Bab 167Mulut Kumi seketika terkunci. Ia sangat hapal suara Rio, sekalipun dia menggunakan aksen yang berbeda."Apa itu benar suara Rio?" tanya Aji, matanya nanar memandang Kumi."Jangan menatapku seperti itu, Aji. Kamu membuatku ketakutan," protes Kumi. Ia meremas-remas tangannya yang mendadak basah oleh keringat."Aku hanya mau meyakinkan, apakah itu suara Rio?""Sorry, aku tak terlalu yakin," sahut Kumi gamang. Kakinya masih bergetar. Ia bingung harus mengatakan apa.Wanita itu masih syok dan belum bisa berpikir jernih.Jika itu benar suara Rio, apa tujuan lelaki flamboyan itu sebenarnya. Selama ini hubungan pertemanan mereka nyaris tak pernah ada gejolak. Sikapnya pada Rio selalu baik, pun begitu dengan Rio.Ia suka membantu masalahnya bahkan meminjamkan dana jika lelaki itu butuh uang.Namun, mengapa Rio menginginkan dia mati dan melemparkan semua pekerjaan kotornya kepada Nenek?Bukankah Shaka dan keluarganya juga baik padanya. Dia bersahabat lama.dengan Shaka dan mendapatkan f
Read more