Beranda / Pendekar / Pendekar Romantis / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Pendekar Romantis: Bab 111 - Bab 120

537 Bab

Bab 111: Saat Jiwa Petualang Asmara Meronta

“Paman, apakah pernah mendengar Padepokan Mawar Merah yang dipimpin Nyai Mawar?” tanya Malaki, kini Malaki sengaja bertanya soal padepokan milik Nyai Mawar ini.Dato Kalio terdiam sejenak, dia lalu meminta Dato Kato yang paling sering berpetualang untuk bicara.“Aku pernah mendengar padepokan ini dulunya di tinggal di Wilayah Pangsa, lalu informasi terakhir pindah ke perbatasan di wilayah Timur Pegunungan Meratus!” kata Dato Kato.“Kenapa kamu mencari padepokan itu Ananda Pangeran?” tanya Dato Kalio.“Dulu padepokan ini kabarnya sempat ingin ikut pemberontakan, nahh saya curiga kepindahan mereka dari wilayah Kerajaan Hilir Sungai, tentu ada kaitannya dengan rencana pemberontakan ini, makanya saya berniat akan mulai penyelidikan ke padepokan ini dulu paman!”  Malaki sengaja bikin alibi yang masuk akal.Padahal niat hati Malaki yang utama ingin menyelidiki dan mengambil anaknya Sembara, yang dikata
Baca selengkapnya

Bab 112: Kitab Nyai Nini

Suatu hari keduanya sampai di sisi pegunungan meratus, terdengar suara seperti sebuah pertarungan, Malaki dan Mimi saling berpandangan dan keduanya sepakat akan melihat siapa yang lagi bertarung tersebut.Lalu dengan melompat jauh dan keduanya sampai di tempat itu, kini kemajuan ilmu silat Mimi sudah sangat tinggi, berkat latihan yang diajarkan Malaki selama ini.Begitu sampai dan melihat siapa yang bertarung, kagetlah Malaki, karena yang bertarung itu gurunya sendiri yakni Pendekar Sapu Jagat dengan seorang wanita tua yang tak dia kenal.Malaki dan Mimi tak berani terlalu mendekat, karena efek pertarungan ini sangat dahsyat, angin panas dan dingin silih berganti bertebaran di dekat pertarungan itu.Malaki dan Mimi sampai silau melihat saking cepatnya gurunya dan wanita tua berloncatan ke sana kemari dan saling memukul, hingga menimbulkan suara nyaring seperti ledakan.“Nata Sembrana, kini tibalah ajalmu, puluhan tahun aku mencarimu dan hari
Baca selengkapnya

Bab 113: Cinta Berdarah Pendekar Sapu Jagat

Tentu saja Mimi tak pernah menduga, kalau kesaktian Pendekar Ki Sapu Jagat sangat tinggi, malah lebih tinggi dari Malaki.“Baiklah…agar kalian berdua tak bingung, aku akan bercerita soal asmaraku saat masih muda!” Malaki dan Mimi pun duduk di kiri dan kanan pendekar sakti yang sudah tua ini dan tetap bersandar pada sebuah batu.Pendekar Sapu Jagat lalu menghela nafas panjang, untuk meredakan nafasnya yang sesak dan dadanya yang teramat sakit, akibat menerima tenaga dalam dahsyat dari Nyai Nini tadi.Inilah cerita Pendekar Sapu Jagat…Pendekar Sapu jagat saat muda lebih di kenal dengan nama Nata Sembrana, wajahnya tak beda jauh dengan kakeknya, si Pendekar Asmara atau Ki Jaya Sembrana, yang tewas di tangan para pendekar, gara-gara kesalahan tangan membunuh pangeran dan istrinya dari kerajaan Hilir Sungai (silahkan baca kisahnya di bab sebelumnya).Yakni sama tampan, sama romantik dan suka berpetualang dengan wanita-wanita c
Baca selengkapnya

Bab 114: Cinta Memang Buta

Setelah hampir setengah hari, akhirnya dia bertemu dengan 15 orang anak buah Ki Jonggos yang membawa hasil rampokan dan beberapa wanita sebagai hasil rampasan, Nata Sembrana langsung turun tangan.Tanpa ampun ke 15 orang ini dia bantai semuanya, sakit hati karena bayi dan kekasihnya sudah di bunuh membuat Nata Sembrana gelap mata. Nata kemudian bak orang lumpuh setelah melihat hasil amukannya, di mana wujud jasad ke 15 perampok itu sudah tak berbentuk lagi.Sebagai orang yang berhati lembut dan romantic, baru kali ini Nata sampai kalap dan berbuat sangat kejam pada musuh-musuhnya, diapun sangat menyesali perbuatannya itu. Namun Nata Sembrana tak mungkin membalikan waktu.Wanita-wanita hasil rampasan tadi sudah di suruh Nata pulang kembali ke kampung mereka dan membawa lagi hasil rampokan itu. Saat kalut itulah Nata Sembrana secara tak sengaja bertemu seorang kakek misterius, yang belakangan dia tahu itulah Kakek Berhati Emas yang dulu waktu muda ber
Baca selengkapnya

Bab 115: Benih Cinta Terus Tumbuh

Bagi Mimi, seorang pria memiliki istri lebih dari satu tidak ada larangan, karena dia sudah melihat ayahnya sendiri Dato Kalio yang malah memiliki 4 istri sekaligus dan rukun-rukun saja sampai kini. Malaki lalu melepas pelukan Mimi dan dia berjalan pelan di bawah rembulan yang kini bersinar sangat terang.Alangkah sempurnanya perpaduan antara bulan yang bersinar terang di atas langit, dengan bulan lain yang tak kalah indahnya bersinar dan berada di depan Malaki.Malaki lalu kembali menatap wajah Mimi, terangnya rembulan memang menambah nilai kecantikan Mimi naik berlipat-lipat.Malaki akhirnya menyunggingkan tersenyum, dia sedapat mungkin mengalihkan pemandangan indah ini agar tak larut semakin dalam. Godaan Mimi benar-benar telah melenakan dirinya, apakah dia sanggup bertahan, kalau terus bersama gadis jelita ini.“Mi…coba kamu buka kitab pemberian Nyai Nini, agaknya itu berisi ilmu-ilmu silat tinggi!” Malaki sengaja menga
Baca selengkapnya

Bab 116: Jurus Mengejar Cinta yang Berbahaya

“Agaknya cocok di sini kamu bersemedhi, sekarang kamu praktikan jurus Mengejar Cinta, lalu laksanakan apa yang diperintahkan di kitab itu!” Malaki kemudian memberi Mimi petunjuk, Mimi tanpa membuang waktu langsung bersilat dan lama-kelamaan tubuhnya berubah jadi hangat.Malaki kini duduk agak ke dalam dan berpaling ke jurusan lain, karena Mimi kini mulai melepas pakaiannya satu per satu, sesuai petunjuk di kitab itu.Mimi lalu tenggelam dalam semedhinya dengan tubuh polos, wajahnya menatap ke luar gua sambil memejamkan mata membelakangi Malaki yang berada di dalam gua. Siluet tubuh Mimi membuat Malaki hampir tak konsentrasi bersemedhi, tak lama kemudian badai es makin menggila, bahkan batu-batu es sebagian masuk ke dalam gua, di mana Mimi dan Malaki berada.Awalnya Malaki rada khawatir juga melihat tubuh Mimi yang terkena batu-batu es, tapi ia pun mulai terperangah, tubuh Mimi seakan mempunyai benteng tebal, batu-batu es itu malah melele
Baca selengkapnya

Bab 117: Cinta Tak Bisa Di Tahan

Malaki tak sadar berapa lama dia tertidur, tapi saat bangun tubuh terasa ringan dan nyaman, tapi ada satu hal yang membuat dia merasa aneh. Seperti ada dorongan untuk memeluk tubuh Mimi yang kini masih enak-enakan tidur dan kepalanya berada di pahanya.Tubuhnya tiba-tiba berasa hangat, yang membuat Malaki kaget nafsunya tiba-tiba terbangkit tanpa bisa dia tahan. Pelukan ke tubuh Mimi bak api bertemu bensin, langsung terbakar hebat dan seakan ingin membakar jiwa Malaki.Malaki tiba-tiba ingat rasa ini seperti dia makan daun ajaib bersama Rani beberapa tahun lalu di sebuah gua.“Aduhhh…gawat, ini sama seperti dulu saat aku bersama Rani, agaknya daging binatang kadal itu mengandung efek samping, yakni mampu merangsang libidoku,” batin Malaki kaget sendiri.Sebagai pendekar yang sudah kenyang pengalaman, Malaki menyadari, daging kadal yang baru mereka makan tadi mengandung daya rangsangan yang sangat kuat, malah dia merasa lebih kuat dari d
Baca selengkapnya

Bab 118: Bertemu Anak Buah Nyai Mawar

Tidak ada penyesalan apapun dari wajah gadis cantik ini, karena apa yang mereka lakukan benar-benar dari hati dan tidak ada paksaan, semuanya berlangsung alami, walaupun semua itu di mulai dengan memakan binatang kadal tersebut.Cinta memang melenakan siapapun manusia di muka bumi ini.Walaupun itu semua di awali setelah memakan kadal putih yang sebelumnya mereka panggang bersama. Malaki lalu teringat ucapan Mimi, yang mengatakan dia rela jadi istri kedua Malaki, karena Malaki sudah memiliki seorang istri yang mungkin sudah melahirkan, yakni Putri Kinanti.Bagi Mimi, seorang pria beristri lebih dari satu tak ada yang aneh, kehidupan ayahnya yang memiliki 4 istri sekaligus telah membuka mata hati Mimi, mencintai pria yang sudah memiliki istri adalah hal yang lumrah, yang penting si prianya juga mencintai. Tidak ada yang salah bukan…?Hanya…mampukah Malaki membagi adil rasa cintanya, kepada Putri Kinanti dan Tengku Mimi…?Sudah t
Baca selengkapnya

Bab 119: Memasukan Serigala Ke Negeri Sendiri

“Bangsaattt, siapa kamu gadis cilik!” hardik wanita ini dan dia langsung mencabut golok tipisnya.“Hmmm…kalian ini maling-maling berlagak penjaga keamanan, orang-orang lemah kalian peras dan rampok berkedok jaga keamanan!” sahut gadis ini santai, yang ternyata Tengku Mimi.Mimi yang sudah marah melihat kelakuan ketiga wanita baju merah ini tak tahan juga, saat melihat Rahib yang baru menikahkan dia dan Malaki di buat terjengkang ke samping, hingga bajunya kotor terkena percikan lumpur, karena malam sebelumnya hujan lebat, hingga ada genangan air di halaman kuil kecil ini. Mimi pun langsung keluar sifat asli pendekar-nya, yakni tak tega melihat orang teraniaya.Ketiganya kemudian menyerang dengan ganas, Mimi sudah dipesani Malaki agar jangan membunuh, cukup beri pelajaran saja. Malaki sepintas sudah tahu, tiga orang wanita yang berias menor itu bukan tandingan Mimi yang kini telah menjelma gadis yang sangat sakti dengan Jurus Mengej
Baca selengkapnya

Bab 120: Rencana Besar Pemberontakan

Pangeran Kurna lalu melanjutkan, pertemuan mereka pada hari ini adalah mematangkan rencana besar mereka, yakni akan mengguling dua kerajaan sekaligus, yakni Kerajaan Surata yang di jabat Prabu Tago dan Kerajaan Hilir Sungai yang di jabat Prabu Dipa.Pangeran Kurna juga mengatakan dia sudah menyiapkan pasukan besar di kerajaan Hulir Sungai yang terbujuk dan mau berkhianat, yang kelak akan di bantu ribuan prajurit dari Kekaisaran Mongol dan juga ribuan prajurit dari Kerajaan Surata yang dipimpin Jenderal Lipa untuk menyerbu Kerajaan Hilir Sungai.“Jadi kita akan menyerbu kerajaan Hilir Sungai dulu, setelah kerajaan ini jatuh ke tangan kita, baru kita bereskan kerajaan Surata dan kelak mendudukan Jenderal Lipa sebagai Raja yang baru dan nanti aku akan menjadi Prabu di Hilir Sungai. Persahabatan dengan Kekaisaran Mongol akan makin baik, armada-armada perang kekaisaran Mongol kami persilahkan untuk menguasai pulau-pulau lainnya seperti Pulau Sulawesi, Pulau Papua dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
54
DMCA.com Protection Status