“Ya Tuhan, maaf gue belum sempat menelpon Shaka. Gue tadi sibuk sekali mengurusi permintaan Nyonya Hong.” Kumi merasa bersalah dengan Rio. “Beb, gue tahu lo sibuk. Tapi lo coba pikir, jika kita tidak menemukan Shaka malam ini. Kita berdua besok dead. Bukan hanya kita, tapi semua orang. Lo tahu maksud gue kan?” kata Rio frustrasi. “Segera kabari gue, kalau lo tahu dia di mana?” “Oke…” Sehabis menerima telpon Shaka. Nenek menelponnya. “Kumi, apakah shaka bersamamu, dia belum pulang dari tadi siang. Telponnya juga tidak aktif?” Suara Nenek sangat cemas. “Tidak Nek. Kumi dan Rio masih mencarinya.” Terdengar suara desahan Nenek yang berat. “Nenek tahu kamu pasti sangat lelah. Nenek sangat khawatir dengan Shaka. Nenek mohon, tolong temukan Shaka dan bawa dia besok pagi ke rumah Nada. Nenek sangat berharap kepadamu.” “Baik Nek. Kumi mohon, sebaiknya Nenek istirahat dulu, supaya besok segar,” sarannya. “Kamu memang anak baik.” Nenek menutup saluran
Baca selengkapnya