“Loh, kok sudah dipeking semua barang-barangnya Raihan, Gus?” tanyaku ketika sampai di rumah sakit, dan melihat semua barang anakku sudah di masukkan ke dalam tas.“Kata dokter, Raihan sudah boleh pulang, Dek.” Jawab Gus Azmi pelan, hampir tidak terdengar.“Oh, ya sudah. Saya ke bagian administrasi dulu, mau melunasi biaya perawatan Raihan selama di rumah sakit,” ucapku lagi.“Sudah saya bayar semua, Dek.”“Habis berapa, Gus? Biar saya ganti.”“Ndak usah, Dek. Sudah kewajiban saya membayar biaya Raihan, sebab dia begini juga karena keteledoran saya!”“Terima kasih, Gus!”Alhamdulillah, ternyata Gus Azmi benar-benar membiayai pengobatan Raihan.Pukul sebelas siang, dokter mengizinkan Raihan pulang karena keadaannya sudah semakin membaik dan dia sudah mulai bisa menggerakkan kakinya perlahan. Gus Azmi membopong tubuh Raihan ke dalam mobil, mendudukkannya di kursi belakang kemudi lalu memasang sabuk pengaman di pinggang bocah berusia sebelas tahun itu.Dia kemudian ikut masuk ke dalam ta
Baca selengkapnya