Home / Romansa / Gairah Terpendam Suami Kontrak / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Gairah Terpendam Suami Kontrak : Chapter 211 - Chapter 220

264 Chapters

211 S2: Masih Ada Hubungan Saudara

Kavita mengikuti langkah kaki Ezra sembari menggenggam tangannya erat, dia harus menguatkan mentalnya untuk menghadapi keluarga besar Danadyaksa yang menjunjung tinggi nama baik seseorang.Mereka berempat digiring menuju ruang makan keluarga yang sangat luas, Kavita ingat betul bagaimana suasana ruangan itu, tetap bersih dengan meja dan kursi yang tersusun rapi dengan panci-panci mewah berisi aneka menu makanan.Endrawan sendiri yang menyambut kedatangan Ezra dan yang lain, sementara anggota keluarga Danadyaksa sendiri sudah menempati meja masing-masing.“Selamat datang, ayo duduk! Makan malam akan segera dimulai!”Ezra tahu Endrawan sangat berusaha keras untuk menyiapkan ini semua, tapi dia sama sekali tidak terkesan sedikit pun.Tricya dan tim kuasa hukumnya yang muncul tidak lama setelah Ezra datang, segera ikut bergabung setelah sebelumnya mengontak Ezra.“Kenapa tidak langsung diskusi saja, Yah?” tanya Ezra tanpa berbelit-belit, sebelum ada makanan dan minuman yang melewati
Read more

212 S2: Tuntutan yang Diinginkan Ezra

Ezra bertukar pandang dengan Kavita, sebelum akhirnya memerintahkan Tricya untuk mewakilinya bicara. “Baiklah, berikut beberapa tuntutan yang diinginkan klien kami ....” Semua orang yang berada di ruangan menahan napas dan mendengarkan apa yang akan dikatakan Tricya. “Pertama, Pak Shadan harus mengakui kesalahannya di hadapan semua orang, serta meminta maaf secara langsung kepada Pak Ezra dan istri. Kedua, Pak Endrawan diharapkan mengakui status hubungan kekerabatan ayah dan anak terhadap Pak Ezra selaku anak pertama dari ....” “Stop, ini tidak masuk akal!” Shadan langsung meradang. “Jangan menuntut hal-hal yang di luar nalar, kamu kira klien kamu punya hak?” Tricya diam, tidak terpancing dengan kemarahan Shadan yang terpantik nyata. “Shadan, tenang.” Endrawan menengahi. “Silakan lanjutkan, Ibu Pengacara.” “Yah, jangan konyol ....” “Diam, tahan diri kamu.” Tricya berdehem sebentar, lalu melanjutkan tuntutan yang diminta Ezra. “Saya ulangi untuk poin kedua, Pak Endrawan diharap
Read more

213 S2: Bukti-bukti yang Memberatkan Shadan

“Mervia, untuk apa kamu ke sini?” Endrawan mengangkat wajahnya ketika melihat kedatangan sang istri ke ruang rapat. “Untuk mencegah kamu melakukan hal-hal yang konyol.” “Apa maksud kamu berkata seperti itu?” Shadan tentu saja merasa senang ketika dia melihat kedatangan ibu kandungnya. “Ezra mengajukan empat-lima tuntutan yang tidak masuk akal, Bu.” Dia langsung mengadu. Endrawan melempar tatapan memperingatkan kepadanya, tapi Shadan tidak peduli. Menurutnya Endrawan terlalu lemah dalam menghadapi Ezra akhir-akhir ini. “Apa saja tuntutannya?” tanya Mervia ingin tahu. Sebelum Shadan sempat menjawab, Endrawan sudah lebih dulu menyahut. “Kamu tidak perlu ikut diskusi, aku tidak ingin suasana semakin panas karena kamu lebih mengedepankan emosi kamu.” Mervia menatap wajah Endrawan dengan sorot mata curiga. “Aku tidak akan membiarkan kamu mengambil keputusan sembrono gara-gara Ezra, jadi beri tahu aku apa saja tuntutan yang dia minta?” Shadan melirik Endrawan. “Kasih tahu saja, Y
Read more

214 S2: Mengemis Status Terhormat?

“Dia jahat sekali, semoga dia tidak akan menyakiti kamu lagi.”“Saya yang akan menghabisi Shadan dengan tangan saya sendiri kalau dia mengulanginya lagi, Siska.”Ucapan Ezra sontak membuat Siska terpana hingga shock.“I—iya, Pak.”“Jangan bikin suasana jadi tegang, Zra.” Pasha mengingatkan. “Aku selalu serius, orang seperti Shadan sepertinya harus diberi efek jera supaya dia tidak berpikir untuk melakukan kejahatan lagi.”Pasha sebetulnya sependapat, meskipun sedikit keberatan karena Ezra harus menunjukkan ancamannya secara langsung di hadapan Siska seperti tadi.“Apakah kali ini Shadan akan memenuhi tuntutan kamu?” tanya Kavita ketika dia dan Ezra sudah berada di rumah, dia langsung masuk kamar dan duduk di sofa untuk melepas tekanan di pikirannya.“Kamu tidak percaya pada hasil tadi?” Ezra ikut duduk.“Apakah keluarga besar kamu bisa dipercaya?”“Aku sendiri juga belum seratus persen percaya, tapi seperti yang saya bilang—apa pun keputusan yang mereka pilih, semuanya meng
Read more

215 TAMAT Season 2: Status Baru Sebagai Kakak Beradik

“Ayah harap kamu tidak menolaknya, Zra. Ayah akan suruh pelayan untuk menyiapkan kamar tamu.” “Aku dan Kavita tidak bawa baju ganti, Yah.” “Jangan khawatir, kami bisa pinjamkan baju. Atau kamu minta Pasha untuk mengambilkan baju kalian,” kata Endrawan. Ezra dan Kavita saling lirik, sorot mata mereka memperlihatkan rasa curiga yang sama. “Menurutmu kenapa kita diminta untuk menginap di sini?” Kavita bertanya setelah tiba di kamar yang baru saja disiapkan untuknya dan Ezra. “Entahlah, mungkin ayah ingin menunjukkan citra yang baik di depan kamera wartawan yang meliput. Setelah ini pasti dokumentasi bocor dan mengundang banyak media untuk memburu berita.” “Jadi ayah mertua ingin menunjukkan kesan kalau anak-anaknya sudah berdamai dan tidak ada lagi masalah.” “Mungkin,” angguk Ezra seraya melepas arloji di tangannya. “Yang penting kita menang, tanpa perlu menunggu kamu hamil lagi.” Kavita tanpa sadar mengusap perutnya yang masih rata. “Kalau begitu tugas saya selesai, kan?” “Apa
Read more

216 S3: Kavita Membela Shadan?

Ezra melirik Shadan yang fokus menyantap daging asap yang tersaji di piringnya.“Entahlah, tidak ada yang bisa menjamin.”“Jangan seperti itu, sebaiknya kamu juga mulai membuka diri. Mereka adalah adik-adikmu.”Ezra enggan menanggapi, tapi dalam hati dia berharap jika apa yang dikatakan Pasha betul-betul terwujud tidak lama lagi.Sebelum pergi Kavita dan Ezra meninggalkan kediaman keluarga besar, Monic tiba-tiba muncul di depan kamar tempat mereka menginap.“Ezra, kita jadi jalan-jalan kan hari ini?” Kavita melirik Ezra dengan tatapan curiga. “Kita?”“Iya, aku dan Ezra. Kamu tuh tidak diajak!” Monic tersenyum puas, sebelum Ezra sempat menjawab.“Mau cari kesempatan untuk balikan, ya?” “Iya, memangnya kenapa?” Kavita berdiri dari duduknya. “Kamu sadar kan kalau dia sudah punya istri?”“Ya terus? Aku ini kan adiknya Ezra, ngapain kamu cemburu seperti ini?” Kavita mengepalkan tangan, kemudian menoleh ke arah Ezra yang sedari tadi diam saja.“Kamu ngomong sesuatu lah, buk
Read more

217 S3: Yang Jadi Suami Kamu Siapa?

Setelah puas meninjau toko, Kavita menghubungi Adya untuk menjemputnya. Begitu mobil sudah tiba, Kavita langsung masuk dan duduk di samping kursi sopir. “Pak Ezra sudah pulang, Ad?” “Sudah, Bu.” Kavita heran karena Adya bersikap formal terhadapnya. Ketika dia melirik spion, terlihat Ezra yang duduk di kursi belakang mereka. “Dari mana kamu?” Ezra bertanya ketika dia dan Kavita tiba di rumah dan sedang menaiki tangga. “Dari toko, bukankah kamu lihat sendiri kalau Adya jemput saya?” Ezra menarik lengan Kavita untuk menghentikan langkahnya. “Kenapa kamu tidak izin dulu sama saya kalau mau pergi?” “Saya sudah bilang sama nenek,” jawab Kavita sembari menarik lepas lengannya dari pegangan Ezra, setelah itu dia masuk kamar untuk melepas penat. Dia cukup puas dengan kemajuan toko miliknya yang dikelola ayah Adya. “Lain kali seharusnya kamu izin dulu sama saya kalau mau ke mana-mana,” kata Ezra menyambung pembicaraan. “Saya sudah bilang sama nenek.” “Yang jadi suami kamu siapa, sa
Read more

218 S3: Kavita Terlalu Tangguh

“Istri tidak cuma butuh uang, Zra. Apalagi Kavita tipe pekerja keras seperti Siska, rasa ketergantungan terhadap suami tidak sebesar istri yang tidak bekerja. Kita macam-macam sedikit, mereka tidak akan ragu meninggalkan kita.” Ezra diam, dia tentu belum lupa bagaimana etos kerja Kavita yang terbilang tinggi. Kavita bahkan rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang untuk bisa mencicil utang-utang suaminya yang terdahulu. “Mana mungkin hal seperti itu terjadi, pikiran kamu terlalu kejauhan.” “Terserah kamu, yang jelas Kavita dan Siska itu memiliki latar belakang yang sama. Mereka istri yang tidak tergantung pada nafkah suami sepenuhnya ....” “Kavita sekarang sudah tidak bekerja lagi karena aku melarangnya, bukankah itu sudah cukup membuatnya jadi bergantung sama aku?” Pasha tersenyum meremehkan untuk kesekian kalinya. “Sebelum-sebelum itu, dia pasti punya tabungan. Bukankah dia punya usaha toko di rumah pribadinya?” Ezra terdiam lagi. Benar juga, selain nafkah pemberiannya, Ka
Read more

219 S3: Bersolek untuk Suami

“Masa sih, Vit? Aku merasa biasa-biasa saja, karena memang tidak ada pembahasan itu saat rapat.”Kavita terdiam. Sebenarnya apa yang terjadi dengan perusahaan Ezra?Namun, kemudian dia tersadar jika hal-hal seperti permasalahan yang terkait perusahaan merupakan rahasia besar.Pantas saja akhir-akhir ini Ezra terlihat kusut setiap kali pulang kerja, karena itulah Kavita ingin menjadi penyejuk mata baginya.Suami lelah setelah bekerja seharian, apalagi yang bisa menyenangkan hatinya selain penampilan istri yang bersih dan segar?Ketika kosmetik pesanan Kavita tiba, dia segera mengaplikasikannya ditunjang dengan dress lengan pendek terbaik yang dia miliki.“Vita, mau ke mana?” sapa Rita ketika mereka berpapasan di tangga. “Rapi sekali kamu ....”“Mau ke halaman, Mbak. Sebentar lagi Pak Ezra pulang,” jawab Kavita malu-malu.Rita tersenyum penuh arti seolah dia sudah paham kenapa Kavita berpenampilan rapi seperti itu.Ketika mobil Ezra memasuki halaman rumah, Kavita merapikan ramb
Read more

220 S3: Dua Kutub yang Bertolak Belakang

“Besok lagi saja kalau kamu sibuk,” ujar Kavita yang tampil polosan tanpa riasan, tapi cantik naturalnya justru terpancar.Hal yang dulunya membuat Adya hampir saja jatuh hati kepadanya sebelum Kavita akhirnya dipersunting Ezra dan mereka pun menikah.“Sudah sana pulang, nanti kemalaman di jalan.” “Terima kasih ya, Vit?” Jendela ruang kerja Ezra yang kebetulan terbuka, membuat percakapan mereka tanpa sengaja terdengar. Dia melongok dan menyaksikan Kavita berdiri menunggu hingga motor Adya sudah berlalu meninggalkan rumah.Senyum tampak terbit di wajahnya, mata Ezra yang tajam bahkan sanggup melihatnya dari atas sana.Meskipun Kavita tidak berdandan seperti perintahnya, tapi tetap saja dia tidak suka melihat interaksi tipis-tipis yang terjadi antara istrinya dan Adya.“Itu paket apa?” tanya Ezra keesokan harinya ketika dia masuk mobil dan dia melihat sebuah kotak yang ditaruh Adya di samping kursi sopir.“Oh, itu paketnya Bu Vita, Pak!”“Isinya apa?” “Maaf, saya kurang tah
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
27
DMCA.com Protection Status