"He--lla, dia yang su--dah menusukku," jelas Mas Mahesa. Membuat aku dan Mamah saling berpandangan."Maksud kamu apa, Mas?" tanyaku antusias."Hella, di-a marah dan menusuk perutku," jelas Mas Mahesa dengan nafas terengah-enagah.Mamah mendengkus, menatap tak percaya."Belum sebulan kalian menikah, dia sudah mau membunuhmu?" cecar Mamah tak habis pikir. "Ini Mahes ... perempuan yang membuatmu berpaling dari anak dan istri? Kelakuannya begitu kasar, tak lebih baik dari preman pasar!" gerutu Mamah, sangat kesal.Aku sendiri cukup terkejut mendengarnya, tidak menyangka perempuan itu bisa berbuat anarkis terhadap mangsanya sendiri.Entah aku harus tertawa atau bersedih mendengar pengakuannya.Namun jujur saja, hati menertawakan keadaannya saat ini.Gimana, Masqu?Kapokkkk!"Gila! Benar-benar tidak waras dia." sembur Mamah dengan nafas terengah-engah."Belum apa-apa, karma sudah datang menghampirimu, Mahes." cibir Mamah. Mas Mahesa yang mendengar hanya meringis, entah menahan sakit dibagia
Read more