Sembrana sempat terdiam, kini pikirannya mulai tak karuan, ingin bawa lari Putri Milina, tapi di sisi lain adik kandungnya, Putri Remi di tahan di markas itu.Sampai terdiam lama Sembrana memikirkan yang mana harus didahulukan untuk diselamatkan.“Kenapa Putri Remi sampai ke sini berkeliaran, apakah di suruh ayahandanya atau kakek prabu?” batin Sembrana bingung sendiri mencari jawabannya.Terbayanglah wajah adik kandungnya yang sangat jelita, walaupun usianya masih muda baru 13 mendekati 14 tahunan, yang Sembrana tahu diam-diam sempat menyukainya, namun berubah kecewa setelah tahu mereka bersaudara.Tapi Sembrana juga terlanjur sangat mencintai adik kandungnya ini, sehingga ia sangat khawatir.“Hmm…hubungan darah tak bisa di lepaskan, walaupun aku marah dengan ayahanda, Putri Remi tetaplah adikku, aku bertanggung jawab untuk menyelamatkan dia!” pikir Sembrana.Berpikir sampai di sini, Sembrana akhirnya memutuskan, akan membebaskan adiknya dulu, baru memikirkan cara mengeluarkan Putri
Sejak pagi halaman markas besar Ular Hitam sudah penuh dengan undangan dari berbagai penjuru yang datang.Berbagai gaya dan model diperlihatkan para tokoh-tokoh persilatan yang kebanyakan dari golongan hitam ini.Walaupun tak sedikit juga dari golongan putih, yang tentu saja penasaran dengan acara ini, apalagi mereka di undang untuk datang kemari.Di barisan depan duduk tokoh-tokoh dunia persilatan yang sangat kesohor namanya, karena kesaktian dan juga nama besar yang mereka peroleh selama ini.Arya dan Arjun Kamandani yang menjadi tuan rumah terlihat berbaju sangat indah, keduanya bak bangsawan besar saja, bahkan di dekat mereka terlihat empat wanita cantik yang ternyata selir-selir mereka.Di kiri kanan keduanya terdapat kakek Kofa, Ki Jarot dan kekasihnya Nyai Rumpi, serta pentolan perampok terkenal di Sungai Mahayan, Ki Bado.Tak ketinggalan Pangeran Sultana dan juga Pangeran Uyut, yang sejak tadi hampir meleleh liurnya melihat kecantikan Putri Milina, yang duduk di sebelah ayahny
Tantangan sudah terlanjur di buat 3 Pendekar Tikus Kuburan, tiba-tiba Kakek Kofa melompat ke panggung dan langsung berhadapan dengan 3 orang ini.“He-he-he…tiga begundal kecil ini ikutan mau nantang, majulah sekaligus kalian bertiga, kalau tadi Pangeran Ki Jarah kasih kesempatan 3 Jurus buat si Komo, aku dikit lebih panjang, 10 jurus dahhh…aku akan bikin ke tiganya merangkak bak anjing buduk di tanah!” ejek Kakek Kofa sambil terkekeh.3 Tikus Kuburan merasa terhina, apalagi sejak datang mereka sudah di tempatkan di mes rendahan.“Huhh…kami tak takut dengan kamu kakek tua, karena kamu sudah nantang kami bertiga, maka jangan salahkan kami kalau tulang keroposmu akan patah-patah!” dengus si Gendut sambil memasang kuda-kuda, diikuti Ki Jering dan si Jenggot.Serrr….serrrrr……!"Ketiganya kini secara serempak langsung menggerakkan tangan kanannya, 3 dua sinar hitam menyambar ke arah kakek Kofa.Namun si kakek yang terlihat tidak siap ini tetap terkekeh, ribuan penonton sudah menahan nafas m
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.