Semua Bab Takdir Cinta Humairah: Bab 181 - Bab 190

363 Bab

Bab 181

Bang Rendi langsu menghampiri bapak bapak polisi yang tadi, yang di panggil Danru dan salah satu anak buahnya."Hei...kamu kesini dengan cara merayap,dalam hitungan 3 kamu sudah berada di depan saya."Bang Rendi memberikan instruksi dengan muka garang, seperti harimau yang siap menerkam mangsanya.Sepertinya bapak itu melawan tidak mau mengikuti kata kata Bang Rendi.Salah satu anak buah Bang Rendi langsung menendang salah satu tulang kering pak polisi itu."Bukh..."Karena kesakitan pak polisi itu langsung turun dan merayap mendekati Bang Rendi,di iringi dengan suara Bang Rendi yang menggelegar di udara."Satu....dua....tiga...." Pas pada hitungan ke tiga pak polisi itu sudah berada di depannya Bang Rendi."Keluarkan handphone kamu...dan cepat serahkan kepada saya.... sekarang juga.""Untuk apa bapak mau mengambil handphone saya." Pak polisi itu masih mempertahankan handphonenya."Prak...."Suara tulang patah terdengar ngilu di telinga kami, salah satu kaki Bang Rendi telah bertengger
Baca selengkapnya

Bab 182

"Halo bos.... selamat siang."sapa seseorang dari sebrang sana. "Selamat siang juga.. bagaimana apakah kalian sudah berhasil menghabisi nyawa Brian serta seluruh keluarganya!"sahut Pak Airlangga dengan berapi-api. "Sudah bos...anak buah saya sudah melakukan semua perintah bos, anak buah saya sudah menghabisi nyawa Pak Brian dan juga keluarganya pada saat mereka menuju ke bandara." "Bagus....ha....ha.... semuanya telah berakhir."Pak Airlangga terkekeh karena rencananya telah berhasil. "Ha...ha...." "Sesuai dengan perjanjian kalau pekerjaan kalian berhasil, saya akan memberikan bayaran yang setimpal." "Siap bos.... kami sudah melaksanakan semua yang bapak perintahkan." "Oke... saya sudah transfer, sesuai dengan perjanjian." "Iya bos... terimakasih." Terlihat dari wajahnya Pak Airlangga sangat bahagia setelah menerima kabar dari orang kepercayaannya kalau Brian dan keluarganya sudah di habisi. "Ha....ha.... Akhirnya semua ini menjadi milik saya, tanpa bersusah payah dan bekerja
Baca selengkapnya

Bab 183

Pak Airlangga baru saja meletakkan handphonenya diatas nakas yang berada di sampingnya, handphonenya kembali berdering ada panggilan masuk, dilayar handphonenya terlihat ada sederet nomor yang sama sekali Pak Airlangga tidak kenal, Pak Airlangga dengan ragu ragu dia menerimanya. "Halo... selamat siang..." "Selamat siang juga Pak.... maaf saya mau memberitahukan kepada bapak, kalau situasi perusahaan sekarang sedang kacau dan juga Pak Rian serta semua orang yang menduduki jabatan penting di perusahaan sedang di tahan oleh orang orang tidak dikenal, mereka semua di bawah entah kemana,kami tidak tau."suara orang yang berada di seberang sana sedang menjelaskan situasi perusahaan Airlangga Aditama Group kepada Pak Airlangga. "Apa.... kenapa baru telepon sekarang,apa yang terjadi dengan perusahaan..." "Maaf Pak...kami semua panik dan ketakutan karena sejumlah orang datang langsung menyerbu perusahaan semuanya menggunakan senjata tajam, perusahaan sekarang sudah kosong semua karyawan lar
Baca selengkapnya

Bab 184

Orang yang meringkus Pak Airlangga dan juga istrinya, segera menghubungi Bang Rendi melalui pesan singkat untuk memberikan informasi kalau saat ini pelaku sudah di amankan. ("Selamat siang bos, kami sudah meringkus Pak Airlangga dan juga istrinya, sekarang kami akan membawa mereka berdua ke markas, untuk selanjutnya kami menunggu instruksi dari bos saja.") ("Oke... kalian bawa mereka ke tempat seperti biasa, mereka tidak boleh bertemu dengan anak dan juga cucunya, kalian tempatkan secara terpisah, ingat lakukan seperti biasa, jangan beri mereka ampunan,siksa mereka sampai benar benar sengsara, saya ingin melihat mereka menderita dan merangkak minta maaf pada wanita yang sangat saya cintai.") ("Siap bos....") ("Terimakasih....") ("Sama sam...") Pak Airlangga dan juga seluruh keluarganya sudah di amankan oleh orang orang kepercayaannya Bang Rendi, mereka semua di tempatkan secara terpisah, Rian di satukan dengan istri dan anaknya, sementara Pak Airlangga bersama Bu Rima. Setelah
Baca selengkapnya

Bab 185

Abah sama Ummi masih mendampingi dan membantu Humairah untuk berdiri agar segera naik ke atas pesawat, Abah sama Ummi juga sangat menghawatirkan kondisi Mas Brian."Nak...ayo kita harus segera menyusul suami kamu naik ke atas pesawat, kita tidak boleh mengulur ulur waktu, nyawa suami kamu harus segera di selamat kan,kamu harus kuat Nak."Abah coba memberikan semangat kepadaku."Iya Abah... "Dengan susah payah aku berusaha berdiri dan melangkahkan di tuntun oleh Abah sama Ummi, baru beberapa langkah keseimbangan tubuhku tidak stabil dan ambruk seketika, selanjutnya aku sudah tidak tau karena semuanya gelap.Bang Rendi yang sedang berjalan berada pesan di belakang Humairah dengan sigap dia langsung menangkap tubuhnya jangan sampai jatuh ke bawah,bisa berbahaya bagi kandungan Humairah kalau sampai dia terjatuh."Humairah.... Humairah...ayo bangun jangan bikin saya tambah panik."Bang Rendi masih berusaha menyadarkan Humairah, tapi sia sia karena Humairah masih pingsan.Dengan tidak membuang
Baca selengkapnya

Bab 186

Para perawat yang sedang bekerja menangani Humairah baru menyadari ternyata kedua laki laki yang berada di depan mereka ini adalah orang sama sama dan sangat mencintai sang wanita yang sedang tergolek lemah di atas veldbet dan sedang mereka rawat saat ini.Setelah pekerjaan mereka selesai, para perawat itu secara pelan undur diri mereka sengaja memberikan ruang untuk Bang Rendi dan Mas Brian untuk berbicara, bukan hanya para perawat itu, Abah sama Ummi juga segera mengajak Almeera Dan Al Jazair melangkah ke kursi depan yang letaknya agak jauh dari mereka berdua, Abah dan Ummi sengaja lakukan itu, agar Bang Rendi dan Mas Brian bisa leluasa berbicara dari hati ke hati."Rendi... terimakasih banyak kamu sudah mau menolong kami, walaupun kamu tau Humairah sudah menikah dengan saya,tapi kamu masih mau bersusah payah membantu keluarga saya, sekali lagi terimakasih."Mas Brian menggenggam tangan kanan Bang Rendi dengan kedua tangannya."Tidak apa-apa Brian... saya ikhlas melakukan semuanya,ad
Baca selengkapnya

Bab 187

Rasanya kepalaku pening sekali, badanku juga pada sakit semua,aku berada di mana ini,kenapa semuanya asing bagiku.Seketika ingatanku kembali normal aku langsung terduduk dan aku belum menyadari kalau Mas Brian tegolek lemah di atas tandu yang berada di sampingku,di mana Mas Brian, apakah...apakah....'oh tidak.... membayangkannya saja aku tidak sanggup, apalagi ini jadi kenyataan, Mas Brian apakah aku sudah kehilangan kamu untuk selamanya.'aku bingung hingga tak terasa air mataku jatuh luruh seperti air bah. "Bunda.... Bunda...kamu sudah sadar, syukur Alhamdulillah ya Allah."aku mendengar suara dari orang yang sangat aku cintai, dengan refleks aku menoleh ke arah datangnya suara tadi. "Mas... gimana keadaan kamu, apakah masih sakit."aku melangkah pelan pelan menghampiri tempat Mas Brian berbaring. "Bunda... maafkan saya juga ya,karena saya tidak bisa menjaga dan melindungi kalian, ini semua kesalahan saya, kalian semua ikut terseret.Bunda harus kuat ya demi anak anak kita, ingat ada
Baca selengkapnya

Bab 188

Perawat yang di tugaskan untuk mengawasi kondisi Mas Brian,telah selesai memeriksa kondisi tubuh Mas Brian,dia telah kembali bergabung dengan kru yang lainnya."Bu... kondisi Pak Brian sekarang ini sangat menghawatirkan,karena dia banyak kehilangan darah dan juga ada dua butir peluru yang sedang bersarang di dalam tubuhnya, besar kemungkinan peluru peluru itu mengenai organ intim yang ada di dalam tubuh Pak Brian,ibu banyak banyak berdoa ya semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan juga keselamatan pada Pak Brian.""Aamiin...iya suster.""Untuk sementara kami hanya memberikan obat penenang agar Pak Brian bisa tertidur,itu pun tidak berlangsung lama, nanti setelah sampai di rumah sakit baru dokter spesialis yang akan menangani Pak Brian.""Iya suster... terimakasih."Setelah mendengarkan semua kata kata perawat tadi, seluruh kekuatan tubuhku runtuh seketika,aku terhuyung ke samping aku berusaha meraih kursi yang berada di depanku untuk aku jadikan sebagai penopang tubuhku agar te
Baca selengkapnya

Bab 189

Aku, Abah, Ummi serta kedu buah hatiku Almeera dan Al Jazair, kami semua hanya menunggu di depan pintu UGD,kami tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam oleh dokter yang menangani Mas Brian. "Bunda... Ayah pasti selamat kan, Ayah tidak akan meninggalkan kita kan... kakak sama adi takut sekali kalau tiba-tiba ayah pergi untuk selamanya hiks... hiks..."Almeera dan Al Jazair langsung menjatuhkan tubuh mereka berdua kedalam pelukanku sambil menangis terisak isak. "Iya sayang... insya Allah Ayah tidak kenapa napa,ayah akan kembali bersama kita lagi kalau sudah sehat, jangan menangis lagi ya... kita doakan saja semoga Ayah cepat sembuh."aku berusaha memberikan kekuatan kepada kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair.Aku sendiri tidak tau apakah apa yang aku katakan tadi akan menjadi kenyataan atau sebaliknya. Karena melihat kondisi tubuhku sangat lemah Bang Rendi membawa seorang perawat menghampiri tempat duduk kami semua. "Suster tolong periksa kondisi ibu Humairah,dia juga butuh penang
Baca selengkapnya

Bab 190

"Bu... silahkan duduk..ini resepnya, nanti bulan depan kembali ke sini lagi untuk melakukan pemeriksaan dan juga USG agar kita tau perkembangan janin yang ada di dalam kandungan ibu."dokter itu berbicara sambil menyunggingkan senyumnya kearahku. "Iya... dokter sekali lagi terimakasih." "Tidak apa-apa sama sama." "Dok... saya permisi keluar kalau sudah tidak ada yang perlu di periksa lagi." "Semuanya sudah selesai silahkan Bu." Suster yang tadi membawaku masuk kembali mengantarkan aku keluar dari dalam ruangan pemeriksaan.Aku lihat Bang Rendi masih duduk menunggu kedatanganku, bang Rendi langsung berdiri dan membimbing diriku untuk kembali duduk di atas kursi roda yang aku pakai sebelumnya. "Suster bagaimana... kondisinya ibu Humairah."Bang Rendi berusaha mencari tau kondisi tubuhku lewat suster itu. "Kondisi ibu Humairah tidak terlalu mengahawatirkan, bayinya juga sehat hanya saja tekanan darah ibu Humairah sangat rendah, tadi dokter sudah memberikan resep untuk menstabilkan te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
37
DMCA.com Protection Status