Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Pendekar Romantis: Bab 131 - Bab 140

537 Bab

Bab 131: Menyamar Bersama Dusman

“Di mana istri kamu Nalini?” tanya Malaki, sebelum Dusman memulai kisahnya.“Dia sedang istirahat di padepokan milik guru, karena tinggal menunggu hari saja lagi akan melahirkan!” sahut Dusman tersenyum.“Semoga Nalini sehat saat melahirkan kelak,” Dusman langsung mengucapkan terima kasihnya atas perhatian pendekar besar ini pada istrinya.Dusman lalu mulai bercerita kenapa dia sampai berada di sini dan sekaligus menyamar, ia mengatakan di perintah gurunya untuk melanjutkan membantu Kerajaan Hilir Sungai, sampai aksi pemberontakan ini padam.Karena pemberontakan kali ini sangat berbahaya dan kalau tidak diambil tindakan segera, bisa berakibat fatal bagi Kerajaan Hilir Sungai.“Semua orang gagah kabarnya juga turun tangan membantu, karena pemberontakan ini sangat membahayakan kelangsungan kerajaan. Sebab ada pasukan asing yang sudah mendarat di puluhan pantai. Kabarnya jumlahnya sudah mencapai 10 ribuan oran
Baca selengkapnya

Bab 132: Tiga Wanita Cantik Terkurung Di Benteng

Begitu sampai di depan ruangan nomor 5, Malaki heran melihat ada 5 penjaga yang terlihat tersenyum-senyum dari tadi.Dengan memasang wajah keren dan suara sedikit di rubah lebih berat Malaki pun menegur ke 5 nya.“Kenapa kalian cengengesan dari tadi ada apa?” tegur Malaki dengan wajah di buat berwibawa.“Siap komandan…a-anu…anu Komandan…?” seorang prajurit yang berbadan kurus menjawab dengan gugup.“Anu apa, jawab yang benar!” sentak Malaki berlagak marah, masih dengan suara berat. Malaki lalu melirik ke dalam dan hampir saja dia berteriak, saking kagetnya karena di dalam ruangan tawanan itu terdapat tiga wanita yang sangat di kenalnya.Bahkan salah satu wanita itu, yakni Putri Galuh terlihat sudah tak karuan pakaiannya terutama di bagian dada dan paha, terlambat sedikit saja, mungkin aib besar akan menimpa putri Panglima Ki Parong ini.Yang dua orang lagi tentunya istri-i
Baca selengkapnya

Bab 133: Alasan Terjebak di Benteng Pemberontak

Malaki diikuti Putri Kinanti, Putri Galuh dan Tengku Mimi terus berjalan melewati ribuan prajurit pemberontak, mereka kadang berdiam sebentar, karena terhalang oleh pergerakan ribuan tentara pemberontak ini.Ke empatnya lalu melanjutkan langkahnya menuju ke bagian belakang atau sisi benteng bagian timur.Begitu sudah sampai, Malaki melihat Dusman yang juga dalam bentuk penyamaran memberi dia kode, Malaki lalu mengedipkan mata pada ke tiga putri-putri bangsawan ini agar mengikuti Dusman, sementara Malaki sengaja dari belakang menjaga ketiganya.Baik Kinanti, Mimi dan juga Puri Galuh menyimpan rasa penasaran mereka, sama seperti Malaki, karena yang terpenting sekarang mereka harus segera keluar dari benteng kaum pemberontak ini sejauh-jauhnya.Begitu akan melompat ke atas benteng dan bermaksud kabur, tanpa di duga, Ki Yuta dan Ki Tana, dua orang anak buah Pangeran Biju tiba-tiba ada di sana, keduanya merasa aneh melihat ada 5 prajurit yang seakan ingin berp
Baca selengkapnya

Bab 134: Putri Kinanti Bertemu Kaum Pemberontak

Kinanti terus melanjutkan perjalanannya menuju ke pegunungan meratus wilayah Barat yang sangat lebat dengan hutan-hutan perawannya. Serta memiliki pohon-pohon besar dan tinggi menjulang ke langit.Setelah hampir sebulan, Kinanti akhirnya sampai juga di Wilayah Kadipaten Antang. Saat beristirahat di sebuah rumah makan, seperti biasa kehadiran Kinanti tentu menarik semua kaum laki-laki, terlebih saat itu sangat banyak prajurit yang diam-diam membelot.Awalnya Kinanti tak menggubris godaan dari para prajurit tersebut, tapi ada dua orang yang agaknya mabuk nekat mendekatinya.“Waoooowww….di sini memang cantik-cantik kaum wanitanya…haii manis…bolehkah saya ikut bergabung duduk di sini!” seorang prajurit yang agaknya dari Kerajaan Surata dengan kurang ajarnya langsung duduk di samping Kinanti. Sementara teman yang satunya kini duduk berhadapan langsung dengan Kinanti.“Emm…harumm, badannya wangiii&helli
Baca selengkapnya

Bab 135: Pangeran Biju Minta Kinanti di Tawan

Sesuai prediksi Ki Dato Pilo, kesaktian Putri Kinanti ini memang sangat mengagumkan, Jalar dan Buying kini makin kagum saat melakukan perjalanan menuju benteng.Ilmu berlari cepat Putri Kinanti sangat luar biasa, mampu mengimbangi mereka bertiga, bahkan Jalar dan Buying harus mengakui dalam hati, ilmu berlari cepat keduanya kalah jauh di bandingkan Kinanti.Itu terlihat sejak dari penginapan hingga kini hampir 3 jam lebih mereka berlari cepat, tak terlihat ngos-ngosan di wajah Putri Kinanti.“Luar biasa, Pangeran Biju memiliki ilmu yang sangat tinggi, putrinya juga memiliki ilmu yang sangat mengagumkan, tak kalah hebatnya dengan ayahnya, bahkan agaknya melebihi sang pangeran itu!” puji Dato Pilo dalam hati, ia benar-benar berharap Putri Kinanti ini mau bergabung untuk memperkuat gerakan mereka kelak.Setelah hampir 4 jam melakukan perjalanan sangat cepat, melebihi kecepatan kuda, Dato Pilo, Jalar  dan Buying serta Putri Kinanti sampai jug
Baca selengkapnya

Bab 136: Kisah Putri Galuh Terjebak Dalam Benteng

Putri kesayangan Panglima Jenderal Ki Parong inipun memulai kisahnya, hampir mirip dengan alasan Kinanti, Putri Galuh juga ingin meluaskan pengetahuannya, dengan cara mengembara.Padahal dalam hatinya, tujuan utamanya adalah ingin bertemu kembali dengan sang pujaan hati, Pangeran Malaki alias Pendekar Pekok.Kalau cinta sudah melekat, Putri Galuh yang banyak di lamar para bangsawan ini tetap menjatuhkan pilihan pada Malaki, dan dia tak masalah jadi istri atau selir sang pujaan hatinya ini.Baginya seorang pria memiliki istri lebih dari satu atau selir bukanlah sesuatu yang aneh di jaman itu.Dengan diiringi 5 pengawalnya yang berilmu tinggi diiringi izin setengah hati ibunya yang sangat mengkhawatirkan keselamatan putri kesayangannya ini , mulailah putri bangsawan ini merantau untuk pertama kalinya.Tujuannya tentu saja Penggunungan Meratus sebelah barat, di mana dia mendengar kabar di sanalah kaum pemberontak bermarkas.Andai saja Putri Gal
Baca selengkapnya

Bab 137: Berhasil Taklukan Perasaan Kinanti, Mimi dan Galuh

“Aku hargai kejujuran kamu Mimi…sebagai wanita kita memang harus mengalah pada perasaan kita sendiri. Apalagi status Malaki yang kini seorang pangeran…!” sahut Kinanti tenang.Tak perlu Mimi terbuka soal perasaan, sebagai wanita yang memiliki perasaan halus, Putri Kinanti sudah paham, pasti ada hubungan istimewa di antara Malaki dan Mimi.Apalagi setelah Mimi mengaku dia sebelumnya jalan bersama dengan Malaki sebelum akhirnya tertangkap di benteng para pemberontak. Kinanti tentu saja ingat pengalamannya saat bersama Malaki, pendekar ini terlalu romantis dan sudah pasti berhasil menaklukan hati putri bangsawan dari kerajaan Surata ini.Kini Kinanti dan Mimi malah menatap Putri Galuh, keduanya seakan ingin tahu, apa yang di rasakan Putri Galuh.“Bagaimana dengan kamu Putri Galuh…?” tanya Kinanti lagi dan ikut di dengarkan dengan serius dan sabar oleh Mimi.“A-aku…belum tahu…karena sampa
Baca selengkapnya

Bab 138: Restu Kinanti dan Mimi Buat Putri Galuh

“Minta aja sama suami kita, tapi kalian kan sudah menikah…kok kamu belum hamil Mi!” sahut Kinanti tertawa.Dengan malu-malu Mimi lalu memperlihatkan sebuah pil kecil yang berguna mencegah ke hamilan, yang dulu pernah di berikan ibunya.“Ohh ini penyebabnya…ya dehh, mending buang aja, ga usah khawatir, aku tak cemburu atau marah kok, kalau kelak kamu hamil!” cetus Kinanti lagi dan tanpa di duga Mimi atau Putri Galuh, sisa pil kecil itu di ambil lalu langsung di lempar Kinanti ke sungai.“Aku juga pingin…!” cetus Putri Galuh tanpa sadar, Kinanti, Mimi dan Malaki langsung kaget menatap Galuh, di tatap begitu Putri bangsawan ini langsung tersadar dan tersipu-sipu malu.“Kalau ga sabar, ya udah, tuh ada gua di depan kita buat kelak bulan madu, tapi kamu upacara nikah dulu berdua dengan abang Malaki seperti aku dan dia lakukan dulu di kaki gunung meratus. Trus masuk aja ke gua ke sana, bikin anak ce
Baca selengkapnya

Bab 139: Perang Dahsyat

“Selamat yaa, kamu juga naik pangkat jadi perwira kini!” bisik Malaki pada Dusman. Dusman kini senyum-senyum senang di puji pendekar ini.“Ahh nggak ada apa-apanya aku di bandingkan pangeran!” bisik Dusman langsung merendah, baik Dusman maupun Malaki, kini sama-sama menyimak ucapan Panglima Ki Parong.“Seperti yang kubilang tadi, musuh sangat kuat, kekuatan mereka diperkirakan 25 ribu lebih. Namun aku juga sudah mendapatkan kontak dari Panglima Kerajaan Surata, yang mengatakan mereka juga sudah bersiap dengan 50 ribu pasukan, jadi kita akan sama-sama menyerbu, yakni dua hari dari sekarang, kalau pasukan Kerajaan Surata dari arah Barat, nah kita dari arah Timur. Namun untuk mencegah mereka kabur ke Tenggara dan Utara, maka kita pecah pasukan jadi dua, yakni aku yang memimpin langsung dari Timur, sedangkan Jenderal Janu dan Jenderal Baru, di bantu Panglima Muda Pangeran Malaki akan menyerbu dari Tenggara, karena pasukan Surata juga akan meme
Baca selengkapnya

Bab 140: Tuntaskan Dendam Lama Di Pertempuran

Gerakan aneh yang di peragakan Pendekar Pekok ini membuat semuanya terpana, mereka yang awalnya merasa lucu kini mulai berbalik takjub dengan jurus-jurus mabuk yang aneh ini.Tiga jagoan Kerajaan Surata yang merupakan tangan kanan Jenderal Lipa lengah, ketiganya berada paling dekat dengan Malaki dibandingkan pendekar lainnya, merasakan perubahan yang luar biasa dari jurus mabuk ini, hawa yang semula panas berubah sangat dingin dan membuat mereka langsung mengigil kedinginan.Tiba-tiba Malaki berteriak nyaring, suara ribuan tawon terdengar dahsyat, tanpa sempat lagi mengelak saking cepatnya ayunan pedang itu di tambah lompatan Malaki yang sangat cepat bak kilat, ketiganya tak mampu menghindar lagi saat babatan pedang ini mengarah ke tubuh mereka.Teriakan menyayat hati terdengar, lalu diam, ketiganya kini tewas dengan tubuh terbelah dua, tidak berhenti sampai di sana.Malaki kini melompat menerjang Sepasang Pendekar Iblis, hanya sepersekian detiknya keduan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
54
DMCA.com Protection Status