Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 231 - Chapter 240

264 Chapters

231 S3: Kavita Pernah Terlibat Skandal

Ezra tidak menjawab dan tetap mengemudikan mobilnya. Sejak percakapan singkat itu, Kavita terus memikirkan Siska. Dia teringat wajah murungnya yang dia lihat pada pertemuan terakhir mereka di kantor Ezra. Akhirnya setelah mempertimbangkan cukup lama, dia meraih ponselnya dan menghubungi Siska. “Halo, Vit?” “Lama tidak ngobrol, Sis.” “Maaf ya, kemarin-kemarin aku mungkin bersikap kurang baik sama kamu ....” “Tidak kok, aku pikir kamu mungkin sedang tidak enak badan atau punya masalah pribadi. Aku tidak akan memaksa kalau kamu tidak mau cerita,” ucap Kavita buru-buru. “Aku ... aku masih shock saja, Vit.” “Separah itukah?” “Iya ....” Kavita terdiam. Sekian lama bersahabat dengan Siska, dia sangat hapal bagaimana suaranya ketika sedang banyak pikiran. Mendadak ada lengan yang memeluk pinggang Kavita dari belakang dan membuatnya nyaris menjerit, dia menoleh dan melihat Ezra yang memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu. Kesal karena mendapat gangguan di saat yang tidak tepat, K
Read more

232 S3: Masa Lalu Itu Terbongkar Luas

“Tunggu, aku mau lihat itu notifikasi apa.” Kavita berbalik dan dengan enggan menyerahkan ponselnya kepada Ezra. Suaminya itu langsung menggulir layar ponsel Kavita dengan sangat teliti, hingga tidak ada satupun bagian yang luput dari tatapan matanya yang menyorot tajam. “Ini apa-apaan? Siapa yang mengumbar masa lalu kita? Ini privasi,” komentar Ezra dengan suara penuh tekanan. “Kenapa kamu diam saja?” Kavita buru-buru menggeleng. “Aku tidak tahu apa-apa, akhir-akhir ini banyak akun sosial media yang mencatut nama akunku, dan ... isinya berita-berita semacam itu.” “Akhir-akhir ini dan kamu cuma diam saja? Kenapa kamu tidak memberi tahu aku?” Kavita diam sejenak sebelum menjawab. “Aku pikir ini tidak akan bertahan lama, karena aku bukanlah orang penting yang harus mereka bicarakan ....” Ezra menarik napas, kedua matanya kembali menelusuri setiap berita yang di-tag ke akun sosial media Kavita. Bahkan dari sekian hal privasi yang dia simpan sampai detik ini, pernikahan kontraknya
Read more

233 S3: Berpengaruh Terhadap Perusahaan Ezra

Kavita menarik napas, beban yang dia pikul jelas lebih besar karena selain label janda yang dibahas, juga ada kisah pernikahan kontrak dirinya dan Ezra yang terjadi saat dia masih menjadi istri sah dari suami pertamanya. Tentu saja banyak komentar pembaca yang menyudutkan Kavita sebagai wanita matre, haus harta dan juga gila karena seorang perempuan tidak diperkenankan untuk memiliki dua suami dalam satu waktu. “Vit, maaf sebelumnya. Apa aku boleh tanya sesuatu?” ucap Siska hati-hati mengingat apa yang dia katakan merupakan topik paling sensitif. “Soal apa?” Siska menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya. “Soal pernikahan kamu sama Pak Ezra yang katanya terjadi di saat kamu masih jadi istri sah Deryl, apa itu ... benar?” Kavita terdiam. “Maaf, aku tidak bermaksud kepo sama urusan kamu. Aku Cuma tidak ingin termakan berita di luar sana,” kaya Siska cepat-cepat. Kavita mengangguk. “Itu benar, Sis. Bukan tanpa alasan aku melakukannya, toh itu juga atas persetujuan D
Read more

234 S3: Aku Pernah Punya Dua Suami

Ezra mengangguk. “Bisa jadi kan? Pemberitaan itu sangat menguntungkan mereka, terlebih para pesaing pasti berlomba untuk mengambil hati para klien yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan.” Pasha paham sekarang. “Aku akan terus mengusutnya, jangan khawatir.” Ezra tidak lagi berkomentar, kini jemarinya sibuk berbalas pesan dengan salah satu klien. “Pembatalan lagi,” katanya sembari menatap Pasha. “Dia bilang baru saja mendapatkan tawaran bagus dari Metalic ....” “Tunggu sebentar, Metalic? Kamu tadi bilang Metalic?” sela Pasha buru-buru. “Iya, yang edisi sebelumnya terpilih mendapatkan kontrak selain aku.” “Itu kan perusahaan Roni, mantan suaminya Siska!” “Oh, aku tidak memperhatikan. Selama ini belum pernah ada kerja sama yang melibatkan kami.” Pasha menyandarkan punggungnya di kursi yang menghadap meja kerja Ezra. “Kalau aku curiga sama Roni, logis atau tidak menurut kamu?” Ezra berpikir sebentar. “Dia mantan suaminya Siska kan? Enam puluh persen logis, apalagi kalau di
Read more

235 S3: Tidak Pantas Jadi Istri Ezra Lagi

“Baik, Pak. Kami masih menyelidiki beberapa orang, tidak menutup kemungkinan kalau pelaku akan bertambah lagi jumlahnya.” Ezra mengangguk dan segera pergi meninggalkan kantor polisi. “Kenapa kamu?” Ezra keheranan karena Pasha terus diam sepanjang perjalanan menuju kantornya. “Bukankah tadi kamu sangat bersemangat?” Pasha menarik napas. “Kamu tahu siapa salah satu dari mereka?” “Tidak ....” “Dia istri Roni.” “Kamu yakin?” Pasha mengangguk kuat-kuat, dia sendiri tidak habis pikir apa motif Ririn melakukan itu. Disuruh Roni kah? Terjadi kesunyian panjang ketika Ezra dan Pasha kembali dari kantor polisi. “Bagaimana keadaan Kavita?” tanya Pasha ingin tahu. “Sangat tertekan, tentu saja.” Pasha menarik napas panjang. “Sama seperti Siska, biarpun dia berusaha menutupinya dariku.” Mereka tidak bicara lagi sampai mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman kantor Dyaksa Company. “Jadi bagaimana? Apa yang selanjutnya harus kita lakukan untuk memulihkan mental istri-istri kita yang su
Read more

236 S3: Sulit untuk Melepaskan Kamu

Kavita mengangguk. Ezra memang tidak bisa menghiburnya dengan kata-kata romantis, tapi pelukan yang dia berikan jauh lebih mujarab sebagai obat. Setelah melalui berbagai proses panjang dan melelahkan, Ririn akhirnya dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara karena dia adalah otak dari pencemaran nama baik yang telah dilakukannya terhadap Siska dan Kavita. Belum lagi denda lima ratus juta yang harus dia tanggung untuk kesalahannya. “Cuma satu tahun?” Siska terenyak di kursinya. “Tidakkah ini terlalu ringan, Sha?” “Jangan lupakan denda lima ratus juta yang harus Ririn tanggung, aku yakin Roni akan kehilangan banyak uang karena denda itu.” Siska menggelengkan kepala. Menurutnya hukuman itu tidaklah sepadan, satu tahun dengan denda lima ratus juta? Akan jauh lebih memuaskan seandainya diubah menjadi setidaknya lima tahun kurungan penjara dan denda tiga ratus juga, itu pendapat Siska. “Bagaimana, Vit?” Siska menoleh kepada Kavita yang berdiri tidak jauh dari mereka. “Aku ...” Kavita men
Read more

237 S3: Jangan Ganggu Keluarga Aku Lagi

Kavita mengangguk saja, rasa traumatis terhadap kakak beradik psikopat itu sudah mulai berkurang sehingga dia tidak keberatan untuk datang memenuhi undangan ayah mertua. Shadan menatap lurus ke arah Ezra yang datang bersama Kavita, disusul Pasha dan juga istrinya di belakang mereka. “Bagus, mereka jadi semakin punya muka untuk datang ke sini.” Monic mendengus lirih di telinga Shadan. “Dicky mana?” “Sedang mengambil hadiah untuk ayah dan ibu kita.” Shadan mengangguk mengerti. Ketika beberapa anggota lain menjabat tangan Ezra, dia ikut berdiri untuk menyambut kedatangan sang kakak yang selama ini tidak pernah dianggap. “Selamat datang,” kata Shadan kaku. Ezra mengangguk untuk menghargai niat baik adiknya. “Terima kasih.” Monic menatap kepergian Ezra dengan mata memicing. “Kamu salah makan apa sih, Dan? Tumben sekali kamu mau menyapa Ezra,” kritik Monic heran. “Jika tadi itu adalah sandiwara, aku sangat menaruh hormat sama kamu.” “Aku tidak bersandiwara,” bantah Shadan seraya du
Read more

238 S3: Ternyata Kamu Tidak Normal?

Shadan tertawa lagi, kali ini kentara sekali mengejek Ezra. “Kalau ada hal yang tidak aku benci dari kamu itu adalah kepolosan kamu, Zra!” katanya tergelak. “Buat apa kamu memikirkan ayah? Kamu itu sebenarnya dianggap aib sama ayah kita, hahaha! Namanya juga anak haram, iya kan?” “Cukup,” sentak Ezra. “Kamu tidak berhak menghakimi aku atas masa lalu yang bahkan tidak aku ketahui. Apa kamu pikir aku senang dengan kenyataan ini?” “Menurut kamu?” sahut Shadan menghina. “Setelah kamu muncul, tujuan aku adalah merebuat semua hal dari tangan kamu. Memang kamu pikir aku sengaja mengalah dulu buat apa? Mikir, Zra. Pakai otak kamu.” Shadan menusukkan jari telunjuknya sendiri ke pelipisnya. “Aku membawa Kavita pergi, itu cuma buat bikin kamu hancur untuk yang kedua kalinya,” sambung Shadan. “Kalau kamu pikir aku cinta sama Kavita, itu salah.” Ezra mengangguk paham. “Tapi soal ayah kita, aku harap kamu tidak sepenuhnya benar karena akhir-akhir ini dialah yang berusaha menemui aku ...” “Al
Read more

239 S3: Ketika Mobil Shadan Kehilangan Kendali

Mobil yang mereka tumpangi melaju zigzag di sepanjang jalanan, memaksa para pengemudi lainnya untuk susah payah menghindari tabrakan. “Jangan gila, Zra!” sembur Shadan. “Kamu yang gila!” balas Ezra. “Hentikan mobilnya sekarang, atau kita mati bersama!” Lewat sudut matanya, Shadan melihat pembatas jembatan yang ada di depannya. “Bodoh, kita mau nabrak!” pekiknya. “Biar aku yang nyetir!” Shadan menyikut kepala Ezra dengan keras agar dia menjauh darinya, tapi terlambat. Saat dia menoleh ke depan untuk mengambil alih kendali, bagian depan mobilnya menghantam batas jembatan dengan keras. Hanya dalam sepersekian detik saja Shadan masih bisa berpikir untuk memundurkan mobilnya yang ringsek berat di bagian depan. Shadan memacu gas, tapi mobilnya mulai tidak bisa dikendalikan lagi. Hingga akhirnya mobil itu menukik tajam ke bawah, menuju jurang yang menganga dengan kedalaman sekitar empat atau lima meter. Sementara itu di kediaman Ezra .... “Aduhh!” Bunyi cangkir jatuh dan pecah terden
Read more

240 S3: Pergolakan Batin Dalam Diri Ezra

Setelah membersihkan sisa pecahan piringnya yang tersisa, Kavita cepat-cepat meluncur ke kantor Ezra untuk mengecek sendiri karena firasatnya sudah semakin tidak enak. Apalagi Adya baru saja membalas pesannya dan meneruskan info dari Tantri bahwa Ezra sudah tidak berada di kantor lagi. Kavita bergegas mencari Adya untuk menanyakan kejadian yang sebenarnya. “Pak Ezra mana, Ad?” tanya Kavita khawatir ketika dia tiba di kantor. “Kamu bilang Pak Ezra tidak di kantor, lalu di mana dia?” Kavita lantas memberi tahu Adya jika Ezra tidak bisa dihubungi sampai sekarang. “Tadi aku baru ambil mobil, biasanya Pak Ezra nunggu aku di sini. Tapi tidak muncul-muncul juga sampai kamu telepon,” ujar Adya bingung. “Tantri bilang apa?” “Katanya Pak Ezra sudah turun dari tadi, Vit.” Mendengar jawaban Adya, perasaan Kavita semakin terasa tidak enak. “Coba kamu telepon Pak Ezra, dari tadi aku sudah coba ... tapi tidak diangkat.” Adya mengangguk. Kavita masuk mobil lalu menelepon Siska. “Halo?” “S
Read more
PREV
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status