Malam semakin larut, dari balkon kamar bisa melihat derasnya air hujan yang terpantul cahaya lampu di luar sana. Hening. Dingin membangkitkan hawa tersendiri di dalam kamar ini.Rayn juga kembali ke kamar menyusul Areum, dia melihat Areum sudah berbaring di ranjang, dengan punggung menghadapnya. Rayn berbaring di sebelahnya, dan mematikan lampu tidur.Ruangan tiba-tiba menjadi redup dan sunyi.Dalam cahaya redup, Rayn menatap punggung Areum yang kurus dengan tatapan tenang, lalu mengulurkan tangan.Namun, begitu telapak tangan Rayn menyentuh bahunya, Areum langsung merespons dengan ganas.“Jangan menyentuhku!” Areum duduk dari ranjang, meringkuk tubuhnya, duduk bersandar di kepal ranjang.Rayn mengerutkan kening menatapnya, ada pandangan terluka dalam matanya. Areum tidak menatapnya, membungkus diri dengan selimut dan turun dari ranjang.“Mau pergi ke mana?” bertanya, suaranya agak suram.“Aku merasa kita sebaiknya tidur berpisah saja.” selesai berkata, Areum turun dari ranjang, tapi
Baca selengkapnya