Semua Bab Kisah Cinta si Petani Tampan: Bab 61 - Bab 70

96 Bab

Bab 61

Aksi Azmya benar-benar erotis malam ini. Setelah menari di atas kejantanannya, wanita itu lantas meminta sang suami membuka kaos yang dikenakan pria itu. Bagai kerbau yang di cocok hidungnya, Arsyil menuruti dengan cepat permintaan sang istri. Selain takut sang anak terbangun lebih awal, Arsyil juga penasaran dengan apa yang diperbuat oleh Azmya selanjutnya.Arsyil melempar kaosnya yang basah ke sembarang arah. Azmya seketika menindih sang suami, lalu menenggelamkan wajahnya pada lekuk leher Arsyil. Azmya seolah meniru apa yang sering diperbuat oleh pria itu. Azmya memberikan jejak-jejak kepemilikan di sana.Merasa puas dengan leher sang suami, Azmya kini turun ke dada pria itu. Azmya bahkan sibuk menyesapi puncak dada sang suami. Arsyil menggelinjang. Azmya tak pernah seperti ini sebelumnya. Wanita itu terlihat beringas.Apa karena sudah dua bulan tubuh mereka tak menyatu, hingga hasrat wanita itu begitu menggebu-gebu?Yang jelas, Arsyil begitu blingsatan. Rasa
Baca selengkapnya

Bab 62

Ninik masih terus ngedumel walau telah kembali ke kamarnya. Tangisan cucunya masih belum berhenti. Itu artinya, anak dan menantunya itu masih sibuk bergumul di dalam sana.“Sudah lah, Bun. Kita tidur saja. Sebentar lagi juga mereka pasti selesai. Lagian, mereka sudah lama libur. Mungkin sama-sama meluapkan rindu. Bunda ini seperti tidak pernah muda saja,” ucap Sahid. Pria itu memahami situasi yang dialami oleh anak dan menantunya itu. Jika masa nifas baru saja selesai, perasaan ingin melakukan penyatuan, pasti begitu besar. Dia pun pernah mengalami hal itu. “Dulu kita tidak seperti itu. Kalau anak menangis ya langsung digendong!”“Itu karena Bunda mendapatkan suami yang pengertian. Kalau anakmu itu kan egoisnya keterlaluan.”“Anakmu, anakmu, Arsyil itu bukan hanya anak Bunda, tapi juga anak Ayah!”Sahid terkekeh mendengar ocehan sang istri. Sejak dulu, pria lanjut usia itu memang selalu suka menggoda istri dan anak bungsunya. Sikap kaku kedua orang itu, men
Baca selengkapnya

Bab 63

Mentari pagi ini terasa lebih cerah dari biasanya. Sama seperti suasana hati Arsyil. Pergumulan yang sudah hampir dua bulan tak dilaksanakannya, tadi malam terlaksana dengan sangat panas. Azmya begitu binal malam tadi. Wanita itu memekik, mengerang, bahkan menjerit melampiaskan kenikmatan yang sudah lama tak dirasakannya. Wanita itu bahkan meminta sang suami untuk terus menggempurnya walau sang bayi sudah menangis histeris.Arsyil bahkan berulang kali memasuki tubuh sang istri. Kejantanannya seakan tak pernah merasa puas sebelum memasuki tubuh Azmya berkali-kali.Dan, pagi ini, Arsyil tengah berusaha menahan hasratnya yang masih menggelora sejak tadi malam. Pria itu dengan sabar menanti sang buah hati yang masih menyusu.“Nak ... Ayo cepat minum susunya. Gantian ya ...”Azmya terkikik mendengar celotehan sang suami yang terus membujuk Arkana agar menyusu lebih cepat. Tapi, entah mengapa, Arkana pun seakan sengaja untuk menggoda ayahnya itu.Bayi berusia lima puluh hari itu, menyusu l
Baca selengkapnya

Bab 64

Pagi itu, Sahid mendorong sang cucu yang tengah tidur di stroller. Sebenarnya pria lanjut usia itu mendapat pekerjaan untuk menunggui Arkana berjemur di halaman rumah. Tapi, pria itu memilih untuk mengikuti sang istri yang sedang berbelanja di tukang sayur yang berhenti tepat di depan kediaman ketua RT.“Wah, Pak Sahid sedang bawa cucu jalan-jalan pagi ya,” ucap seorang warga.“Sebenarnya saya dapat tugas dari Arsyil untuk menemani Arka berjemur. Biar sehat, kena matahari pagi. Tapi, ya sekalian saja menemani istri saya belanja,” jawab Sahid.“Harusnya biar ibunya yang jemur Arka. Biar ibunya sekalian berjemur biar ikutan sehat. Menantunya jangan terlalu dimanja, Pak. Tidak baik, wanita yang baru melahirkan bermalas-malasan begitu.”Ninik menatap geram pada istri dari ketua RT itu. Padahal Ninik sudah sangat paham dengan tingkah Indri. Istri dari ketua RT itu memang selalu mencari-cari kesalahan Azmya. Wanita itu memang sangat membenci Azmya, karena Mutiara— anaknya Indri— menaruh hat
Baca selengkapnya

Bab 65

Malam ini adalah malam kedua setelah Arsyil berbuka puasa. Pria itu sudah merancangnya sejak sore. Arsyil sudah mengira-ngira gaya apa yang akan mereka pakai agar tidak perlu terlalu lama hingga mencapai puncak berkali-kali.Mereka harus bisa menyelesaikan pertempuran panas itu dalam waktu kurang dari satu jam, agar Arkana tak lagi terbangun karena kehausan. Azmya sudah berganti pakaian. Wanita itu kini menyusui sang bayi dengan menggunakan gaun malam yang sangat seksi. Hal itu dilakukan untuk menghemat waktu. Sehingga begitu selesai menyusui, dirinya hanya perlu menunggu Arsyil meletakkan Arkana ke dalam box, dan mereka bisa langsung bergumul di atas ranjang.Arsyil bahkan sudah mulai membelai sang istri, saat wanita itu masih menyusui Arkana. Azmya bahkan sudah mencapai puncaknya pertamanya saat itu.“Buka saja semuanya,” perintah Arsyil, saat pria itu tengah mengambil Arkana dari pangkuan sang istri. Azmya pun menuruti keinginan san
Baca selengkapnya

Bab 66

Pernikahan Arsyil dan Azmya semakin lengkap sejak kehadiran Arkana di tengah-tengah mereka. Azmya memutuskan untuk melakukan program keluarga berencana. Wanita itu dirinya fokus mengurusi Arkana lebih dulu. Arsyil pun sepakat mengenai hal itu.Azmya menikmati perannya sebagai ibu baru. Dirinya tak lagi mengurusi usaha yang dirintisnya karena sibuk mengurusi sang anak. Arsyil pun memang menginginkan sang istri hanya fokus pada keluarga kecil mereka saja.Arkana tumbuh menjadi anak yang sehat. Tumbuh kembang putra pertama Arsyil dan Azmya itu juga sangat baik. Bahkan, Arkana sudah mengucapkan kata pertamanya di usia enam bulan.Kehidupan ranjang Azmya dan Arsyil juga bertambah hangat. Rasa cinta si petani tampan itu semakin bertambah besar pada sang istri.Bagaimana tidak, Azmya mengurus Arkana dengan sangat baik. Azmya juga mengurusi hasrat sang suami dengan baik pula. Hidup mereka seakan sempurna. Memiliki pasangan yang rupawan, saling mengerti dan saling m
Baca selengkapnya

Bab 67

Pagi itu, Azmya dan Arsyil merasa suka cita sekaligus haru. Pasalnya, ini adalah hari pertama Arkana bersekolah. Anak tampan itu kini sudah berusia lima tahun. Dirinya akan bersekolah di taman kanak-kanak yang tak jauh dari dari balai desa.Azmya sudah memakaikan seragam, memotret putra pertamanya itu. Azmya bahkan sudah mengirimkan foto Arkana kepada kedua kakek dan neneknya yang berada di Jakarta dan Yogyakarta. Semua orang begitu antusias melihat Arkana dalam balutan seragam sekolah yang berwarna biru. Si anak kutu buku akhirnya bersekolah. Anak jenius itu akan menunjukkan kemampuannya pada semua orang. Begitulah pesan yang dikirimkan oleh seluruh keluarga. Dengan mengendarai sepeda motor, Arsyil membawa anak dan istrinya menuju taman kanak-kanak itu. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk tiba di sana.Dan saat tiba di sana. Arkana sama sekali tak mau turun dari dekapan Azmya. Bagi Azmya dan Arsyil itu sangat wajar. Anak mereka memang tak terlalu suka dengan keramaian. Kedua oran
Baca selengkapnya

Bab 68

Dengan mengendarai sepeda motor, Arsyil membawa anak dan istrinya menuju taman kanak-kanak itu. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk tiba di sana.Dan saat tiba di sana. Arkana sama sekali tak mau turun dari dekapan Azmya. Bagi Azmya dan Arsyil itu sangat wajar. Anak mereka memang tak terlalu suka dengan keramaian. Kedua orang tua Arkana itu pun sudah mengantisipasinya. Mereka sudah bisa menebak perilaku sang anak yang tak ingin lepas. Azmya dan Arsyil yakin, seiring berjalannya waktu. Arkana pasti akan bisa beradaptasi di dengan lingkungan barunya.Tapi, apa yang terjadi beberapa menit kemudian, membuat Azmya dan Arsyil saling pandang. Mereka tak mengira Arkana akan bersikap tak biasa.Anak petani tampan itu, memukuli kedua telinganya sembari berteriak-teriak. Dua orang guru berusaha untuk menangani anak itu. Tapi Arkana malah semakin agresif. Anak itu tak segan-segan mendorong bahkan memukul kedua guru itu. Azmya berlari menghampiri anaknya. “Arka,
Baca selengkapnya

Bab 69

“Loh, kok lari-larian? Motornya mana?” tanya Azmya saat anak dan suaminya tiba di rumah. “Aku titip di Pak Narto yang di ujung jalan itu. Aku ambil motor dulu ya,” ucap Arsyil pria itu berusaha untuk tersenyum. Padahal hatinya masih merasakan sakit atas perbuatan beberapa anak terhadap Arkana.“Mogok?’Arsyil menggelengkan kepalanya, “Nanti aku ceritakan ya. Aku ambil motor dulu, gak enak nitip lama-lama.” Arsyil mengambil langkah seribu. Rasanya dia belum mampu untuk menceritakan kejadian itu pada sang istri. Dia harus mengatakan apa pada Azmya, nanti? Dia saja merasa sangat sakit saat mendengar cemoohan itu, apalagi Azmya yang sudah mengandung, menyusui dan mengurusi Arkana hingga tumbuh dengan sangat baik seperti ini.Arkana yang histeris setiap ke sekolah saja, sudah membuat wanita itu bersedih. Bagaimana jika dia mendengar anaknya dipanggil orang gila oleh anak lainnya?Azmya pasti hancur.***“Nak Arsyil, saya mohon maaf ya atas perb
Baca selengkapnya

Bab 70

“Kamu tuh didik anakmu dengan benar! Anak jangan dikurung di rumah terus, jadi gila kan! Kang Arsyil pasti menyesal sekali punya istri seperti kamu. Mengurusi anak saja tak bisa sampai anak gila begitu!” cebik Melisa. Rupanya salah satu anak yang merundung Arkana adalah anak dari janda genit itu.“Mi, ayo pulang,” lirih Arsyil. Banyak orang yang kini mengerumuni mereka.“Pantas saja anaknya tidak punya akhlak, gak beda jauh sama ibunya!” pekik Azmya tak mau kalah.“Sudahlah Sayang. Berdebat dengan orang yang tidak punya adab tidak akan ada habisnya. Kita pulang ya, kasihan Arka,” lirih Arsyil yang sedari tadi berusaha mendekap Arkana yang terus histeris sembari memukuli kepalanya sendiri.“Anak aku gak gila, Ars,” lirih Azmya. Arsyil tersenyum lembut. Pria itu menganggukkan kepalanya. Arsyil mengerti betapa hancur hati sang istri saat mendengar anaknya dilabeli sebagai orang gila.“Ayo kita pulang. Kasihan Arka kalau terus mendengar ucapan-ucapan seperti itu.”Kali ini Azmya menganggu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status