“Aku mau dong disuapin.” Nada langsung membuka mulutnya lebar-lebar. Dengan gugup Kumi memenuhi permintaan Nada. Nada mengunyahnya pelan-pelan. “Shak, pantas kamu suka disuapin Kumi, enak soalnya.” Ia membuka mulutnya lagi minta disuapin. Shaka tersedak. Buru-buru Kumi mengambil botol air dan memberikannya pada Shaka. Lelaki itu meminumnya. Kumi kikuk berada di antara Shaka dan Nada. “Maaf, saya harus kembali ke kantor,” ucapnya datar. “Eits, gak boleh, nasinya masih banyak.” Nada buru-buru mencegah Kumi. “Kamu harus menyuapiku dan Shaka. Kamu mau kan Shak?” “No, aku sudah kenyang. Kamu saja yang makan.” Shaka tak sanggup melihat Kumi menyuapi Nada. “Beneran nih?” tanya Nada. “Lumayanlah, Aku belum makan siang.” Dia sama sekali tidak jijik dengan sendok yang telah dipakai oleh Kumi dan Shaka. “Iya.” Shaka melirik Kumi yang sedang menyuapi Nada. Lelaki itu kesal, kenapa Kumi tak membantah permintaan Nada. “Kumi, pergilah ke kantor. Biarkan Nada makan sendiri,” tukasnya. Nada pr
Read more