Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 241 - Chapter 250

264 Chapters

241 S3: Shadan Bilang Ezra Tidak Selamat?

Tidak bisa diukur seberapa tingginya rasa puas yang dirasakan Shadan setelah berhasil menyingkirkan Ezra. Kali ini untuk selamanya. “Pak Pasha, bagaimana ini?” “Kamu tenang ya, saya sudah suruh orang untuk mencari keberadaan mereka.” Di kediaman Ezra, Kavita mengungkapkan keluh kesahnya tentang Ezra yang tidak bisa dihubungi sedari tadi. “Saya juga harus pergi mencarinya, Pak.” Pasha diam, lidahnya terasa kelu untuk memberi tahu Kavita tentang kejadian yang sebenarnya sedang menimpa Ezra. “Vit, kamu sabar ya? Orang-orang pasti sudah bergerak untuk mencari Pak Ezra.” Kavita mengangguk, tapi tetap saja apa yang dikatakan Siska maupun Pasha tidak lantas membuatnya merasa tenang. “Adya, tolong antar aku ....” “Ke mana, Bu?” “Mencari Pak Ezra.” Siska dan Pasha saling pandang. “Kavita, saya sudah suruh orang untuk mencari Ezra. Kamu sebaiknya di rumah saja dan tinggal menunggu kabar ....” “Maaf, saya tidak bisa berdiam diri saja seperti ini. Saat ponsel Pak Ezra tidak merespons
Read more

242 S3: Segera Mendatangi Lokasi

“Shadan?” seru Ezra tertahan saat dia menoleh dan melihat wajah korban yang diselamatkan oleh warga. Ezra menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat Shadan dibaringkan di sampingnya dengan kondisi sekujur tubuh berbalut lumpur kecokelatan. “Sekarang bagaimana? Kita tidak bisa evakuasi keduanya sekaligus,” kata seorang warga. “Tandunya cuma satu, tenaga juga terbatas ...” “Aku cari tambahan bantuan dulu,” sahut warga yang lain. “Pak, saudara saya ... masih hidup kan?” tanya Ezra memastikan. “Masih Pak, dia pingsan karena separuh badannya tertimbun. Sabar ya, kami harus cari tambahan bantuan biar kalian berdua bisa dievakuasi bareng,” jawab warga yang sedari tadi menemani Ezra. “Pak, kalau boleh ... saudara saya dulu yang dievakuasi,” pinta Ezra. “Saya ... kelihatannya masih bisa bertahan ... tapi saudara saya ...” Ezra melirik Shadan yang tampilannya begitu menyedihkan. Ingin sekali rasanya melihat adik tidak tahu diri itu mati, tapi hati kecil Ezra menolaknya untuk berdiam diri
Read more

243 S3: Bangkai Mobil Shadan yang Hancur

“Ini Bu,” ujar Alvan sambil mengulurkan ponsel milik Ezra. “Niat saya cuma jaga-jaga saja kok.”Kavita menerima ponsel Ezra dengan wajah sedih.“Sepertinya kita harus lapor ... tapi aku harus tetap cari Ezra sampe ketemu, Sis..” Siska mengangguk dan bergegas mendatangi Kavita yang sedang berjalan lesu ke arah mobil.“Sekarang apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” tanya Siska dengan suara bergetar. “Menunggu polisi yang bertindak?”“Kavita tidak bakal mau,” jawab Pasha. “Dia bilang akan mencari Ezra sampai ketemu.”“Kasihan juga,” komentar Siska. “Kita tidak bisa diam saja seperti ini.”“Mumpung belum terlalu malam, bagaimana kalau kita menyisir jurang untuk mencari suaminya?” usul Alvan yang ternyata mengikuti langkah mereka. “Saya lumayan paham medan di sana, Pak. Siapa tahu kita bisa menemukan petunjuk. Kasihan ibu yang tadi.”“Kamu serius mau bantu kami?” tanya Pasha lambat-lambat. “Kamu kan masih di bawah umur ....”“Tidak ngaruh Pak, saya sudah biasa keluyuran di sana dari kec
Read more

244 S3: Nyawa Ezra di Ujung Tanduk

Mendadak ada perasaan aneh yang perlahan menjalari tubuhnya, dia tahu kalau korban yang satunya lagi pasti Ezra. Namun, kenapa dia tidak merasa bangga setelah tahu bahwa saudaranya berhasil tersingkir? Kenapa rasa sesak ini tiba-tiba muncul memenuhi rongga dadanya?“Tidak, tidak!” Shadan menggelengkan kepalanya. “Ini yang terbaik ... memang dia harusnya pergi.”Shadan memejamkan matanya, tapi ada sensasi tidak nyaman yang mengganjal di bawah kedua kelopaknya. Belum lagi hatinya yang mendadak penuh oleh rasa gelisah entah karena apa.Kata-kata petugas tadi kembali terngiang di kepala Shadan dan membuat tubuhnya terpaku di tempat tidur.‘Saat dia mau dievakuasi, ada warga lain yang melihat Anda pingsan tertimpa longsoran batu. Karena tandunya cuma satu dan terbatasnya tenaga, dia meminta para warga untuk menolong Anda lebih dulu.’Shadan mengusap wajahnya dengan tangan yang terpasang jarum infus, dia ingin sekali mengenyahkan perasaan tidak nyaman ini. Perasaan yang belum pernah dia ra
Read more

245 S3: Kavita Menganiaya Shadan

Shadan baru menyadari bahwa uang yang selama ini dia dewakan tidak selalu bisa membantunya. Apalagi di saat sekarang, di mana uang yang dia miliki tidak bisa lagi dipakainya untuk membayar kontan nyawa Ezra yang sudah di ujung tanduk. Kavita dan tim yang dipimpin Alvan tanpa sengaja bertemu dengan beberapa warga saat mereka kembali ke atas dengan tangan kosong. “Kalian tidak habis dari jurang kan, Van?” tegur salah satu warga. “Bahaya lho, baru aja ada korban yang dievakuasi.” “Hah, siapa Pak?” tanya Alvan terkejut. “Berapa orang?” “Dua,” jawab salah satu warga. “Yang satu sudah berhasil selamat, tidak tahu kalau yang terakhir ...” Wajah Kavita langsung berubah keruh. “Katanya dua orang dievakuasi, berarti selamat semua kan Pak?” tanya Pasha ingin tahu. “Yang satu udah ditangani, kalau yang satunya lagi kurang tahu, Pak. Soalnya terlalu lama di jurang karena tidak bisa dievakuasi sekaligus.” Warga itu menjelaskan. “Bapak tahu yang selamat namanya siapa?” tanya Kavita dengan su
Read more

246 S3: Gara-gara Berkorban untuk Shadan

“Kamu katanya ngamuk, Vit?” tanya Adya, perhatiannya teralihkan kepada Kavita yang sedang memakai kembali sepatunya.“Iya Ad, aku kesal melihat Shadan pura-pura lemah tadi.” Kavita menyahut puas. “Oh iya, kamu sudah tahu Ezra ada di mana?”Adya seketika terdiam dan tidak segera menjawab pertanyaan Kavita.“Sha?” Siska mengangkat dagunya ke arah Pasha. “Ruangan Pak Ezra ketemu belum?”Pasha menoleh memandang Adya dengan ragu-ragu, sementara yang dipandang malah tersenyum tidak enak.“Kok kalian diam?” desak Kavita sambil memandang mereka satu per satu. “Sudah tahu belum Ezra ada di mana?”“Ezra ... belum boleh ditengok,” kata Pasha pelan. “Susternya bilang dia ...”Pasha terlihat ragu-ragu, membuat Kavita menjadi tidak sabar.“Di mana kamarnya Ezra?” tanya Kavita mendesak. “Ad, kasih tahu aku Ezra ada di mana!”“Aku cuma dengar sekilas saat petugas bilang kalau kita disuruh sabar, kemungkinan sadarnya masih lama atau bagaimana ... tahu-tahu Siska menelepon,” jelas Pasha. “Katanya kamu s
Read more

247 S3: Ezra Tidak Bergerak Sama Sekali

Kavita menggenggam jemari Ezra erat-erat dengan air mata membanjiri wajahnya.“Kenapa kamu selalu memikirkan nasib orang lain?” isaknya. “Saat aku bingung karena Deryl menumpuk utang, kamu bersedia jadi suami kontrak aku ... Terus demi saudara kamu, kamu rela dievakuasi belakangan ... sekali-kali saja Zra, pikirkan nyawa kamu sendiri ...”Kavita mengusap kedua matanya melihat Ezra tidak merespon ucapannya.“Cepat bangun ya, aku rindu sama cueknya kamu ... beda pendapat sama kamu ... ribut sama kamu ...” lanjut Kavita dengan air mata berlinang. “Aku rindu kebersamaan kita!”Kavita membungkukkan tubuhnya dan susah payah menahan tangis hingga kedua bahunya berguncang hebat.Endrawan dan Mervia lebih dulu mendatangi kamar Shadan bersama Monic yang datang belakangan karena ingin meluruskan beberapa hal tentang musibah yang dia dan Ezra alami.“Dan?” panggil Mervia pelan saat memasuki ruangan tempat Shadan dirawat.Shadan menoleh dan bertatapan mata dengan Monic sebelum memandang ked
Read more

248 S3: Naluri Alami Seorang Kakak

Mendadak ada sedikit gerakan dari jemari Ezra, Kavita mendapati jarinya sedang menjepit selimutnya dengan rapuh. “Ezra?” panggil Kavita pelan. “Kamu ...?” Kavita memastikan lagi dengan memperhatikan jemari Ezra lebih saksama, hatinya berdebar-debar ingin segera melihat suaminya tersadar. “Ezra?” desah Kavita sedikit kecewa, saat tidak mendapatkan apa-apa. Dia berpikir bahwa yang dilihatnya tadi hanyalah halusinasinya saja. Kavita mengambil tehnya lagi dan mereguknya sampai habis. “Haus sekali, ya?” Mendadak terdengar suara pelan, membuat Kavita menoleh dan menyemburkan tehnya hingga dia terbatuk-batuk hebat. “Jorok sekali, kenapa menyembur sampai sini ...” Ezra menggeleng perlahan sambil memejamkan mata. “Jorok sekali kamu, ya ...” Alih-alih marah, Kavita justru mewek sambil mendatangi Ezra yang telah sadar. “Ezra, kamu jahat! “ “Apa ini, bangun-bangun sudah dikatakan jahat?” komentar Ezra ketika Kavita mendatanginya dengan bercucuran air mata. “Pakai tanya, kamu lebih peduli
Read more

249 S3: Yura Bisa Melakukan Apa saja

“Hati-hati, Ad.” “Baik, Bu.” Setibanya di kamar, Kavita mengucapkan terima kasih kepada Adya dan memintanya untuk kembali bekerja. Sambil memapah Ezra, Kavita melangkah masuk ke dalam kamar utama. “Rasanya sudah lama aku tidak melihat tempat ini,” komentar Ezra ketika Kavita mendudukkannya di sofa. “Tempat ini jadi sepi sejak kamu menghilang.” “Benarkah?” “Begitulah, jadi lebih baik kamu tidak usah lagi berhubungan dengan keluarga Danadyaksa—terutama Shadan.” Ezra tidak menjawab. “Bukankah kamu sudah tidak lagi mentargetkan sesuatu dari keluarga itu? Hak-hak kamu kemarin sudah kamu dapatkan, jadi menurutku ... tidak ada lagi yang harus kamu ambil dari keluarga besar kamu.” “Mungkin kamu benar, aku sudah tidak berambisi untuk mengambil apa yang menjadi hak ibuku dan aku sendiri ... Ganti rugi yang kemarin sudah cukup membuat keluarga besar tidak lagi meremehkan posisiku.” Kavita mengangguk setuju. “Status kamu juga sudah diakui, kan?” Ezra mengangguk singkat. “Jadi apa lagi
Read more

250 S3: Pertanggungjawaban Suami Kamu

“Dia pantas menerima hukumannya, kenapa kamu tidak bisa menjaga suami kamu ....” “Oh ya, seperti Vita yang tidak mampu menjaga Anda sampai cacat begini?” Yura memandang Ezra dari atas ke bawah dengan menghina. “Kalian berdua harus membayar mahal!” “Apa yang akan kamu lakukan?” Ezra menarik diri ketika Yura membungkuk ke arahnya. “Jangan macam-macam kamu!” Yura tersenyum miring. “Lihat diri Anda sekarang, Pak! Menyedihkan, yakin kalau Kavita masih mau setia di samping Anda?” “Apa maksudmu? Kavita tidak seperti kamu ....” “Ya, kami memang tidak sama. Saya masih baik mau berbagi suami sama dia, tapi dia menolak niat baik saya mentah-mentah!” desis Yura penuh dendam. “Gara-gara dia pergi, Deryl jatuh miskin dan saya jadi hidup menderita! Lalu sekarang? Lihat!” Ezra mencengkeram kursi rodanya erat-erat, dia bisa saja mendorong pergi, tapi risikonya bisa fatal jika Yura berbuat nekat. “Kalian menjebloskan suami saya ke penjara! Terus siapa yang akan bertanggung jawab selanjutnya terh
Read more
PREV
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status