Semua Bab Cinta Setengah Hati: Bab 131 - Bab 140

172 Bab

SERATUS TIGA PULUH SATU

"Maaf pak Arvan, jika bapak pergi ke Surabaya selama dua hari, bagaimana pertemuan dengan tuan Sanjaya," ucap Siska dengan nada kesal namun Arvan tidak menggubris tingkah Siska."Tidak perlu khawatir Siska. Aku sudah meminta Johan dan tim produksi untuk menghandle pertemuan itu," ucap Arvan tanpa memalingkan wajahnya dari dokumen yang sedang ditandatanganinya."Apa bapak tidak memerlukan seseorang untuk mengatur jadwal selama di Surabaya? Saya tidak keberatan jika," tawar Siska mencari kesempatan"Tidak perlu Siska. Lagipula aku di sana hanya untuk menganalisa hasil kerja untuk gedung baru setelah itu aku kembali ke Jakarta," potong Arvan cepat.Siska merasa kesal Arvan sama sekali tidak melihatnya atau mendukungnya untuk ikut bersama pria itu. Padahal Siska sudah membayangkan akan menghabiskan waktu berdua dengan Arvan di Surabaya."Aku rasa sudah beres, Siska. Kamu boleh pergi. Ohya tolong hubungi Johan minta dia menemui saya sekarang," ucap Arvan sambil menggeser berkas yang tadi d
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH DUA

Arvan masih tidak mempercayai dirinya yang akan menyandang status Ayah. Jika sebelumnya dia merasa Johan sangat berlebihan dengan kehamilan Tasya, Maka Arvan perlahan tanpa dia sadari juga melakukan hal sama. bahkan lebih merepotkan lagi. Bahkan Arvan mulai bersikap protektif pada Amanda tanpa disadari.Arvan tak hentinya tersenyum dan menggenggam tangan Amanda saat mereka sedang menonton televisi bersama. Walaupun belum terbiasa dengan perubahan sikap Arvan, namun Amanda sangat senang karena ternyata dugaannya salah. dia senang karena Arvan justru menyambut berita kehamilannya dengan senyum yang selalu terlukis di wajahnya.Sepertinya ketakutannya akan anaknya yang tidak akan mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sejauh ini hanya pikiran negatif Amanda saja.“aku akan jadi Ayah,,” ucap Arvan bahagia.Amanda yang sedang menonton hanya menanggapi sambil tersenyum.“kira-kira apa yang sedang dilakukannya di dalam sana,” ucap Arvan sambil menunjuk perut Amanda.“Entahlah. Bukannya dia ma
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH TIGA

Arvan mengemudikan mobilnya dengan tenang sedangkan Amanda duduk disampingnya. Sesuai rencana, jumat Siang keduanya meluncur menuju kediaman orang tua Arvan. Arvan masih merahasiakan kehamilan Amanda. Dia ingin mengatakannya langsung dan melihat reaksi kedua orang tuanya. Arvan yakin mereka pasti akan sangat gembira mendengarnya karena sebentar lagi mereka akan menjadi kakek dan nenek. Arvan yakin orangtuanya akan sangat bahagia mengetahui menantu mereka sedang berbadan dua. Walaupun perlakukan orang tuanya kepada Amanda tidak terlalu ramah. Tapi orang tua mana yang tidak bahagia mendengar kabar akan menjadi kakek dan nenek. Semoga dengan berita kehamilan Amanda perlakuan orang tuanya kepada istrinya perlahan akan membaik. "Ayo,,, mereka pasti sudah menunggu kita. Aku tidak sabar melihat reaksi orang tuaku," ucap Arvan dengan semangat setelah memarkirkan mobilnya. Arvan bahkan dengan sigap membukakan pintu untuk Amanda dan membantu Amanda turun, Amanda yang sebelumnya ingin menolak p
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH EMPAT

Ketiganya duduk dalam diam. Dibandingkan memberikan tatapan hangat dan bahagia setelah mendapat kabar kehamilannya, Cahyadi dan Sinta justru menatapnya dengan tatapan penuh marah yang meskipun mereka tutupi namun Amanda dapat merasakannya. Bagi Amanda kebencian yang diberikan Cahyadi dan Sinta padanya bukan hal baru. Mereka bahkan dengan jelas menentang hubungannya dengan Arvan. Meskipun saat di depan Arvan mereka akan bersikap sebaliknya. Tentu, karena Arvan anak mereka satu-satunya. Mereka menginginkan anaknya mendapatkan seseorang yang sempurna yang akan meneruskan citra dan nama baik keluarga mereka. Bukan perempuan biasa seperti dirinya. Mereka bahkan memata-matai Amanda tiga tahun lalu, hingga mereka mengetahui musibah yang menimpa dirinya. Tapi bukannya bersimpati dan bersedih akan kemalangan yang menimpa kekasih anaknya, mereka menggunakan kecelakaan yang menimpa mamanya sebagai cara untuk melenyapkannya dari kehidupan Arvan. Amanda yang saat itu membutuhkan uang tidak memilik
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH LIMA

Arvan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang saat akan meninggalkan kawasan tempat tinggal mamanya, namun dia menghentikan laju mobilnya saat matanya menangkap ponsel tergeletak di kursi penumpang di sebelahnya.‘Astaga,, Amanda melupakan ponselnya,’ pikir Arvan sambil memutar balik tujuannya.ponsel itu harus diantarkannya pada Amanda. bukan tanpa alasan bila sewaktu-waktu dia ingin menghubungi istrinya tentunya akan lebih mudah bila Amanda memegang ponselnya sendiri. untung saja dia melihat ponsel itu ketika perjalanannya belum terlalu jauh.Arvan masuk ke pekarangan rumahnya dengan wajah sumringah karena memiliki alasan bertemu istrinya sebentar. Setelah memantapkan diri untuk mengakui bahwa dirinya sebenarnya masih memiliki perasaan pada Amanda, Arvan merasa hidupnya menjadi tenang. Dia tidak lagi memiliki pikiran negatif tentang Amanda ataupun hal yang mungkin direncanakan istrinya dibelakangnya. Justru dia selalu ingin berada di dekat istrinya.Arvan masuk kedalam rumah dan
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH ENAM

Amanda bangun dan terkejut mendapati dirinya sedang tertidur dalam dekapan Arvan. Arvan bahkan memeluknya erat dan mencium keningnya. Amanda ingat terakhir kali dia ikut tertidur setelah mengganti pakaian Arvan dengan pakaian baru dan merendam baju arvan sebelumnya agar aroma minuman segera menghilang.Amanda ingin berlama lama dalam dekapan suaminya rasanya begitu nyaman dan tenang. Rasanya seperti tidak ingin melepaskan pelukan itu. Amanda bahkan menutup matanya merasakan pelukan yang sangat dirindukannya. Amanda membuka mata lagi, hari sudah pagi dan dia harus menyiapkan sarapan. Meskipun berat, dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Arvan. Tetapi malah terhenti ketika Arvan semakin mempererat pelukannya.“Biarkan seperti ini dulu,” ucap Arvan dikening Amanda membuat Amanda berhenti bergerak.“Sudah merasa lebih baik?”, Tanya Amanda setelah cukup lama terdiam. Arvan menghela nafasnya panjang. Terdiam. “jangan terlalu marah pada mereka. Aku bisa mengerti tindakan mereka karen
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH TUJUH

Rencana Amanda untuk menginap dirumah mertuanya jelas gagal total. Arvan tidak mengizinkan Amanda untuk diam disana. setelah kebenaran yang akhirnya dia ketahui, Dia jelas semakin khawatir meninggalkan Amanda disana. banyak hal bisa terjadi dalam waktu dua hari dan Arvan tidak ingin mengambil resiko. Dia juga tidak mengizinkan Amanda tinggal sendirian di Apartemen. Karena kehidupan Apartemen yang sangat individual membuat mereka bahkan tidak mengenal tetangga disebelah unit tinggal mereka. bagaimana bila Amanda membutuhkan sesuatu. Siapa yang akan siaga dan menemani istrinya nanti.Arvan bahkan sempat berpikir untuk membatalkan kunjungannya ke Surabaya dengan mengutus staf lain untuk kesana, Namun Amanda bersikeras menyuruhnya pergi dan meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja. Tapi Arvan tetap pada pendiriannya.Setelah berunding dan sepakat, mereka lalu menghubungi dokter kandungan yang disarankan dokter sebelumnya. Setelah mendapatkan pemeriksaan dan memastikan kandungan Amanda seh
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH DELAPAN

Tiba, di Surabaya, Arvan dan Amanda mencari penginapan yang tidak jauh dari lokasi kunjungan Arvan besok. Mereka menghabiskan satu hari di Surabaya dengan berjalan-jalan di seputar kota Surabaya. Mereka tidak bisa pergi lebih jauh karena Arvan masih harus melakukan pekerjaan besok. menjelang Sore mereka sudah kembali ke hotel dan memilih untuk beristirahat disana. Mereka memang memilih tidak berkeliling terlalu jauh untuk menjaga tubuh mereka tetap fit saat perjalanan besok harinya.Keesokan harinya, Arvan sudah terlihat rapi dengan kemeja dan celana chinonya. Dia sudah siap akan berangkat namun masih harus menunggu Amanda yang masih mandi. Arvan memilih duduk di sofa sambil melihat ponselnya. tidak beberapa lama Amanda keluar dengan mengenakan dress berbahan lace berwarna putih tulang. sangat cantik dan pas di tubuh Amanda. perutnya yang masih rata membuatnya tidak terlihat seperti wanita hamil. tidak lupa Amanda mengaplikasikan sedikit make up agar penampilannya terlihat segar.“aku
Baca selengkapnya

SERATUS TIGA PULUH SEMBILAN

Arvan dan Amanda memilih penerbangan pagi karena perjalanan yang mereka tempuh untuk sampai ketempat tujuan masih cukup jauh. sekitar pukul 6 pagi pesawat yang membawa mereka terbang meninggalkan bandara internasional Juanda menuju bandara Internasional Lombok atau oleh warga sekitar dikenal sebagai Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Perjalanan menuju Lombok sekitar 1 jam. Namun karena perbedaan waktu antara Surabaya dan Lombok yang berselisih satu jam membuat mereka tiba di Lombok sekitar pukul 8 pagi. Perjalanan masih berlanjut. Mereka kembali harus menunggu untuk keberangkatan selanjutnya dengan tujuan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III yang ada di Sumbawa. Sekitar 90 menit mereka menunggu untuk keberangkatan selanjutnya. Jadi Arvan memutuskan untuk mengelilingi Bandara sambil menunggu jadwal terbang mereka. Tawa dan senyuman tidak lepas dari mulut keduanya. Mereka yang terbiasa dengan hiruk pikuk Jakarta yang begitu padat dan sesak merasa takjub dengan suasana
Baca selengkapnya

SERATUS EMPAT PULUH

Siska melangkahkan kakinya lebar-lebar melewati beberapa staf yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Hari masih pagi namun wajah Siska tidak menampakkan senyuman sedikitpun. Siska bertemu dengan seorang wanita yang sedang duduk di mejanya berbincang sebentar sebelum akhirnya wanita itu berdiri dan mengantar Siska menuju pintu yang letaknya tidak jauh dari mejanya. “Permisi pak, Mbak Siska ingin menemui bapak,” ucap wanita itu setelah dia membuka pintu dan Johan terlihat tengah duduk di kursinya. Johan menghela nafas. “biarkan dia masuk,” ucap Johan. Tidak beberapa lama Siska masuk ke dalam ruangan Johan dengan sopan. Setelah sekretaris Johan mengundurkan diri, Siska lalu berjalan menuju meja Johan. “Maaf pak, apa Bapak mengetahui keberadaan Pak Arvan? saya tidak bisa menghubunginya pagi ini,” ucap Siska langsung pada intinya. Alasan dia bertemu Johan karena dia kesulitan menghubungi Arvan. Siska tidak tahu harus bertanya pada siapa lagi selain Johan karena dia sahabat satu-satunya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status