Share

Bab. 184

Di dalam kamar, jam sudah menunjukkan pukul 19:00 malam, Elijah begitu lahap memakan bubur yang dimasak langsung oleh Emilio. raut wajah kebahagian terlukis dengan jelas di sana.

Elijah meletakan mangkuk buburnya, menatap Emilio dengan tatapan tenang, lalu berkata, “Kenapa tidak makan?”

“Aku?” Emilio menunjuk ke arahnya sendiri. “Aku bahkan sudah kenyang hanya dengan melihatmu makan.”

“Seharusnya kamu juga makan,” Elijah sedikit menekuk kepalanya.

Emilio langsung mengulurkan tangannya, lalu mengangkat dagu kecil itu hingga wajahnya menengadah. Melihat wajah tampan Emilio yang tampan dan berkarisma itu, matanya yang indah seakan menghipnotis Elijah tanpa bisa berkedip. Sejenak posisi keduanya begitu intim. Kepala Emilio kian mendekat seakan mendaratkan ciuman di bibir tipisnya yang merekah bagaikan bunga yang bermekaran.

Elijah memejamkan matanya, bersiap menerima sentuhan Emilio. napasnya yang maskulin itu terkesan lembut kala menyentuh kulit pipinya. Seketika harapannya buyar ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status