Home / Pendekar / Pendekar Romantis / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 161 - Chapter 170

537 Chapters

Bab 161: Bertemu Musuh Lama

Di penjara bawah tanah markas prajurit Kerajaan Hilir Sungai, Malaki yang sedang bersemedhi terus memikirkan cara bagaimana agar dia terbebas dari fitnah keji yang di lontarkan Pangeran Durja dan Putri Remi.Akhirnya dia memutuskan akan menyelinap malam ini ke Istana dan akan mencari tahu kenapa sampai Putri Remi tega memfitnahnya.Ini merupakan hari ke 3 di tahan di penjara yang biasanya di peruntukan untuk penjahat kelas berat dan pasti akan di hukum mati.Malaki sengaja tak memberitahu Panglima Ki Parong tentang rencananya ini, dia ingin akan bergerak sendiri, untuk menuntaskan rasa penasarannya.Dari sore diapun sudah sengaja bersemedhi untuk mengumpulkan tenaga.Namun, jelang tengah malam saat dia bersiap akan keluar, ada yang aneh, para penjaga terlihat bergelimpangan, seperti kena bius dan asap itu terus masuk ke ruangan di mana Malaki di tahan, tercium bau harum yang memabukan, seperti obat bius.Malaki yang tahu hal ini kaget, tapi
Read more

Bab 162: Ternyata…Putri Remi Adalah?

“Huhhh…dasar pendekar mata keranjang, benar-benar tak kenal puass!” dengus salah satu dari tiga orang yang tadi mengeluarkan Malaki dari tahanan.Dari 5 orang itu, Malaki kini yakin itu yang menutup wajahnya itu seorang wanita, karena gerakannya berbeda. Bahkan tercium bau harum yang seakan dia ingat, tapi lupa di mana.“Pendekar Pekok, apakah kamu menyukai Putri Remi?” tanya Sohail lagi.“Hmmm…tentu saja, hanya orang gila saja yang tak suka dengan Putri yang bak bidadari itu!” sahut Malaki cepat, dia tetap berdiri dengan waspada, namun kedua lengannya sudah terisi tenaga dalam yang sangat kuat dan dahsyat dan kalau di serang dia tentu sudah bersiap.“Dia adalah kemenakanku Malaki, aku akan senang sekali andaikata Baginda Prabu Dipa mau menyerahkan ke kamu…dan akan lebih senang hati lagi kalau kamu rebut putri itu sekaligus rebut tahta Prabu Dipa itu, tuh kamu juga keturunan langsung seorang r
Read more

Bab 163: Kinanti dan Mimi Geruduk Istana

“Apa kehehendakmu Putri…?” Malaki sengaja tidak bereaksi dengan membalas perlakuan mesra Putri Remi, kini dia diam saja.“Aku inginkan cintamu…aku menyintai kamu sejak pertama kita bertemu di taman itu, hmm kamu lelaki beruntung Malaki, semua wanita jatuh cinta dengan kamu dan termasuk aku salah satunya!” sahut Putri Remi blak-blakan.Wajah mereka sangat berdekatan, Malaki sampai bisa melihat betapa glowingnya wajah Putri Remi yang memang sangat di rawat ini.Malaki kemudian menarik dagu Putri Remi sehingga wajahnya mendongak sedikit, Malaki lalu mencium dengan lembut hingga putri ini memejamkan mata, menikmati keromantisan pendekar ini.Putri Remi kini memeluk erat tubuh Malaki sambil berbisik, namun bisikan inilah yang membuat Malaki terlonjak kaget dan melepaskan pelukan itu, lalu menatap wajah jelita sang putri selir ini.Apa yang Putri Remi bisikan…?Kita tinggalkan sejenak Malaki dan Putri R
Read more

Bab 164: Siasat Ki Jimi Menolong Dua Putri

Apalagi setelah kedua istri Pangeran Malaki ini mengeluarkan jurus-jurus yang telah mereka latih dan kuasai berdasarkan kitab Dewi Golok Putih dan juga Kitab Nyai Nini, ke 8 orang ini terpaksa mundur teratur.Gerakan tebasan golok Kinanti dan Mimi mengandung tenaga dalam yang sangat panas, kalau saja ke 8 orang ini tak memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, sudah sejak tadi tangan mereka melepuh setiap senjata mereka bentrok.“Stoppp dulu…bukankah kalian berdua ini Putri Kinanti dan Tengku Mimi, istri dari Pangeran Malaki!” Ki Jimi rupanya mengenali jurus kedua penyusup ini, karena saat bentrokan dengan para pemberontak dulu, dia tahu persis kehebatan kedua orang ini.Kini pertarungan pun terhenti dengan sendirinya, karena ucapan Ki Jimi.Kinanti dan Mimi saling pandang, seakan sepakat keduanya lalu melepas penutup wajah dan kini Ki Jimi kaget dan dia langsung menjura dalam-dalam, karena orang yang dia hadapi bukan sembarangan.Put
Read more

Bab 165: Kerajaan Hilir Sungai Diserbu Mapajahit

Ki Jimi ternyata adik kandung dari Ibu Suri, diam-diam dia dapat perintah dari kakaknya ini, agar melindungi Pangeran Malaki dan keluarganya.“Kamu sebagai adikku yang paling kupercaya selain Panglima Ki Parong, tolong bertindak secara diam-diam, lindungi dua keponakan kamu itu, yakni Prabu Dipa dan juga Pangera Malaki, agaknya barisan sakit hati sudah mulai bergerak melancarkan fitnah-fitnah keji lalu mengadu domba dua anakku itu agar saling berperang dan saling benci…kelompok ini agaknya ingin mengyingkirkan kedua anakku itu dan berkuasa di Kerajaan Hilir Sungai ini!” itulah pesan Ibu Suri yang diamini Ki Jimi.Ki Jimi tentu saja sangat terkejut dengan gerakan-gerakan fitnah ini, dia bahkan menduga, gerakan ini justru lebih berbahaya dibandingkan gerakan pemberontakan di benteng dulu. Karena gerakan ini bergerak sangat masif dan langsung ke jantung Istana Hilir Sungai, dengan cara politik tingkat tinggi, bukan serangan bersenjata.Kecurigaan
Read more

Bab 166: Siasat Jebak Prabu Dipa

Malaki kini sedih sekali melihat rakyat Hilir Sungai sudah di bawah cengkraman Kerajaan Majapahit, diam-diam dia juga sering membantu kerajaan leluhurnya ini, tapi apalah dayanya, walaupun kesaktiannya sangat tinggi, tapi melawan pasukan kerajaan Majapahit yang luar biasa banyak dan ahli dalam peperangan, pasukan yang dibantu Malaki juga mampu di pukul mundur.Malaki makin sedih melihat rakyat kini banyak yang berbalik mendukung Majapahit, sebab kerajaan penjajah ini ternyata sangat humanis dengan rakyat.Kini Malaki hanya punya satu tujuan, yakni mencari ke 3 istrinya, Putri Kinanti, Tengku Mimi dan Putri Galuh, ia sangat khawatir dengan keselamatan ke tiga istrinya itu, terlebih anaknya.Dia juga sudah mendengar mertuanya yang juga Panglima Kerajaan, Jenderal Ki Parong telah gugur melawan pasukan kerajaan Majapahit.Sementara dua jenderal lainnya, yakni Jendral Banu dan Jenderal Baru juga masih simpang siur beritanya, ada yang menyebutkan keduanya sudah
Read more

Bab 167: Belang Pangeran Durja Terbuka

“Prabu…kalau menurut hamba jangan membawa pasukan, justru akan mengakibatkan kesalah pahaman kelak, lebih baik Prabu cukup membawa pengawal secukupnya dan hamba siap ikut mengawal paduka, walaupun hamba bukan ahli silat, tapi demi bangsa dan negara hamba rela berkorban…tak mau hamba hanya duduk di Istana berpangku tangan!” sela Pangeran Durja patriotis, seakan menyindir PM Ki Haja yang selama ini lebih banyak di Istana, karena faktor usia.Prabu Dipa yang sangat percaya dengan pangeran ini langsung mengangguk dan setuju, akhirnya diputuskan sesuai keinginan Jenderal Kerto, 10 hari lagi pertemuan di gelar di rumah dinas kepala daerah Kadipaten Barubang, Prabu Dipa akan di kawal pasukan khusus kerajaan yang dipimpin Ki Jimi dan Ki Hura dengan anggota pengawal sebanyak 50 orang, plus Pangeran Durja.PM Ki Haja hanya bisa mengelus dada, batinnya sangat tidak enak, mengingat pertemuan yang bakal dilakukan Prabu Dipa dengan Jenderal Kerto, yang dia
Read more

Bab 168: Saat Kritis, Malaki Datang

“Ha-ha-ha…Prabu Dipa, atau boleh ku bilang sebentar lagi berstatus mantan prabu, kamu anak ingusan tau apa hahh, harusnya akulah yang menduduki tahta kerajaan itu setelah kakaku Prabu Kerta wafat, tapi kamu tiba-tiba lahir dengan saudara kembar kamu itu, akhirnya merusak rencanaku, tapi fitnahku berhasil baik, Pangeran Malaki terjebak di dalam kamar Putri Remy, asal kamu tau itu semua siasatku…nahh hari ini aku buka semua, agar kamu tak penasaran. Karena kamu dan semua pengawal kamu itu sebentar lagi akan jadi mayat!” kagetlah Prabu Dipa dengan kelancangan dan kelicikan pamannya ini, bahkan kini tak lagi bersikap hormat dengannya.Jenderal Kerto di iringi Pangeran Durja kini keluar dari ruangan dan sengaja menunggu Prabu Dipa agar segera keluar.  “Ki Jimi, Ki Hura…begitu ada kesempatan, kalian segera kabur dari sini, lalu segera laporkan pada PM Ki Haja soal ini, kirim semua pasukan, kita berperang sampai titik darah pe
Read more

Bab 169: Wasiat Prabu Dipa Untuk Malaki

Malaki atau Pendekar Pekok alias pendekar Romantis tak berlaku sungkan lagi, ia bak membabati sekumpulan rumput saja, bahkan 10 jagoan dan Jenderal Kerto sendiri bak mau pecah jantungnya dengan gebrakan Pendekar Romantis ini.Akibatnya, banyak prajurit yang ragu maju, bahkan Jenderal Kerto harus bersemedhi karena pukulannya membalik dan menghantam dirinya, juga 10 orang jagoannya tersebut.Kesempatan itulah yang dimanfaatkan Malaki dan Ki Jimi serta Dusman yang menggendong Prabu Dipa dan Ki Hura bisa lepas dari kepungan ribuan pasukan Majapahit.Dalam waktu singkat, Malaki cs sudah menghilang dari pandangan, siapapun prajurit yang menghalangi langsung tewas kena babat pedang bengkok milik Pandekar Romantis ini.Tak ada prajurit yang berani mengejar namun mereka melepaskan anak panah, tapi ribuan anak panah yang di lepaskan ke arah kaburnya Malaki cs, justru di return kembali dan akibatnya ratusan prajurit tewas seketika, karena tak mampu menghindar, sisan
Read more

Bab 170: Prabu Malaki Miliki PR Berat!

Prabu Dipa lalu mengeluarkan plakat kerajaan yang tersimpan dalam jubahnya, yang diterima dengan takjim Pangeran Malaki, yang menandakan sahnya dia sebagai pewaris kerajaan Hilir Sungai.“Sekarang lakukankan prosesi sumpah kalian kepada Prabu Malaki…lakukan sekarang, mumpung nafasku masih berada di raga ini…!” perintah Prabu Dipa sambil menarik nafas berat, matanya langsung menatap Ki Jimi, pengawal utama yang juga kerabat dekat Putri Suri Kania ini langsung mengangguk paham.“Hamba Ki Jimi, dengan ini menyatakan dan bersumpah menyerahkan batin dan raga untuk Prabu Malaki!”“Hamba Ki Hura, dengan ini menyatakan bersumpah menyerahkan batin dan raga untuk Prabu Malaki!”“Hamba Perwira Dusman, dengan ini menyatakan bersumpah taat dan bersumpah batin dan raga untuk Prabu Malaki!”Prabu Dipa tersenyum, kini dia menatap Malaki, adik kembar Prabu Dipa ini pun paham, setelah menghormat takjim, p
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
54
DMCA.com Protection Status