Ezra bertukar pandang dengan Kavita, sebelum akhirnya memerintahkan Tricya untuk mewakilinya bicara. “Baiklah, berikut beberapa tuntutan yang diinginkan klien kami ....” Semua orang yang berada di ruangan menahan napas dan mendengarkan apa yang akan dikatakan Tricya. “Pertama, Pak Shadan harus mengakui kesalahannya di hadapan semua orang, serta meminta maaf secara langsung kepada Pak Ezra dan istri. Kedua, Pak Endrawan diharapkan mengakui status hubungan kekerabatan ayah dan anak terhadap Pak Ezra selaku anak pertama dari ....” “Stop, ini tidak masuk akal!” Shadan langsung meradang. “Jangan menuntut hal-hal yang di luar nalar, kamu kira klien kamu punya hak?” Tricya diam, tidak terpancing dengan kemarahan Shadan yang terpantik nyata. “Shadan, tenang.” Endrawan menengahi. “Silakan lanjutkan, Ibu Pengacara.” “Yah, jangan konyol ....” “Diam, tahan diri kamu.” Tricya berdehem sebentar, lalu melanjutkan tuntutan yang diminta Ezra. “Saya ulangi untuk poin kedua, Pak Endrawan diharap
Read more