“Kasihan Mba Rini ya Yah,” kata Ibu waktu mereka masuk ke dalam rumah. “Iya Bu, Ayah juga kasihan dengannya. Mulai sekarang, kita sebaiknya sering-sering menghibur Mba Rini.” Wajah Ayah lebih berseri-seri. Kumi yang berada di dalam kamarnya keluar. “Kumi gak setuju dengan Ayah dan Ibu! Ngapain kita menaruh kasihan kepada Tante Rini. Daripada menghibur wanita itu, lebih baik kita menghibur orang lain yang nasibnya lebih buruk dari dia.” “Jangan gitu Nduk, mama mertuamu itu sedang dapat musibah, kita sepatutnya menaruh iba padanya,” kata Ibu. Hati Ibu lumer setelah mendengar cerita Rini, hingga ia tak nyaman menyebutnya sebagai mantan mertua Kumi. “Betul kata ibumu, bagaimanapun juga Mba Rini itu masih neneknya Yashi. Kalau dia gak perhatian, mana mungkin mau memberikan Yashi sekotak perhiasan,” timpal Ayah. “Kamu harus memberinya kesempatan padanya untuk bisa bermain-main dengan Yashi. Kumi melengos. “Jangan terpengaruh dengan kebaikan seseorang yang tiba-tiba. Siapa tahu Tan
Baca selengkapnya