“Paman, apakah pernah mendengar Padepokan Mawar Merah yang dipimpin Nyai Mawar?” tanya Malaki, kini Malaki sengaja bertanya soal padepokan milik Nyai Mawar ini.
Dato Kalio terdiam sejenak, dia lalu meminta Dato Kato yang paling sering berpetualang untuk bicara.
“Aku pernah mendengar padepokan ini dulunya di tinggal di Wilayah Pangsa, lalu informasi terakhir pindah ke perbatasan di wilayah Timur Pegunungan Meratus!” kata Dato Kato.
“Kenapa kamu mencari padepokan itu Ananda Pangeran?” tanya Dato Kalio.
“Dulu padepokan ini kabarnya sempat ingin ikut pemberontakan, nahh saya curiga kepindahan mereka dari wilayah Kerajaan Hilir Sungai, tentu ada kaitannya dengan rencana pemberontakan ini, makanya saya berniat akan mulai penyelidikan ke padepokan ini dulu paman!” Malaki sengaja bikin alibi yang masuk akal.
Padahal niat hati Malaki yang utama ingin menyelidiki dan mengambil anaknya Sembara, yang dikata
Suatu hari keduanya sampai di sisi pegunungan meratus, terdengar suara seperti sebuah pertarungan, Malaki dan Mimi saling berpandangan dan keduanya sepakat akan melihat siapa yang lagi bertarung tersebut.Lalu dengan melompat jauh dan keduanya sampai di tempat itu, kini kemajuan ilmu silat Mimi sudah sangat tinggi, berkat latihan yang diajarkan Malaki selama ini.Begitu sampai dan melihat siapa yang bertarung, kagetlah Malaki, karena yang bertarung itu gurunya sendiri yakni Pendekar Sapu Jagat dengan seorang wanita tua yang tak dia kenal.Malaki dan Mimi tak berani terlalu mendekat, karena efek pertarungan ini sangat dahsyat, angin panas dan dingin silih berganti bertebaran di dekat pertarungan itu.Malaki dan Mimi sampai silau melihat saking cepatnya gurunya dan wanita tua berloncatan ke sana kemari dan saling memukul, hingga menimbulkan suara nyaring seperti ledakan.“Nata Sembrana, kini tibalah ajalmu, puluhan tahun aku mencarimu dan hari
Tentu saja Mimi tak pernah menduga, kalau kesaktian Pendekar Ki Sapu Jagat sangat tinggi, malah lebih tinggi dari Malaki.“Baiklah…agar kalian berdua tak bingung, aku akan bercerita soal asmaraku saat masih muda!” Malaki dan Mimi pun duduk di kiri dan kanan pendekar sakti yang sudah tua ini dan tetap bersandar pada sebuah batu.Pendekar Sapu Jagat lalu menghela nafas panjang, untuk meredakan nafasnya yang sesak dan dadanya yang teramat sakit, akibat menerima tenaga dalam dahsyat dari Nyai Nini tadi.Inilah cerita Pendekar Sapu Jagat…Pendekar Sapu jagat saat muda lebih di kenal dengan nama Nata Sembrana, wajahnya tak beda jauh dengan kakeknya, si Pendekar Asmara atau Ki Jaya Sembrana, yang tewas di tangan para pendekar, gara-gara kesalahan tangan membunuh pangeran dan istrinya dari kerajaan Hilir Sungai (silahkan baca kisahnya di bab sebelumnya).Yakni sama tampan, sama romantik dan suka berpetualang dengan wanita-wanita c
Setelah hampir setengah hari, akhirnya dia bertemu dengan 15 orang anak buah Ki Jonggos yang membawa hasil rampokan dan beberapa wanita sebagai hasil rampasan, Nata Sembrana langsung turun tangan.Tanpa ampun ke 15 orang ini dia bantai semuanya, sakit hati karena bayi dan kekasihnya sudah di bunuh membuat Nata Sembrana gelap mata. Nata kemudian bak orang lumpuh setelah melihat hasil amukannya, di mana wujud jasad ke 15 perampok itu sudah tak berbentuk lagi.Sebagai orang yang berhati lembut dan romantic, baru kali ini Nata sampai kalap dan berbuat sangat kejam pada musuh-musuhnya, diapun sangat menyesali perbuatannya itu. Namun Nata Sembrana tak mungkin membalikan waktu.Wanita-wanita hasil rampasan tadi sudah di suruh Nata pulang kembali ke kampung mereka dan membawa lagi hasil rampokan itu.Saat kalut itulah Nata Sembrana secara tak sengaja bertemu seorang kakek misterius, yang belakangan dia tahu itulah Kakek Berhati Emas yang dulu waktu muda ber
Bagi Mimi, seorang pria memiliki istri lebih dari satu tidak ada larangan, karena dia sudah melihat ayahnya sendiri Dato Kalio yang malah memiliki 4 istri sekaligus dan rukun-rukun saja sampai kini.Malaki lalu melepas pelukan Mimi dan dia berjalan pelan di bawah rembulan yang kini bersinar sangat terang.Alangkah sempurnanya perpaduan antara bulan yang bersinar terang di atas langit, dengan bulan lain yang tak kalah indahnya bersinar dan berada di depan Malaki.Malaki lalu kembali menatap wajah Mimi, terangnya rembulan memang menambah nilai kecantikan Mimi naik berlipat-lipat.Malaki akhirnya menyunggingkan tersenyum, dia sedapat mungkin mengalihkan pemandangan indah ini agar tak larut semakin dalam. Godaan Mimi benar-benar telah melenakan dirinya, apakah dia sanggup bertahan, kalau terus bersama gadis jelita ini.“Mi…coba kamu buka kitab pemberian Nyai Nini, agaknya itu berisi ilmu-ilmu silat tinggi!” Malaki sengaja menga
“Agaknya cocok di sini kamu bersemedhi, sekarang kamu praktikan jurus Mengejar Cinta, lalu laksanakan apa yang diperintahkan di kitab itu!” Malaki kemudian memberi Mimi petunjuk, Mimi tanpa membuang waktu langsung bersilat dan lama-kelamaan tubuhnya berubah jadi hangat.Malaki kini duduk agak ke dalam dan berpaling ke jurusan lain, karena Mimi kini mulai melepas pakaiannya satu per satu, sesuai petunjuk di kitab itu.Mimi lalu tenggelam dalam semedhinya dengan tubuh polos, wajahnya menatap ke luar gua sambil memejamkan mata membelakangi Malaki yang berada di dalam gua.Siluet tubuh Mimi membuat Malaki hampir tak konsentrasi bersemedhi, tak lama kemudian badai es makin menggila, bahkan batu-batu es sebagian masuk ke dalam gua, di mana Mimi dan Malaki berada.Awalnya Malaki rada khawatir juga melihat tubuh Mimi yang terkena batu-batu es, tapi ia pun mulai terperangah, tubuh Mimi seakan mempunyai benteng tebal, batu-batu es itu malah melele
Malaki tak sadar berapa lama dia tertidur, tapi saat bangun tubuh terasa ringan dan nyaman, tapi ada satu hal yang membuat dia merasa aneh. Seperti ada dorongan untuk memeluk tubuh Mimi yang kini masih enak-enakan tidur dan kepalanya berada di pahanya.Tubuhnya tiba-tiba berasa hangat, yang membuat Malaki kaget nafsunya tiba-tiba terbangkit tanpa bisa dia tahan. Pelukan ke tubuh Mimi bak api bertemu bensin, langsung terbakar hebat dan seakan ingin membakar jiwa Malaki.Malaki tiba-tiba ingat rasa ini seperti dia makan daun ajaib bersama Rani beberapa tahun lalu di sebuah gua.“Aduhhh…gawat, ini sama seperti dulu saat aku bersama Rani, agaknya daging binatang kadal itu mengandung efek samping, yakni mampu merangsang libidoku,” batin Malaki kaget sendiri.Sebagai pendekar yang sudah kenyang pengalaman, Malaki menyadari, daging kadal yang baru mereka makan tadi mengandung daya rangsangan yang sangat kuat, malah dia merasa lebih kuat dari d
Tidak ada penyesalan apapun dari wajah gadis cantik ini, karena apa yang mereka lakukan benar-benar dari hati dan tidak ada paksaan, semuanya berlangsung alami, walaupun semua itu di mulai dengan memakan binatang kadal tersebut.Cinta memang melenakan siapapun manusia di muka bumi ini.Walaupun itu semua di awali setelah memakan kadal putih yang sebelumnya mereka panggang bersama. Malaki lalu teringat ucapan Mimi, yang mengatakan dia rela jadi istri kedua Malaki, karena Malaki sudah memiliki seorang istri yang mungkin sudah melahirkan, yakni Putri Kinanti.Bagi Mimi, seorang pria beristri lebih dari satu tak ada yang aneh, kehidupan ayahnya yang memiliki 4 istri sekaligus telah membuka mata hati Mimi, mencintai pria yang sudah memiliki istri adalah hal yang lumrah, yang penting si prianya juga mencintai. Tidak ada yang salah bukan…?Hanya…mampukah Malaki membagi adil rasa cintanya, kepada Putri Kinanti dan Tengku Mimi…?Sudah t
“Bangsaattt, siapa kamu gadis cilik!” hardik wanita ini dan dia langsung mencabut golok tipisnya.“Hmmm…kalian ini maling-maling berlagak penjaga keamanan, orang-orang lemah kalian peras dan rampok berkedok jaga keamanan!” sahut gadis ini santai, yang ternyata Tengku Mimi.Mimi yang sudah marah melihat kelakuan ketiga wanita baju merah ini tak tahan juga, saat melihat Rahib yang baru menikahkan dia dan Malaki di buat terjengkang ke samping, hingga bajunya kotor terkena percikan lumpur, karena malam sebelumnya hujan lebat, hingga ada genangan air di halaman kuil kecil ini. Mimi pun langsung keluar sifat asli pendekar-nya, yakni tak tega melihat orang teraniaya.Ketiganya kemudian menyerang dengan ganas, Mimi sudah dipesani Malaki agar jangan membunuh, cukup beri pelajaran saja. Malaki sepintas sudah tahu, tiga orang wanita yang berias menor itu bukan tandingan Mimi yang kini telah menjelma gadis yang sangat sakti dengan Jurus Mengej
Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda
“Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya
“Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki
Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma