part 56

Drrrttt... Drrrttt... Ponsel dalam saku celanaku terus saja berdering. Lagi. Lusi memanggil. Sambil menahan emosi kugeser tombol hijau, menyapa wanita yang membuat moodku buruk sembari masuk ke dalam. “Mas, jemput sekarang. Aku sudah keluar dari rumah sakit, kamu malah nggak mau jemput aku!” Rutuknya tanpa basa-basi. “Iya, aku jemput sekarang!” jawabku malas. Kembali masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin kendaraan roda empat tersebut untuk menjemput Lusi. Orang lain yang berbuat, malah aku yang suruh repot. “Lama banget, sih?!” sungutnya saat aku menepikan mobil di parkiran rumah sakit. Aku hanya menoleh tanpa berucap sepatah kata pun. “Mana uang aku yang kamu pake buat bayar biaya rumah sakit?” Lusi menodongkan tangan. Aku mendesah kesal. Duit mulu yang ada di dalam otaknya. “Mas! Mana uangnya?!” teriak perempuan berambut keemasan itu membuatku berjingkat kaget. “Nggak ada!” jawabku sambil fokus mengemudi. “Kok bisa nggak ada? Pokoknya aku nggak mau tahu. Ganti uang aku s
Read more

Part 57

#Mayla“Oke. Kalau kamu tidak mau memberikan uang itu. Berarti saya tidak akan menceraikan kamu juga. Supaya status kamu gantung dan tidak ada satu orang pun yang bisa menikahi kamu!” ancam Mas Ibnu, menatap menghunus manikku.Aku menyentak nafas kasar sambil membuang muka. Kebiasaan, hobi sekali mengancam serta menekan istri.Tapi aku tidak akan gentar, Mas. Aku akan mempertahankan hakku dan juga Raihan, tidak akan membiarkan apa yang sudah kita berdua susah payah kumpulkan dinikmati oleh si pelakor.“Aku pastikan hidup kamu tidak akan bahagia, Mayla!” ucapnya lagi sebelum pergi meninggalkan toko bunga tempatku bekerja.“Kamu yang sabar, Mayla. Jangan takut!” Abraham mendekat dan berdiri di sisiku.Aku mengangguk dan tersenyum.“Aku akan selalu melindungi kamu dan juga Raihan!” ucapnya lagi.Aku menoleh menatap wajah tampannya. Lagi. Ada desiran aneh di dada manakala tanpa sengaja pandangan kami saling berserobok. Aku tidak tahu perasaan apa yang sudah bertengger di dada. Apakah itu
Read more

Part 58

“Mayla! Kamu itu kenapa sih?!” Ternyata Abraham mengejar dan mengambil paksa semua barang yang ada di tangan.“Aku mau pulang, Bram. Anak aku nungguin!” ucapku meninggikan nada bicara satu oktaf.“Kan tadi aku sudah bilang. Kita pulang bareng-bareng. Rumah kita searah. Kamu juga pulangnya ke toko aku!” Dia menatap tajam wajahku tanpa ekspresi.Aku menelan ludah sambil memalingkan wajah. Salah tingkah.“Kembalikan barang-barang aku, Bram!” pintaku memelankan nada bicara.“Aku nggak mau!”Ya Tuhan, aku baru tahu kalau laki-laki ini begitu keras kepala. Apa sih maunya Abraham?“Bram. Aku mau pulang. Anak aku nungguin!” Memasang wajah memelas.“Mayla. Kita pulang bareng. Memangnya kenapa sih kalau jamu pulang sama aku? Apa kamu lagi ada janji sama pria lain?”Memutar badan, berlari menuju lift dan turun ke lantai dasar. Dan ketika berada di halaman mal ternyata Athira dan pria itu sudah berdiri di sana.Ya Allah. Maunya dia apa sih? Apa sengaja ingin memanas-manasi aku dengan kekasih baru
Read more

Part 59

Malam kian beranjak larut dan sunyi. Aku membenamkan tubuh ke dalam selimut, mencoba memejamkan mata menjemput lelap, mengistirahatkan badan serta hati yang terasa lelah. Tidak lupa juga mematikan ponsel. Menghindari panggilan masuk dari orang-orang terdekatku.Namun entah mengapa, walaupun berusaha untuk memejamkan mata, hati ini terus saja berkelana. Aku selalu saja memikirkan perempuan yang siang tadi bersama Abraham di mal.Ya Allah. Kenapa aku harus merasa seperti ini?Kenapa aku harus marah melihat dia bersama wanita lain?Dia itu bukan siapa-siapa aku. Dia dekat sama aku juga hanya karena kasihan melihat aku selalu disakiti oleh Mas Ibnu.Kembali membuka mata, menyalakan ponsel memutar murrotal supaya hati merasa tenang. Aku tidak mau terus-menerus memikirkan kaki-laki yang tidak memiliki hubungan apa-apa denganku.Menyibak tirai, membuka pintu ketika sebuah mobil berwarna merah terparkir di depan rumah dan Gus Azmi keluar dari dalam mobil tersebut. Wajah Raihan terlihat sangat
Read more

Part 60

Ponsel dalam tas Gus Azmi terus saja berdering. Pria berpenampilan sederhana itu segera keluar, menerima panggilan dari seseorang di seberang sana dengan wajah terlihat gusar.Ada apa?“May!” Mendesah sebal ketika Abraham menghampiri sambil tersenyum.“Kamu ngapain, Bram. Kirain sudah pulang?” tanyaku sambil merengut.“Lah, aku dari tadi di belakang kamu, loh. Masa kamu nggak tahu?” Alis tebal pria berambut gondrong itu bertaut hingga hampir menyatu.“Memangnya aku ada spionnya. Bisa lihat orang yang ada di belakang?!”Abraham tertawa. Ih, dasar nggak jelas. Memangnya ada yang lucu dan bisa membuat orang tertawa?“Kalau ada Gus Azmi ada aku di sebelah kamu juga nggak kelihatan, May. Dia yang lebih mencolok karena dia itu calon suami kamu!” Dia berujar sambil mengambil posisi mendorong kursi roda, membawa Raihan menemui dokter ortopedi, memeriksakan perkembangan kesehatan kaki anakku.“Dek Mayla, maaf saya harus pulang ke Tegal sekarang. Ada keperluan mendesak di sana. Sekali lagi saya
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status