Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 521 - Chapter 530

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 521 - Chapter 530

537 Chapters

Bab 540: Penyesalan Seorang Ayah

Saking kagetnya, Sembrana hanya mematung dan memandang wajah tampan pria ini, yang juga ayah kandungnya.Berbagai perasaan mengaduk hatinya, ada haru, bangga, ada senang, karena tak menyangka ayahnya seorang yang sangat hebat dan keturunan seorang maharaja lagi.Tapi hatinya tiba-tiba dingin, saat ingat wajah ibunyanya, Nyi Santi yang tewas di tangan seorang pentolan perampok yang berniat memperkosa.Pelan-pelan wajah tampan itu kini kembali biasa lagi, setelah tadi agak pucat dan mengeluarkan darah di bibir, dia menyunggingkan senyumnya.Pria bercaping yang ternyata Remibara adanya kini menatap wajah Sembrana, kenangan masalalu langsung tersaji di depannya.Remibara bak menatap seorang wanita cantik dan gemoy, yang dulu membuat dirinya mabuk dan enggan berpisah dan mereka sampai 3 bulanan bersama siang malam memadu kasih.Dan hasil dari percintaan panas saat usianya sama dengan Sembrana saat ini, berbuah…!Berbuah seorang pemuda tampan ini dan gagah perkasa dan sangat sakti dan hampi
Read more

Bab 541: Gerakan Makar yang Berbahaya

Sembrana awalnya tak tahu kalau perjalanannya kini kembali menuntunnya ke sarang kelompok Ular Hitam ini.Hanya ia merasa aneh dan pastinya penasaran, melihat banyaknya orang-orang yang berpenampilan bak pendekar, sedang menuju ke sebuah titik yang ternyata markas Kelompok Ular Hitam ini.Sembrana tidak menjadi perhatian, karena cukup banyak yang datang dengan berbagai jenis pakaian, ada yang sangat mewah, ada yang bak pengemis dan ada juga yang biasa-biasa saja.Bahkan ada yang pakaianya bak gembel, tapi lucunya membawa beberapa anak buah, yang justru berpakain bagus, tapi melayani si gembel ini bak seorang pejabat tinggi.Sembrana lalu putar otak, bagaimana agar bisa masuk ke sarang kelompok yang dulu hampir mengalahkannya, andai kakeknya, Prabu Sembara tak datang secara tiba-tiba dan mengalahkan 25 orang tersebut, berikut Arya Kamandani nya.Sembrana lalu singgah di sebuah pasar yang berada di kaki bukit meratus ini, dan membeli sebuah topi bercaping lebar.Dia juga kini sudah meng
Read more

Bab 542: Bertemu si Putri Jelita

Menunggu waktu acara puncak, Sembrana memanfaatkan waktunya jalan-jalan sambil memantau situasi.Bukan hanya anggota Ular Hitam yang berjaga-jaga, penduduk sekitar lereng bukit Meratus ini juga banyak di perbantukan, tapi untuk melayani para tamu undangan yang terus berdatangan dari delapan penjuru mata angin.Sehingga kegiatan ini sangat meriah dan rame, bak ada karnaval besar saja, daerah ini masuk wilayah kekuasaan Kesultanan Surata.Sehingga walaupun Prabu Sembara sudah tahu adanya gerakan ini, tapi untuk menghormati kerajaan tetangga, Prabu Sembara hanya memerintahkan Panglima Jenderal Rosada agar seluruh prajurit bersiaga penuh di daerah perbatasan.Panglima Rosada yang juga suami Putri Gea sejak 10 tahun yang lalu memang sudah ditunjuk menggantikan ayahnya, Panglima Dalman yang mengundurkan diri karena faktor usia.Jenderal Rosada juga rajin lakukan patroli di daerah perbatasan, sehingga pertemuan ini sampai juga ke telinganya. Dan ia pun lalu mengirimkan telek sandi untuk mema
Read more

Bab 543: Baru Sadar Saling Mencintai

Di depan kamarnya ada 2 penjaga yang juga pengawal ayahnya berjaga, Putri Milina mencueki keduanya dan langsung saja masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.Baru 5 menitan merebahkan diri, Putri Milina lapat-lapat mendengar ada suara berdebat antara pengawal ayahnya dengan seseorang yang ngaku pelayan.“Kalian harus mengizinkan saya masuk ke kamar tuan putri, sebab beliau tadi pesan minuman ini, sesaat sebelum masuk ke kamarnya!’ si pelayan wanita tinggi besar ini terlihat ngotot, suaranya lucu, antara suara wanita dan suara lelaki.“Tak bisa sembarangan masuk ke kamar tuan putri, walaupun kamu ini wanita, sono pergi atau ku tendang pantat besar kamu yang semok itu!” ejek sang penjaga.Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Putri Milina sudah berdiri di depan pintu itu, dan pandangannya menyapu ketiganya sekaligus dengan alis lentiknya yang berkerut. “Ada apa ribut-ribut, saya mau istirahat!” tegur Putri Milina pada dua penjaganya.“Ini tuan putri si pelayan ini ngotot mau antar minu
Read more

Bab 544: Bersiap Culik Putri Milina, Putri Remi Tertangkap!

Sembrana pun buru-buru kembali kepenyamarannya semula, kali ini Putri Milina ikutan merias wajahnya, agar kembali seperti ‘wanita’ tulen.Lucunya, karena Putri Milina lengkap punya alat rias, wajah Sembrana malah makin cantik saja, hingga putri jelita sampai gemes dan mencubit pipi abang angkatnya ini.Begitu keluar dari kamar si kumis ijuk dan si jenggot menatap heran wajah Sembrana, kenapa malah makin cantik usai dari kamar bersama Putri Milina?Bahkan yang bikin keduanya makin gemes, Sembrana terlihat makin ‘ganjen saja’ dengan mengandeng tangan Putri Milina yang mengantarnya sampai ke luar kamar dan berjalan menuju ke kamar Pangeran Sultana.Uniknya, tanpa sadar Putri Milina yang masih kangen dengan Sembrana malah tak mau melepas tangan ‘wanita tinggi besar’ ini, dan mereka menuju ke kamar di mana ayahnya beristirahat.Untung saja Sembrana sudah kembali ke bentuk penyamarannya lagi, sehingga gandengan tangan ini tak begitu jadi pusat perhatian.Begitu masuk ke kamar ayahnya, Pange
Read more

Bab 545: Diambang Perang Besar

Sembrana sempat terdiam, kini pikirannya mulai tak karuan, ingin bawa lari Putri Milina, tapi di sisi lain adik kandungnya, Putri Remi di tahan di markas itu.Sampai terdiam lama Sembrana memikirkan yang mana harus didahulukan untuk diselamatkan.“Kenapa Putri Remi sampai ke sini berkeliaran, apakah di suruh ayahandanya atau kakek prabu?” batin Sembrana bingung sendiri mencari jawabannya.Terbayanglah wajah adik kandungnya yang sangat jelita, walaupun usianya masih muda baru 13 mendekati 14 tahunan, yang Sembrana tahu diam-diam sempat menyukainya, namun berubah kecewa setelah tahu mereka bersaudara.Tapi Sembrana juga terlanjur sangat mencintai adik kandungnya ini, sehingga ia sangat khawatir.“Hmm…hubungan darah tak bisa di lepaskan, walaupun aku marah dengan ayahanda, Putri Remi tetaplah adikku, aku bertanggung jawab untuk menyelamatkan dia!” pikir Sembrana.Berpikir sampai di sini, Sembrana akhirnya memutuskan, akan membebaskan adiknya dulu, baru memikirkan cara mengeluarkan Putri
Read more

Bab 546: Pangeran Ki Jarah, Si Tokoh Sakti Pentolan Makar

Sejak pagi halaman markas besar Ular Hitam sudah penuh dengan undangan dari berbagai penjuru yang datang.Berbagai gaya dan model diperlihatkan para tokoh-tokoh persilatan yang kebanyakan dari golongan hitam ini.Walaupun tak sedikit juga dari golongan putih, yang tentu saja penasaran dengan acara ini, apalagi mereka di undang untuk datang kemari.Di barisan depan duduk tokoh-tokoh dunia persilatan yang sangat kesohor namanya, karena kesaktian dan juga nama besar yang mereka peroleh selama ini.Arya dan Arjun Kamandani yang menjadi tuan rumah terlihat berbaju sangat indah, keduanya bak bangsawan besar saja, bahkan di dekat mereka terlihat empat wanita cantik yang ternyata selir-selir mereka.Di kiri kanan keduanya terdapat kakek Kofa, Ki Jarot dan kekasihnya Nyai Rumpi, serta pentolan perampok terkenal di Sungai Mahayan, Ki Bado.Tak ketinggalan Pangeran Sultana dan juga Pangeran Uyut, yang sejak tadi hampir meleleh liurnya melihat kecantikan Putri Milina, yang duduk di sebelah ayahny
Read more

Bab 547: Kembalinya Pendekar Tampan Berhati Kejam

Tantangan sudah terlanjur di buat 3 Pendekar Tikus Kuburan, tiba-tiba Kakek Kofa melompat ke panggung dan langsung berhadapan dengan 3 orang ini.“He-he-he…tiga begundal kecil ini ikutan mau nantang, majulah sekaligus kalian bertiga, kalau tadi Pangeran Ki Jarah kasih kesempatan 3 Jurus buat si Komo, aku dikit lebih panjang, 10 jurus dahhh…aku akan bikin ke tiganya merangkak bak anjing buduk di tanah!” ejek Kakek Kofa sambil terkekeh.3 Tikus Kuburan merasa terhina, apalagi sejak datang mereka sudah di tempatkan di mes rendahan.“Huhh…kami tak takut dengan kamu kakek tua, karena kamu sudah nantang kami bertiga, maka jangan salahkan kami kalau tulang keroposmu akan patah-patah!” dengus si Gendut sambil memasang kuda-kuda, diikuti Ki Jering dan si Jenggot.Serrr….serrrrr……!"Ketiganya kini secara serempak langsung menggerakkan tangan kanannya, 3 dua sinar hitam menyambar ke arah kakek Kofa.Namun si kakek yang terlihat tidak siap ini tetap terkekeh, ribuan penonton sudah menahan nafas m
Read more

Bab 548: Remibara Dikeroyok 8 Orang Sakti Sekaligus

Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma
Read more

Bab 549: Sembrana Maju Wakili Ayahnya

Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Read more
PREV
1
...
495051525354
DMCA.com Protection Status