Teguh tersenyum lebar setelah melihat istri dan pembantunya pergi. Rumahnya kini sepi, hanya dia dan Rhea serta satpam yang berjaga di depan. Dia memerintahkan Saiful lewat intercom. “Ful, kalo ada yang mencari saya, bilang saya dinas ke luar kota. Kamu juga jangan masuk ke dalam rumah,” ucap Teguh memperingatkan, karena ia mau menghabiskan waktu bersama Rhea. Cinta memang gila. Teguh menjadi lupa daratan. Ia lupa dengan istri dan anaknya. Semua isi kepalanya hanya menantunya- Rhea. Ia sama sekali tak peduli dengan status Rhea yang seharusnya ia lindungi. Lelaki gaek itu bersiul-siul mendekati pujaan hatinya. “Mari sayang, saatnya kita bersenang-senang,” ajaknya dengan semangat menggebu-gebu. “Sebentar Pa, Rhea ingin menagih janji Papa,” jawab Rhea merajuk. Teguh menjawil dagu lancip Rhea, lalu ia mencium pipi wanita itu. Setelah itu ia mengeluarkan kotak mungil berwarna hitam dari saku celananya. “Janji apa dulu? Apakah ini
Baca selengkapnya