“Tolong izinkan ya, Al. Karena aku tidak tau, apakah suatu saat aku bisa mendengar seorang anak memanggilku dengan sebutan bunda? Andai aku tak memiliki anak, setidaknya ada Dio yang memanggilku dengan sebutan bunda.”Mendengar penuturan sang istri, ada rasa nyeri menjalar di hati Arsyil. Hatinya bertambah nyeri, saat melihat berulangkali Azmya menyeka air matanya sembari tersenyum kepada Dio— bayi mungil yang baru berusia tiga jam itu.Bukan hanya Arsyil yang dapat merasakan kepedihan Azmya. Vani dan Aldo pun sama. Vani bahkan terus meneteskan air mata. Suara ketukan pintu membuat lamunan kesedihan kami semua, buyar.“Jam besuk sudah habis ya, Pak, Bu. Yang boleh menemani pasien hanya satu orang saja,” ucap perawat yang sudah berdiri di ambang pintu.Mendengar hal itu, Azmya mengembalikan Dio kepada Vani. Arsyil dan Azmya pun berpamitan.“Besok pagi, aku boleh ke sini lagi kan, Van?”“Boleh dong, Bunda Mimi,” jawab Aldo. Bibir Azmya melengkung semp
Baca selengkapnya