Pagi itu, Sahid mendorong sang cucu yang tengah tidur di stroller. Sebenarnya pria lanjut usia itu mendapat pekerjaan untuk menunggui Arkana berjemur di halaman rumah. Tapi, pria itu memilih untuk mengikuti sang istri yang sedang berbelanja di tukang sayur yang berhenti tepat di depan kediaman ketua RT.“Wah, Pak Sahid sedang bawa cucu jalan-jalan pagi ya,” ucap seorang warga.“Sebenarnya saya dapat tugas dari Arsyil untuk menemani Arka berjemur. Biar sehat, kena matahari pagi. Tapi, ya sekalian saja menemani istri saya belanja,” jawab Sahid.“Harusnya biar ibunya yang jemur Arka. Biar ibunya sekalian berjemur biar ikutan sehat. Menantunya jangan terlalu dimanja, Pak. Tidak baik, wanita yang baru melahirkan bermalas-malasan begitu.”Ninik menatap geram pada istri dari ketua RT itu. Padahal Ninik sudah sangat paham dengan tingkah Indri. Istri dari ketua RT itu memang selalu mencari-cari kesalahan Azmya. Wanita itu memang sangat membenci Azmya, karena Mutiara— anaknya Indri— menaruh hat
Malam ini adalah malam kedua setelah Arsyil berbuka puasa. Pria itu sudah merancangnya sejak sore. Arsyil sudah mengira-ngira gaya apa yang akan mereka pakai agar tidak perlu terlalu lama hingga mencapai puncak berkali-kali.Mereka harus bisa menyelesaikan pertempuran panas itu dalam waktu kurang dari satu jam, agar Arkana tak lagi terbangun karena kehausan. Azmya sudah berganti pakaian. Wanita itu kini menyusui sang bayi dengan menggunakan gaun malam yang sangat seksi. Hal itu dilakukan untuk menghemat waktu. Sehingga begitu selesai menyusui, dirinya hanya perlu menunggu Arsyil meletakkan Arkana ke dalam box, dan mereka bisa langsung bergumul di atas ranjang.Arsyil bahkan sudah mulai membelai sang istri, saat wanita itu masih menyusui Arkana. Azmya bahkan sudah mencapai puncaknya pertamanya saat itu.“Buka saja semuanya,” perintah Arsyil, saat pria itu tengah mengambil Arkana dari pangkuan sang istri. Azmya pun menuruti keinginan san
Pernikahan Arsyil dan Azmya semakin lengkap sejak kehadiran Arkana di tengah-tengah mereka. Azmya memutuskan untuk melakukan program keluarga berencana. Wanita itu dirinya fokus mengurusi Arkana lebih dulu. Arsyil pun sepakat mengenai hal itu.Azmya menikmati perannya sebagai ibu baru. Dirinya tak lagi mengurusi usaha yang dirintisnya karena sibuk mengurusi sang anak. Arsyil pun memang menginginkan sang istri hanya fokus pada keluarga kecil mereka saja.Arkana tumbuh menjadi anak yang sehat. Tumbuh kembang putra pertama Arsyil dan Azmya itu juga sangat baik. Bahkan, Arkana sudah mengucapkan kata pertamanya di usia enam bulan.Kehidupan ranjang Azmya dan Arsyil juga bertambah hangat. Rasa cinta si petani tampan itu semakin bertambah besar pada sang istri.Bagaimana tidak, Azmya mengurus Arkana dengan sangat baik. Azmya juga mengurusi hasrat sang suami dengan baik pula. Hidup mereka seakan sempurna. Memiliki pasangan yang rupawan, saling mengerti dan saling m
Pagi itu, Azmya dan Arsyil merasa suka cita sekaligus haru. Pasalnya, ini adalah hari pertama Arkana bersekolah. Anak tampan itu kini sudah berusia lima tahun. Dirinya akan bersekolah di taman kanak-kanak yang tak jauh dari dari balai desa.Azmya sudah memakaikan seragam, memotret putra pertamanya itu. Azmya bahkan sudah mengirimkan foto Arkana kepada kedua kakek dan neneknya yang berada di Jakarta dan Yogyakarta. Semua orang begitu antusias melihat Arkana dalam balutan seragam sekolah yang berwarna biru. Si anak kutu buku akhirnya bersekolah. Anak jenius itu akan menunjukkan kemampuannya pada semua orang. Begitulah pesan yang dikirimkan oleh seluruh keluarga. Dengan mengendarai sepeda motor, Arsyil membawa anak dan istrinya menuju taman kanak-kanak itu. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk tiba di sana.Dan saat tiba di sana. Arkana sama sekali tak mau turun dari dekapan Azmya. Bagi Azmya dan Arsyil itu sangat wajar. Anak mereka memang tak terlalu suka dengan keramaian. Kedua oran
Dengan mengendarai sepeda motor, Arsyil membawa anak dan istrinya menuju taman kanak-kanak itu. Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk tiba di sana.Dan saat tiba di sana. Arkana sama sekali tak mau turun dari dekapan Azmya. Bagi Azmya dan Arsyil itu sangat wajar. Anak mereka memang tak terlalu suka dengan keramaian. Kedua orang tua Arkana itu pun sudah mengantisipasinya. Mereka sudah bisa menebak perilaku sang anak yang tak ingin lepas. Azmya dan Arsyil yakin, seiring berjalannya waktu. Arkana pasti akan bisa beradaptasi di dengan lingkungan barunya.Tapi, apa yang terjadi beberapa menit kemudian, membuat Azmya dan Arsyil saling pandang. Mereka tak mengira Arkana akan bersikap tak biasa.Anak petani tampan itu, memukuli kedua telinganya sembari berteriak-teriak. Dua orang guru berusaha untuk menangani anak itu. Tapi Arkana malah semakin agresif. Anak itu tak segan-segan mendorong bahkan memukul kedua guru itu. Azmya berlari menghampiri anaknya. “Arka,
“Loh, kok lari-larian? Motornya mana?” tanya Azmya saat anak dan suaminya tiba di rumah. “Aku titip di Pak Narto yang di ujung jalan itu. Aku ambil motor dulu ya,” ucap Arsyil pria itu berusaha untuk tersenyum. Padahal hatinya masih merasakan sakit atas perbuatan beberapa anak terhadap Arkana.“Mogok?’Arsyil menggelengkan kepalanya, “Nanti aku ceritakan ya. Aku ambil motor dulu, gak enak nitip lama-lama.” Arsyil mengambil langkah seribu. Rasanya dia belum mampu untuk menceritakan kejadian itu pada sang istri. Dia harus mengatakan apa pada Azmya, nanti? Dia saja merasa sangat sakit saat mendengar cemoohan itu, apalagi Azmya yang sudah mengandung, menyusui dan mengurusi Arkana hingga tumbuh dengan sangat baik seperti ini.Arkana yang histeris setiap ke sekolah saja, sudah membuat wanita itu bersedih. Bagaimana jika dia mendengar anaknya dipanggil orang gila oleh anak lainnya?Azmya pasti hancur.***“Nak Arsyil, saya mohon maaf ya atas perb
“Kamu tuh didik anakmu dengan benar! Anak jangan dikurung di rumah terus, jadi gila kan! Kang Arsyil pasti menyesal sekali punya istri seperti kamu. Mengurusi anak saja tak bisa sampai anak gila begitu!” cebik Melisa. Rupanya salah satu anak yang merundung Arkana adalah anak dari janda genit itu.“Mi, ayo pulang,” lirih Arsyil. Banyak orang yang kini mengerumuni mereka.“Pantas saja anaknya tidak punya akhlak, gak beda jauh sama ibunya!” pekik Azmya tak mau kalah.“Sudahlah Sayang. Berdebat dengan orang yang tidak punya adab tidak akan ada habisnya. Kita pulang ya, kasihan Arka,” lirih Arsyil yang sedari tadi berusaha mendekap Arkana yang terus histeris sembari memukuli kepalanya sendiri.“Anak aku gak gila, Ars,” lirih Azmya. Arsyil tersenyum lembut. Pria itu menganggukkan kepalanya. Arsyil mengerti betapa hancur hati sang istri saat mendengar anaknya dilabeli sebagai orang gila.“Ayo kita pulang. Kasihan Arka kalau terus mendengar ucapan-ucapan seperti itu.”Kali ini Azmya menganggu
Walau merasa tersinggung pada awalnya, Azmya dan Arsyil akhirnya membawa sang anak ke dokter anak terlebih dahulu. Azmya dan Arsyil menyeritakan tentang gejala, tumbuh kembang, serta interaksi sosial Arkana terhadap lingkungan di sekitarnya. Dokter spesialis anak yang bernama Arifianto itu mendengarkan penjelasan Azmya dan Arsyil dengan seksama.Dokter pun melakukan berbagai pemeriksaan pada Arkana. Bahkan Arkana melakukan pemeriksaan itu selama tiga hari berturut-turut. Mulai dari fisik, saraf, dan psikologis termasuk pemeriksaan bahasa, kecerdasan, kemampuan gerak, dan respons saraf. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, Dr. Arif memberikan diagnosis jika Arkana menderita sindrom asperger.“Syndrome Asperger, Dok? Itu penyakit apa? Bukan penyakit kejiwaan kan Dok?” tanya Azmya. Wanita itu benar-benar tidak mengerti dengan penyakit yang dimaksudkan. Dr. Arif tersenyum. “Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan mental dan saraf yang tergolong dalam ganggu
Anggita begitu terkejut saat tiba-tiba kedua orang tuanya masuk ke dalam bilik ya dan mengatakan jika mereka baru saja menemui Arsyil. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang diperbuat orang tuanya di kediaman pria yang dicintainya itu? Apa orang tuanya sudah mengetahui alasan yang sebenarnya, mengapa dia dipecat? Apa ayah dan ibunya akan memarahinya karena mencintai suami orang? Apa ayah dan ibunya akan murka karena dia sering menonton aksi Arsyil dan Azmya?Anggita pun menegakkan tubuhnya. Gadis itu bersiap akan cecaran orang tuanya. Tapi, kalimat pertama yang ditanyakan oleh ibunya, membuat Anggita terkejut.“Apa benar Pak Arsyil sering menggoda kamu?” tanya Mila. Dahi Anggita berkerut mendengar pertanyaan sang ibunda.Menggoda? Pria beristri itu tak pernah sekalipun menggodanya. Jangankan menggoda, pria itu bahkan tidak bisa untuk digoda. Kenapa kedua orang tuanya bisa mempunyai pikiran seperti itu?“Bapak dan ibu tadi bertemu dengan tetangganya. Katanya Pak Arsyil itu sering menggo
“Kenalkan, nama saya Indri. Saya istri dari ketua RT, tempat di mana Arsyil dan Azmya tinggal. Kebetulan rumah saya tepat di depan rumah mereka,” ucap Indri.“Ada apa dengan mereka?” tanya wanita itu. Mila pun tanpa ragu menyeritakan apa yang terjadi pada anaknya.“Mia memang seperti itu. Cemburuan gak jelas. Anak saya juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Padahal Arsyil itu naksir berat dengan anak saya tadinya. Tau-tau digoda oleh si Mia itu! Eh ... sekarang malah menuduh anak Ibu dan Bapak yang menggoda suaminya. Padahal saya yakin, pasti Arsyil yang lebih dulu menggoda anak Bapak dan Ibu. Arsyil itu sebenarnya jenuh sama istrinya yang tidak bisa apa-apa itu!”“Berarti Pak Arsyil itu mata keranjang ya?” tanya Mila. Wanita paruh baya itu menatap tak percaya.“Bukan Arsyil yang mata keranjang. Tapi, istrinya itu yang tidak becus dalam mengurusi suami. Mia itu kan tidak bisa memasak, tidak bisa mengurus rumah. Bahkan sudah tidak perawan saat menikah!”Mata Mila dan Jajang melebar
Mila dan sang suami memutuskan untuk berhenti di sebuah warung makan yang tak jauh dari kediaman Arsyil dan Azmya. Pasangan suami istri paruh baya itu masih begitu emosional. Ucapan Arsyil dan Azmya yang menuduh anaknya hendak menjadi orang ketiga bagi rumah tangga keluarga petani itu, membuat Mila dan sang suami meradang.Mereka tau betul sikap Anggita. Putri sulung mereka itu adalah seorang anak yang lemah lembut. Lakunya juga sangat baik. Anggita bahkan tak pernah terlihat berhubungan dekat dengan seorang pria. Bagaimana mungkin anak yang begitu lugu bisa menggoda seorang pria yang notabenenya adalah majikannya? Bahkan pria itu berusia jauh lebih tua dari anak mereka.“Saya yakin Pak. Pasti Bu Mia itu mengada-ada. Masa anak kita dituduh menggoda suaminya. Pasti dianya saja yang cemburuan. Atau ... jangan-jangan Pak Arsyil yang menggoda anak kita, tapi menuduh Anggi yang menggodanya, saat ketahuan oleh istrinya itu!” umpat Mila.“Menurut Bapak juga
Ibu kandung Anggita menghampiri rumah Arsyil yang berada di desa yang bersebelahan dengan desa tempatnya tinggal. Mila berangkat ke sana bersama sang suami. Sebenarnya pria itu tak mau menemani sang istri untuk mengemis sebuah pekerjaan untuk anaknya. Menurut pria itu, Anggita terlalu berlebihan. Harusnya, dengan pengalaman kerjanya selama mendampingi Arkana, anak gadisnya itu mampu mencari pekerjaan dengan lebih mudah.Namun, saat Anggita sama sekali tak menyentuh makanannya. Saat anaknya itu harus dipasangi selang infus karena tak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup, mau tak mau, pria itu mengikuti sang istri ke kediaman Arsyil dan Azmya.Sesampainya di sana, kedua orang tua Anggita memohon agar sang anak diperbolehkan untuk kembali bekerja di sana.“Kasihan Anggi sampai tidak mau makan dan minum, Pak, Bu,” ucap Mila. Wanita paruh baya itu, tanpa tau persolan yang menimpa anaknya, terus memohon pada Arsyil dan Azmya.“Mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menerima Anggi untu
Sementara itu, saat Azmya begitu menikmati permainan sang suami. Ada seorang gadis cantik yang terus menangis karena baru saja diberhentikan dari pekerjaannya. Gadis itu menangis bukan karena kehilangan pekerjaan. Dia menangis karena tak lagi bisa menatap pria pujaan hatinya lagi.Biasanya, setiap pagi gadis itu bersemangat karena akan kembali melihat seorang pria dewasa yang begitu perkasa. Menyapa pria itu, mendengar suara pria itu, bahkan menyaksikan tubuh atletis pria itu, sudah menjadi santapan sehari-hari Anggita. Arsyil Yudistira memang begitu memesona. Walau pria itu berusia tiga puluhan, tapi wajah tampan dan tubuh atletisnya, membuat Arsyil terlihat sangat menggairahkan bagi gadis-gadis seumuran Anggita.Gadis itu tak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Anggita merasakan getaran-getaran itu di hatinya, saat Arsyil mulai suka memujinya. Sejak saat itu, senyuman yang selalu ditampilkan oleh petani tamp
“Sepertinya beberapa hari belakangan, kamu cukup sehat,” ucap Arsyil saat dirinya bersama sang istri baru saja masuk ke kamar.“Iya. Rasanya tubuhku sudah mulai segar kembali. Apalagi tadi pagi sudah diurut dengan Ceu Edah. Tubuh ini jadi terasa tambah segar,” ungkap Azmya. Senyuman lebar terkembang di wajah Arsyil. Pria itu seketika menyergap Azmya. Memeluk erat sang istri dari belakang. Kini Arsyil sudah membenamkan wajahnya pada lekuk leher Azmya.“Sudah bisa melayaniku dong, kalau begitu.”Arsyil tak membutuhkan jawaban dari Azmya. Melihat kondisi tubuh sang istri begitu bugar, Arsyil pun tau jika Azmya sudah siap untuk melayaninya.Jemari pria itu kini telah menangkup salah satu benda kenyal milik Azmya. Arsyil memberikan pijatan-pijatan lembut di sana seraya memberikan jejak-jejak kepemilikan di leher sang istri.Azmya tentu saja mulai menikmatinya. Terlebih saat pria itu mulai menggesek-gesekkan bagian tubuhnya yang
Arkana sebenarnya tak lagi membutuhkan shadow teacher untuk mendampinginya belajar. Anak petani tampan itu sudah tak mengenyam pendidikan formal sejak tahun lalu. Begitu lulus dari sekolah taman kanak-kanak, Arsyil dan Azmya memutuskan jika sang anak melanjutkan pendidikan homeschooling.Azmya dan Arsyil langsung yang menjadi mentor bagi Arkana. Mereka memberikan banyak buku tentang pertanian dan robotik untuk Arkana. Arsyil bahkan mengajarkan Arkana yang baru berusia tujuh tahun itu untuk berselancar di internet, Deni memuaskan hasrat sang anak akan ilmu pengetahuan.Selama satu tahun setelah Arkana lulus dari taman kanak-kanak, Anggita hadir di sana, hanya untuk menemani Arkana jika Arsyil dan Azmya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.Dan kini, tanpa kehadiran Anggita, Arsyil harus benar-benar bisa membagi waktu antara mengurusi bisnis perkebunannya, mengurusi usaha yang dirintis oleh Azmya, serta menemani Arkana belajar.Sementara Azmya yang tengah hamil muda, hanya mampu terkula
“Kamu mengatakan ini agar aku melayanimu, kan, Ars?! Kamu kenapa sih, Ars? Sejak dulu, kalau menyangkut hal yang begituan, kamu selalu seperti anak kecil. Aku sedang tidak enak badan, Ars! Kalau aku dalam keadaan fit, aku juga tidak pernah menolak keinginan kamu!”“Mi ... Jangan teriak-teriak. Nanti, Arka dengar.”“Biar saja dia dengar. Biar dia tau kalau papanya begitu kekanakan! Hanya memikirkan dirinya sendiri!”“Anggi menawarkan diri untuk jadi istri keduaku!” ucap Arsyil.“APA?!”Azmya benar-benar terkejut dengan pernyataan yang baru saja terlontar dari bibir sang suami. Anggita menawarkan diri untuk menjadi istri kedua sang suami? Gadis itu secara terang-terangan mengatakan jika dia tertarik pada Arsyil. Yang benar saja!“Dia bilang, dia akan melayaniku dengan baik. Dia bahkan rela hanya dinikahi secara siri.”Lagi, Azmya terperangah. Bagaimana mungkin gadis yang begitu muda dan cantik, rela menyerahkan dirinya begitu saja pada seorang pria beristri? “Apa kamu pernah menjanjika
“Sayang ... Apa Arka masih membutuhkan seorang guru bayangan? Arka kan sudah tidak sekolah formal lagi?” tanya Arsyil saat pria itu baru saja mengantarkan Anggita ke depan pintu gerbang.“Ars ... Bisa tidak sih, kalau kamu tidak menganggu aku. Sebentar saja, Ars. Aku sedang merasa sangat lelah, pusing, mual, seluruh badanku rasanya tidak enak,” keluh Azmya.Baru saja dirinya terlelap. Sang suami sudah kembali mengganggunya. Padahal beberapa menit yang lalu, dirinya baru saja berpesan jika dia tak ingin diganggu.“Aku baru saja memecat Anggi.”Dahi Azmya berkerut. Wanita itu seketika menegakkan tubuhnya. Azmya tentu saja bingung karena sang suami tiba-tiba memecat seseorang yang sudah banyak membantu mereka. Sudah hampir dua tahun gadis itu menemani Arka. Arsyil bahkan bersikap begitu baik pada Anggita. Hingga Azmya kerap mendapati percikan cemburu di hatinya.“Memecat? Kok bisa? Dia berbuat apa? Ketahuan mencuri? Dia mencuri, iya? mencuri apa? Perabotan rumah? Uang? atau apa?”Arsyil