Dulu, Gwen punya keluarga yang sangat bahagia. Ayahnya, Gabriel Thompson adalah orang yang berdedikasi untuk menjalankan karir medisnya sedangkan nyonya Thompson adalah seorang ibu rumah tangga yang lembut dan berhati baik.Gwen dan Sebastian bisa dibilang dari keluarga yang sama-sama berada. Karena pada dasarnya Sebastian hidup dan masuk dalam keluarga Xavier. Hubungan yang mereka miliki juga sangat mulus.Semua kebahagiaan ini perlahan-lahan hancur setelah dia memperkenalkan Nathalie kepada ayahnya.Pikiran Gwen sangat sederhana saat itu, dia berpikir kalau adik angkat pacarnya adalah adiknya sendiri.Jadi, ketika Nathalie lulus dari sekolah kedokteran dan mencari magang di mana-mana, Gwen memperkenalkannya kepada ayahnya.Kemudian, Gabriel Thompson pun mengatur Nathalie untuk magang di rumah sakitnya.Saat itu, hubungan dua keluarga ini sangat baik. Bahkan Nathalie sering datang ke rumah sebagai tamu dan meminta ayah untuk mengajarkan beberapa ilmu kedokteran.Gwen bahkan tidak tah
"Gwen, Elijah sepertinya demam." Areum setengah berteriak."Hah?" Gwen agak linglung. Dia berdiri dari kursinya dengan respon sedikit lambat lalu mengulurkan tangan dan menyentuh kening Elijah sebentar, benar-benar cukup demam.Cuma kehujanan sedikit saja sudah seperti udang rebus. Wanita yang begitu manja ini, memang hanya tuan muda kdua leluarga Xavier yang kuat membiayai dan merawatnya."Apa ada termometer dan obat penurun demam di rumahmu ini?""Ada." Areum mengambilkan termometer dan obat penurun panas.Gwen mengukur suhu tubuh Elijah, Suhu tubuh Elijah ada di 39 drajat tidak terlalu tinggi dan dia tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk saat ini.Elijah meminum obatnya dan minum setengah gelas air hangat lalu karena pusing, dia pun tertidur. Efek alkohol di diri Gwen juga mulai menghilang dan Gwen mulai cukup sadar. Dia dan Areum pun membereskan dan mencuci mangkok dan peralatan makan lainnya.Setelah mereka berdua membereskan dan membersihkan semuanya, mereka pun duduk dan mengo
Elijah yang tertidur nyenyak, langsung terbangun ketika disentuh olehnya. Dia menatapnya dengan mata setengah tertutup, bulu matanya yang lebat bergetar setiap kali berkedip, pandangan matanya sedikit bingung.“Aku tidak memliki energi, aku tidak ingin…” Kedua tangan Elijah menggenggam pakaian di tubuhnya, apa pun yang dikatakan tidak akan membiarkan dia melepasnya.“Tidak ingin melakukan apa?” Emilio menatap matanya yang penuh ketidakberdayaan, menjengkelkan tapi lucu.Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan dalam otak gadis kecil ini.“Kamu melepaskan bajuku bukankah ingin denganku... Intinya aku tidak mau.” Elijah mendengus, seperti anak kecil yang bermanja.“Kamu berpikir terlalu banyak, aku tidak akan menindasmu.” Emilio berkata sambil memegang tangannya, dengan paksa melepaskan rok yang ada ditubuhnya.Saat itu, Elijah masih tidak bisa bekerja sama, Emilio hanya bisa membantu dia menganti baju, dengan suara lembut membujuk, “Sayang, kamu berkeringat, semua bajumu sudah basah, jika
Emilio sejak kecil hingga dewasa dididik bagaimana menjadi lelaki yang dapat memikul tanggung jawab, terhadap karier maupun keluarga juga begitu, jadi, dia tidak pernah menolak pernikahan yang telah diatur oleh pihak keluarga untuk memperkuat kekuasaan keluarga dengan pernikahan politik.Jika bukan mantan kekasihnya yang tidak sabar dan selingkuh mungkin dirinya telah menikah dan memiliki seorang anak bersamanya. Tapi takdir tak seindah yang dibayangkan. Keduanya berpisah sebelum pernikahan diadakan.Dimata Emilio, cinta adalah hal yang tidak jelas dan tidak mampu untuk dikendalikan, dia sama sekali tidak mendambakannya sama sekali. Tetapi di kehidupannya malah muncul seorang Elijah. Gadis yang tumbuh dalam lingkungan keras dan menyedihkan. Dia diam-diam menerobos kedalam kehidupannya, membuatnya lengah.Untuk pertama kalinya dalam hidup Emilio dia menyadari apa itu cinta, itu benar-benar membuat orang suka dan membuat orang khawatir. Karena senyumnya kamu bisa merasa baik sepanjang h
Elijah mandi dan mengganti pakaiannya, lalu mengikuti Emilio sarapan di lantai bawah. Menu sarapan sangat sederhana, cenderung mengutamakan kandungan gizi dan rasa yang lebih ringan.Elijah sudah merasa kenyang setelah makan setengah mangkuk bubur, dan sedikit daging. Emilio mengenakan setelan jas formal, sangat menonjolkan aura mulia dari kelahirannya.Emilio membawa mobil sendiri dan mengantar Elijah ke rumah sakit.Mobil Maybach yang sangat menarik perhatian berhenti di depan pintu rumah sakit, Elijah baru saja ingin mendorong pintu dan turun dari mobil, namun Emilio malah menarik lengannya.Elijah menoleh ke arahnya, dia mengira Emilio ingin meminta ciuman padanya, sehingga dengan inisiatifnya menghampiri dan mengecup ringan pada bibirnya.Akan tetapi, Emilio malahan memeluk Elijah ke dalam pelukannya dengan erat.“Elijah, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.” bibir Emilio melekat pada telinga Elijah, lalu berbisik ringan kepadanya. Suaranya mengandung rasa tidak berdaya dan kepa
Pada saat ini, Rayn berada di ruang baca dan sedang mendengar didikan ayahnya. Keributan yang ditimbulkan oleh Seika Briar pada acara pernikahannya sangat mempermalukan nama baik keluarga Forger.Meskipun Seika telah dikurung di dalam rumah sakit jiwa, seluruh kejadian ini telah teratasi dengan alasan penyakit sakit jiwa nona Briar, namun Jayden tetap terus menahan amarah ini, sehingga kadang kalanya akan memanggil anaknya yang bandel ini dan mulai memaki padanya lagi.Di dalam ruang baca, Rayn sedang menuangkan teh untuk Jayden dengan gaya menyanjung, sikapnya terkesan sangat tulus dan rendah hati, “Ayah, jangan terlalu banyak memarahiku. Nanti ayah akan cepat menua. Sedangkan ibu masih cantik sedangkan ayah sudah tua. Jadi minumlah teh ini pasti tenggorokan ayah sudah kering karena terus memarahiku.”“Kamu tidak perlu pura-pura lagi.”Jayden melotot sekilas pada Rayn, meskipun kata-katanya terkesan enggan menerima, namun tetap mengulurkan tangan untuk menerima cangkir dan meneguk t
“Kamu yang berumur muda sudah mengeluh tua, bagaimana dengan aku yang telah menjadi nenek?” tatapan senyum Daisy jatuh pada tubuh Areum dan Rayn. Rayn memeluk pada pinggang kecil Areum, lalu mereka berdua berjalan menghampiri Daisy. “Ibu, kakak ipar.” Areum menyapa dengan sopan. “Akhirnya pulang juga, kakak iparmu sudah menyiapkan hidangan makan malam, semuanya makanan kesukaan kamu, lauk sudah hampir dingin kalau kalian telat pulang.” Daisy berdiri dan tersenyum lembut, sambil menarik lengan Areum dan berjalan ke arah ruang makan. “Ayah dan kakak di mana?” Rayn bertanya. “Ayah dan Rainer sedang di ruang baca lantai atas, kamu panggil mereka turun untuk makan malam. Aku lihat dulu di dapur, sekarang masih sedang masak sup ayam, ibu sengaja masak untuk Areum, sup ini paling bergizi.” Jane selesai berbicara langsung berjalan menuju ke arah dapur. Setelah itu, Jaydendan Rainer berjalan turun dari lantai atas, sekeluarga berkumpul jadi satu, suasananya sangat ramai. Kekurangan sa
Di tengah Elijah memandang indahnya langit. Bening tak berawan. Pikirannya sedikit melayang. Di dalam kepalanya memikirkan ini dan itu, satu tangannya mengelus perutnya yang membuncit, sedangkan tangan yang satunya lagi menopang dagu dan bersandar pada jendela kaca mobil. Tiba-tiba Elijah mengubah arah tujuannya pada Jose. Ada keraguaan antara mengikuti kemauan nyonya atau mengikuti perintah dari tuan muda. Setelah sedikit bergelut dengan logikanya Jose pun memutar mobilnya ke arah pantai. Setibanya di area pantai. Pemandangannya sungguh memanjakan mata. Hamparan air yang biru terpapar sinar matahari tampan sangat berkilau dan cantik. Bau laut tercium kuat, ombak bergemuruh menabrak dinding pembatas jalan. Elijah dapat merasakan ada kegundahan dari ombak yang bergemuruh. Elijah turun dari mobil, berjalan menyusuri area pantai. Sedangkan Jose menunggunya di samping mobil. Elijah menyandar di pagar tepi laut sambil mengunggah sebuah foto di sosial medianya. Fotonya adalah sebuah ham