Beranda / Pendekar / Keris Bunga Bangkai / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Keris Bunga Bangkai: Bab 101 - Bab 110

197 Bab

101 - Penolakan Indra

Rangkahasa berbalik saja, nampak abai dengan peperangan yang masih berlangsung. Sementara itu, pasukan dari Kerajaan Marajaya juga sudah berhasil memukul mundur musuh mereka. Pemimpin mereka sudah memerintahkan untuk kembali ke benteng, karena sudah tak mungkin mengusir pasukan dari Kerajaan Marajaya.Namun Bayantika juga tidak memaksakan pasukannya untuk terus menggempur musuh. Dia tahu prajuritnya juga sudah terlalu lama bertempur dan membutuhkan istirahat.“Segera tarik kembali pasukan kita. Dipaksakan pun, justru hanya akan berakibat buruk bagi kita,” tutur Bayantika memberikan perintah.“Baik, Senopati!” jawab Aruna sebelum dia pergi untuk menarik kembali pasukannya.Senopati Bayantika memutar haluan kudanya, hendak meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke lokasi perkemahan mereka.“Sepertinya kami benar-benar tak diperlukan berada di sini,” ucap Indra datang menghampiri mengarak kudanya mendekati Bayantika.“Bukannya kalian sendiri yang bilang, kalau kalian hanya ingin meli
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-09
Baca selengkapnya

102 - Penghinaan Dari Prabu Yasoka

Bayantika tersenyum dengan jawaban tersebut. Namun Indra ternyata masih kebingungan meski Rangkahasa sudah memberikan jawabannya. “Dengar, jika kita bisa langsung menyerang raja, akan lebih banyak pion yang terselamatkan,” jelas Bayantika sembari merangkul bahu Indra. “Tapi sebenarnya, yang kita lakukan ini juga tidak sedang mencoba menyerang pusat kerajaan mereka secara langsung,” tutup Bayantika, yang kembali membuat Indra semakin kebingungan. Setelah itu dia menggiring Indra berjalan mendekati tebing, dan memancingnya untuk mengamati lebih seksama hamparan padang luas yang membentang dari medan pertempuran yang terlihat dari jauh dari Benteng Matuwiru tersebut. “Jika kita tidak langsung merebut benteng mereka itu, mereka akan terus memusatkan pertahanan mereka di sana. Mereka akan terus mengirim bantuan. Hal yang sama juga sedang terjadi di sisi lainnya di perbatasan barat Cindani. Dharma juga melakukan hal yang sama yang aku lakukan di sini.” “Jika waktunya sudah tiba, satu pas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-09
Baca selengkapnya

103 - Dua Orang Murid Kesayangan

Hari itu juga, Tarendra bersama rombongan prajuritnya bertolak menuju Benteng Calikis, salah satu benteng perbatasan Kerajaan Cindani yang telah dikuasai oleh Panglima Bramanti. Tidak banyak prajurit yang dibawa untuk menemaninya pergi, karena Kerajaan Marajaya masih harus menjaga perbatasan bagian timur mereka dari ancaman Kerajaan Cakradwipa. Namun tetap saja, pergerakan rombongan yang dibawa Tarendra mengundang perhatian banyak penduduk, karena rakyat sudah menganggapnya sebagai calon raja mereka. Di sepanjang perjalanan, banyak rakyat yang antusias untuk menyaksikan seorang Tarendra walau hanya sekadar lewat saja di jalan. Kebetulan di saat bersamaan, Dharma seorang diri memutuskan untuk turun gunung karena ingin kembali bertemu dengan Rangkahasa. Perhatiannya juga terpancing dengan rombongan prajurit tersebut, dan mengenali keberadaan Tarendra dalam rombongan. “Kangmas!” panggilnya dari balik ramainya warga. Namun Tarendra terus saja berlalu, entah tak mendengar atau tak sadar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-11
Baca selengkapnya

104 - Ketegasan Dan Keadilan Tarendra

Sesampainya di Benteng Calikis, Tarendra meminta Senopati Bayantika untuk menemaninya ke desa di dekat benteng tersebut yang juga sudah dalam kekuasaan mereka.Desa itu nampak hening karena masih dalam suasana perang yang mencekam. Hampir semua mata penduduk desa melirik dengan tatapan takut bercampur tidak senang dengan mereka.“Segera kumpulkan mereka di alun-alun desa,” seru Tarendra berbisik pada Bayantika.Bayantika pun menyampaikan perintah itu pada prajurit bawahannya, dan semua warga desa pun diarak menuju alun-alun desa. Di tempat itu sudah disediakan panggung oleh prajurit-prajurit Marajaya. Tarendra dan Senopati Bayantika berserta beberapa orang Lurah Prajurit berdiri di atas panggung tersebut.Setelah semua warga itu dikumpulkan, Tarendra pun maju ke depan seperti ingin menyampaikan sesuatu pada mereka.“Kalian pasti sudah tahu juga kondisi saat ini. Keadaan yang sama akan terjadi di desa kami jika Kerajaan Cindani yang berhasil datang menjajah lebih dulu,” ujar Tarendra m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-11
Baca selengkapnya

105 - Bingkisan Untuk Yasoka

Bayantika memerintahkan prajuritnya untuk membereskan mayat tiga orang prajurit yang sudah dipenggal oleh Tarendra. Setelah itu, dia juga memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk mengarak beberapa orang petinggi prajurit Cindani yang telah mereka tahan selama ini. Ada sekitar tujuh prajurit, satu orang Senopati, dua orang Bekel dan sisanya berpangkat Lurah Prajurit. Mereka semua didudukkan berjejer dengan tangan terikat ke belakang dan kepala mereka ditundukkan ke lantai panggung. Tarendra pun kembali maju dan berpidato di panggung tersebut. “Kalian telah melihat kebaikanku. Aku beri kalian kebebasan untuk menjalani kehidupan kalian sehari-hari. Tapi ingat, aku adalah seorang Panglima Perang dari Kerajaan Marajaya.” “Kami telah memberikan tawaran damai pada Raja kalian, dan kalian pasti juga sudah tahu balasan dari Raja kalian yang telah menghina kami.” Setelah itu Tarendra memberikan kode pada Bayantika, dan Bayantika pun langsung memerintah algojo untuk bersiap memenggal tujuh o
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-11
Baca selengkapnya

106 - Ketenangan Sebelum Badai

Setelah itu, Tarendra melakukan hal serupa di tujuh desa lain di dekat tiga benteng perbatasan Cindani yang sudah mereka kuasai. Dia memenggal beberapa kepala, dan membiarkan beberapa prajurit untuk kembali membawa bingkisan kepala tersebut pada Raja Yasoka.Ancaman tersebut pun sampai pada Raja Yasoka. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali dengan pesan yang sama. Hingga cerita itu pun menjadi buah bibir di hampir segala lapis prajurit dan juga lapis masyarakat. Meski ancaman itu membuat Raja Yasoka semakin marah, namun hal berbeda terjadi pada rakyatnya.Banyak rakyat Cindani berharap agar Raja mereka tunduk saja pada Kerajaan Marajaya. Bahkan ada beberapa kalangan pejabat istana hingga prajurit yang berpikir bahwa tak ada gunanya melawan Marajaya dengan perkembangan kondisi tersebut. Tentu Tarendra juga mengetahui perkembangan itu karena sudah menyebar mata-matanya di hampir segala wilayah Cindani.Di antara prajurit mata-mata yang disebar itu adalah Rangkahasa dan Dharma. Mereka b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-12
Baca selengkapnya

107 - Ketimpangan Di Candrapura

Dua hari setelahnya, seperti yang sudah diberitakan Bayantika, Pasukan Majaraya yang dipimpin oleh Panglima Tarendra melakukan perjalanan menuju Candrapura, wilayah pusat Kerajaan Cindani. Dia hanya membawa setengah dari jumlah pasukannya, dan sisanya tetap mempertahankan tiga benteng perbatasan yang sudah mereka kuasai. Meski begitu, jumlah pasukan itu sudah sangat besar. Tak kurang dari 1000 prajurit melakukan longmarch dari tiga penjuru yang berbeda melewati beberapa desa. Satu rombongan di bawah pimpinan Senopati Bhadra, satunya lagi di bawah pimpinan Senopati Bayantika. Sisanya adalah rombongan utama yang dipimpin oleh Panglima Tarendra sendiri. Sementara itu, Panglima Bramanti bertahan menjaga benteng Calikis yang posisinya paling dekat dengan perbatasan Marajaya. Dia bertahan di sana untuk memberikan respon yang cepat jika sewaktu-waktu Tarendra membutuhkan bantuan pasukan untuk menyerang, atau bantuan untuk mengaman
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-12
Baca selengkapnya

108 - Firasat Buruk Bayantika

Meski di sekitar lingkungan istana nampak asri. Tak jauh dari situ, di tempat di mana para prajurit Bayantika saat ini berkumpul, bentuk perumahannya sangat memprihatinkan. Ada begitu banyak gubuk berdempet-dempetan, dengan lapak pasar berantakan tak terurus, serta kondisi parit dan sungai yang menyedihkan. Meski saat ini tempat itu kosong, para prajurit itu bisa membayangkan pelik dan padatnya kehidupan di pusat Kerajaan Cindani tersebut andai tempat itu tidak ditinggalkan oleh warganya. Bahkan ketika angin semilir berhembus dari arah timur, mereka bisa mencium bau tak sedap dari muara yang tak jauh dari tempat mereka saat ini berada.  “Ini kenapa, Tarendra begitu yakin dengan pendekatannya dalam meruntuhkan moral prajurit dan rakyat Cindani dalam peperangan ini.” “Dahulu, Kerajaan Cindani adalah kerajaan yang makmur. Namun sejak Yasoka menjadi raja, mereka terlalu bernafsu untuk memperlua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-12
Baca selengkapnya

109 - Keanehan Prajurit Istana Raja

Tarendra pun nampak memejamkan matanya, berusaha untuk memantapkan pilihannya. Sesaat kemudian, dia mengangguk sedikit dan membuka matanya. Setelah itu dia memberikan sebuah gulungan yang berisi pesan resmi dari Kerajaan Marajaya.  “Kalau begitu, bawalah ini dan pergilah. Sampaikan pesan itu dengan lantang di hadapan Yasoka!” serunya.  Bayantika pun sedikit menundukkan kepalanya menerima gulungan pesan tersebut, dan kemudian mohon undur diri dari hadapan Panglima Tarendra.  “Bayantika!” panggil Tarendra. “Jika sesuatu terjadi, jangan ragu untuk meminta bantuan,” pesannya.  “Baik, Panglima!” jawab Bayantika dengan mantap.  Senopati Bayantika kembali pada pasukannya dan mempersiapkan mereka untuk bergerak memasuki Istana Candrapura. Sebelum dia beran
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-12
Baca selengkapnya

110 - Kemarahan Yasoka

Satu suara dengan lantang terdengar dari kejauhan oleh Bayantika dari puncak singgasana raja.  “Kenapa kalian biarkan mereka masuk?”  Namun begitu, Bayantika masih belum bisa melihat dengan jelas sang Raja Yasoka yang saat ini nampak duduk bertopang dagu di atas singgasananya. Sesaat kemudian, salah satu dari dua orang pembantu raja langsung datang menghadap dan berlutut di hadapannya.  “Mohon ampun, Yang Mulia! Hamba benar-benar berharap agar Yang Mulia mau mendengarkan pesan dan penawaran dari Marajaya. Hamba takut ini satu-satunya pilihan terbaik yang tersisa untuk kita,” terangnya.  Memang saat itu tak banyak dari pembantu raja yang masih bertahan untuk membela Raja Yasoka. Bahkan dua orang yang masih berada di sisinya saat ini bertahan karena mereka masih berusaha untuk meyakinkan Raja Yasoka untuk m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status