“Good morning, sayang,” sapa Fahmi dengan suara serak. Alia menghentikan aktivitas membuat sarapan pagi saat tangan Fahmi melingkarkan di pinggangnya—memeluk Alia dari belakang dengan manja. “Pagi juga, Mas,” balas Alia. Fahmi baru bangun tidur dengan rambut berantakan, tidak menurunkan kadar kadar ketampanannya—justru lebih tampan dari biasanya. “Hari ini aku shift malam. Jadi, aku bisa bersantai di rumah,” ujarnya memberi tahu pada Alia. “Aku tahu, Mas.” Kening Fahmi berkerut. “Tahu dari mana? Aku belum mengatakan padamu.” “Aku baca schedule di lembar kertas yang sudah di print di meja belajar. Mas yang menaruh schedule di sana.” “Oh, iya. Aku lupa.” Lagi pula. Alia tidak ingin membuat Fahmi marah-marah saat bangun kesiangan karena masuk shift pagi. Jadi, Alia selalu membaca jadwal kerja Fahmi. “Aku juga jaga malam, Mas.” Alia memberi tahu pada Fahmi. “Mandi dulu sana, lalu sarapan,” usir Alia. Kegiatan membuat sarapan menjadi tergantung kala kedatangan Fahmi, apalagi tan
Read more