Home / Romansa / Kisah Cinta si Petani Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kisah Cinta si Petani Tampan: Chapter 21 - Chapter 30

96 Chapters

Eps. 21

“Kang Arsyil juga pernah mengatakan seperti itu, Bun. Katanya, pasti beruntung sekali, pria yang nantinya menjadi suami Tiara.”Azmya tak lagi dapat membendung air matanya. Tadi mertuanya yang memuji, dan ternyata sang suami juga pernah memuji Mutiara seperti itu. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Azmya berlalu. Diikuti Arsyil yang melangkah dengan risau.“Maaf karena sudah membuat Kamu menjadi pria sial, karena menikahiku!” ketus Azmya, saat dirinya bersama sang suami sudah berada di kamar.“Sayang,” panggil Arsyil. Hati Arsyil selalu merasa perih, saat melihat Azmya bersedih. Ah, lagi-lagi dirinya merasa gagal menjadi seorang suami. Lagi-lagi dirinya membuat Azmya bersedih.Harusnya, dirinya tak perlu bersikap kekanak-kanakan saat Azmya lebih memerioritaskan ayah dan ibunya. Harusnya dirinya bisa bersikap biasa saja. Andai saja Arsyil tak bermalas-malasan dan membukakan pintu buat Mutiara, bisa dipastikan Mutiara tidak akan bisa bertemu dengan Azmya. A
Read more

Eps. 22

“Mia, Sayang ... yuk makan siang,” ajak Ninik.“Tuh, Bunda sudah memanggil. Yuk kita makan siang,” ajak Arsyil.“Aku tidak mau! Kamu saja makan siang dengan gadis kesayanganmu itu! Kamu juga sudah lama kan, tidak makan masakan dia?!”“Aku tidak akan memakan masakan dia, Sayang. Yuk kita makan.” Azmya kembali menggelengkan kepalanya. Wanita itu bahkan kembali merebahkan tubuhnya.“Aku tidak mau!” “Kasihan Bunda, Mi. Dari tadi Bunda mengetok pintu terus. Bunda juga sudah memasak buat kita,” ucap Arsyil.“Makanya Kamu hampiri Bunda! Kalau Bunda menanyakan aku, bilang saja aku mengantuk dan sedang tidur,” pinta Azmya.Mengembuskan napas berat, terpaksa Arsyil menyeret langkah dan membuka pintu kamarnya. “Mana Mia?” tanya Ninik sembari mencuri pandang ke kamar Arsyil dan Azmya.“Ngantuk katanya, Bun.”Ninik menghela napas berat. “Mimi tersinggung dengan ucapan Bunda, ya Ars?”Arsyil hanya tersenyum. Tak mampu rasanya pria itu mengatakan
Read more

Eps. 23

“Bisa saja berbohongnya. Kalau memang si Anak Kota itu bisa memuaskan Arsyil, mana mungkin sampai sekarang dia belum hamil juga!” cebik Indri setelah Ninik dan Edah berlalu.“Jangan-jangan perempuan itu, mandul!” ucap Melisa. Beberapa pembeli pun turut menimpali. Penjual sayur hanya bisa menggelengkan kepala mendengar celotehan para pembelinya yang semuanya adalah ibu-ibu.Pembicaraan mengenai Azmya yang mandul terus bergulir di desa itu. Hingga kabar itu sampai di telinga Arsyil.Entah apa salah dirinya, hingga sang istri terus difitnah sejak menikah dengannya? Arsyil merasa selalu bersikap baik dengan para warga sejak memutuskan untuk menetap dan membuka usaha di sana. Pria itu bahkan merekrut banyak warga yang tak memiliki pekerjaan tetap untuk membantunya di kebun dengan upah yang sangat layak. Lantas kenapa istrinya terus menerus di fitnah oleh warga?Arsyil menghela napas berat. Lagi, pria itu menyalahkan dirinya. Karena menikah dengannya, Azmya harus meninggalkan hidupnya yang
Read more

Eps. 24

“Ars, apa aku ini hanya Kamu anggap sebagai pemuas nafsumu?! Apa pernah Kamu mengerti perasaanku sedikit saja?!”Arsyil sudah sangat paham dengan tabiat Azmya setiap kali datang bulan. Wanita itu menjadi sangat sensitif. Azmya mudah sekali tersulit emosi. Mudah marah, mudah menangis. Dan tiga bulan belakangan, Azmya malah bertambah sensitif di setiap menstruasi.“Maafkan aku,” lirih Arsyil. Pria itu sungguh tak mau berdebat. Terlebih Azmya tengah dalam masa sensitif. Biasanya, jika Arsyil sudah meminta maaf, Azmya akan diam dan kembali lembut padanya beberapa saat kemudian. Namun, tidak untuk hari ini.“Maaf untuk apa? Kalau Kamu tidak merasa bersalah jangan meminta maaf!”Arsyil menghela napas berat, kemudian hendak membawa Azmya ke dalam dekapannya. Tapi, wanita itu menepisnya dengan kasar.“Aku datang bulan, Ars! Itu artinya, bulan ini pun aku tidak hamil!”Lagi-lagi Arsyil menghela napas berat. pikirannya kembali melayang. Bagaimana jika Azmya menget
Read more

Eps. 25

“Kalau begitu, ayo kita cek kesuburan! Warga desa mengira aku yang mandul, Ars! Padahal kan bisa saja Kamu yang tidak subur! Asal Kamu tau, jika menurut data, lebih dari lima puluh persen penyebab kemandulan justru datang dari pria!” cebik Azmya. Dengan mata menyala, Azmya mengatakannya.“Jadi, Kamu menuduh aku yang mandul, iya?!”Pria itu tersulut. Bagaimana tidak, sang istri menuduhnya tak subur. “Aku memang sangat mencintaimu, Azmya. Tapi bukan berarti Kamu bisa berbicara seenaknya seperti itu?!” Untuk pertama kalinya Arsyil berbicara Azmya dengan nada yang cukup keras. Seketika air mata Azmya menetes.“Sayang ... A- aku minta maaf,” ucap Arsyil seraya ingin kembali menghapus air mata Azmya yang menetes karenanya. Namun, tentu saja tangan pria itu ditepis oleh sang istri. Azmya bahkan menatap sinis padanya. Tersirat jika wanita itu tengah sangat membenci Arsyil, sekarang.“Bagaimana rasanya, jika dicurigai sebagai orang yang mandul, Ars? Padahal aku hany
Read more

Eps. 26

“Seandainya itu benar, Mi. Seandainya aku benar-benar Arsyil tak subur?Membayangkan hal itu saja Azmya tak pernah. Pria itu terlalu perkasa untuk seseorang yang didiagnosa tak subur. Tapi, mengapa Arsyil berkata seperti itu? Apakah sang suami sudah memeriksakan kesuburannya lebih dulu tanpa memberitahu dirinya? Apakah ini adalah alasan, mengapa Arsyil tak mau diajak memeriksakan kesuburan mereka?Apa benar Arsyil yang mandul?“Bagaimana Mi? Bagaimana seandainya jika aku mandul. Apa Kamu akan pergi meninggalkan aku?” tanya Arsyil sekali lagi. “Kamu bicara apa sih, Ars?! Pertanyaan Kamu tidak lucu sama sekali!” ketus Azmya.“Tolong jawab, Mi. Aku butuh jawaban darimu.”Azmya menghela napas panjang. Ditatapnya sang suami yang terlihat sendu. Dalam hati wanita itu terus bertanya-tanya mengenai kebenaran itu. Apa benar Arsyil mandul?“Jawab Mi. Apa Kamu akan meninggalkan aku, jika aku tak bisa memberikanmu ke
Read more

Eps. 27

“Aku tidak mau hidup terpisah Ars! Bisa makin heboh desa ini jika itu terjadi. Tetangga depan akan mencari kesempatan untuk menarik perhatianmu! Aku tidak mau hal itu terjadi!” ketus Azmya.“Aku tidak akan pernah tergoda dengan wanita manapun, Azmya-ku. Kamu tidak memercayai aku?”“Pokoknya aku tidak mau memberikan celah sekecil apapun pada penggemar-penggemar Kamu di desa ini. Ku tak mau kita hidup terpisah. Titik, tidak pakai koma!!”Arsyil mengulas sebuah senyuman. “Aku juga tak sanggup jika berlama-lama jauh darimu, Azmya-ku,” ucap Arsyil yang sudah membawa Azmya ke dalam dekapannya.“Bisa-bisa aku kurang gizi nanti,” lanjut Arsyil. Jemari pria itu bahkan sudah mulai meremas salah satu gundukan indah sang istri. Seolah gundukan itulah yang membuat bobot tubuhnya semakin hari semakin bertambah. Azmya tentu saja membiarkan jemari-jemari sang suami menari di sana. Wanita itu sudah terbiasa. Arsyil memang selalu seperti itu. Jemarinya tak pernah pasif jika berad
Read more

Eps. 28

Hari demi hari bergulir. Rumor mengenai Azmya yang mandul semakin santer terdengar. Mutiara dan Melisa semakin senang mendengarnya. Seolah kemandulan Azmya adalah sebuah keberkahan untuk mereka. Kedua wanita yang begitu terpikat oleh Arsyil itu semakin berharap agar pernikahan pria itu berantakan, hingga mereka memiliki kesempatan untuk menggantikan posisi Azmya.Beberapa kali Mutiara menitipkan masakannya untuk Arsyil, kepada pamannya yang bekerja di kebun pria itu. Namun, tentu saja Arsyil tak menerimanya. Hingga akhirnya makanan itu dibagikan kepada para pekerja di kebun. Mutiara tentu tak mengetahui hal itu. Gadis itu mengira Arsyil sudah mencicipi masakannya,Sementara Melisa, setiap ada kesempatan, wanita itu selalu mendekati Arsyil. Bersikap manja dan menggoda pria itu. Bahkan dengan alasan kekaguman akan tubuh atletis Arsyil, Melisa mulai berani membelai lengan, bahkan dada pria itu. Azmya bahkan pernah memergoki sikap Melisa.“Aku sudah menghindar, Sayang.
Read more

Eps. 29

Waktu berlalu begitu cepat. Azmya belum juga dianugerahi makhluk kecil di dalam rahimnya. Wanita itu tak lagi merengek-rengek pada Arsyil, agar sang suami mau menjalani pemeriksaan kesuburan. Azmya sudah pasrah. Wanita itu tak lagi memikirkan perihal momongan. Selain melayani hasrat sang suami yang tak kunjung berkurang walau pernikahan mereka sudah memasuki tahun ketiga, kesehariannya hanya disibukkan dengan mengurusi laporan keuangan usahanya.Semakin hari, usaha yang dirintis Azmya semakin berkembang. Omset yang diperolehnya bahkan tak terlalu jauh berbeda dengan omset perkebunan Arsyil. Azmya juga sudah mengembalikan seluruh modal yang diberikan oleh sang suami, saat dirinya baru memulai usaha.Perekonomian warga desa benar-benar terbantu oleh usaha Azmya dan Arsyil. Hampir seperempat penduduk desa, menjadi pegawai sepasang suami istri itu. Bahkan, ada beberapa pegawai yang berasal dari desa tetangga. Arsyil bahkan sudah membeli lahan baru yang lebih luas, untuk men
Read more

Eps. 30

“Anak kita sudah lahir, Sayang. Anak kita sudah lahir!” pekik Aldi. Dengan antusias pria itu melangkah, menghampiri bayi yang baru saja keluar dari rahim sang istri.Seketika Aldi terjatuh.Pingsan.Suasana ruang bersalin menjadi tegang. Dokter dan bidan masih membantu persalinan Vani. Bayi itu baru saja dikeluarkan. Plasenta (ari-ari) bahkan masih belum keluar dari tubuh wanita itu.Dokter masih harus meminta Vani mengejan untuk mengeluarkannya plasenta itu, memotong tali pusat bayi. Bidan juga masih harus membersihkan bayi dan meletakkan bayi yang baru dilahirkan itu pada dada Vani untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).Dokter juga harus menjahit sedikit robekan yang terjadi saat proses kelahiran. Tapi, sekarang, dokter, bidan dan perawat yang harusnya masih sibuk dengan proses kelahiran bayi Vani, harus menambah keruwetan itu dengan mengurusi Aldo yang tiba-tiba pingsan saat melihat banyak darah bersimbah.Bahkan, Vani yang harusnya rileks
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status