“Harusnya kamu menelepon saya. Ayo masuk.” Senyum itu ramah seperti biasanya, seolah lelaki ini tak punya beban sedikit pun. “Nggak enak sama pelanggan lain. Saya bisa menunggu.” Nayna memandang deretan pengunjung yang menunggu di luar restoran.“Kamu bukan pelanggan, tapi tamu saya. Memang nggak ada meja dan ruangan yang kosong, kita bisa makan di ruangan saya. Biar saya yang traktir.”Dengan senyum yang kian mengembang, Rama melangkah memasuki restorannya, menengok sekilas untuk memastikan Nayna mengikutinya. Membelah hiruk pikuk restoran sampai tiba di depan ruangannya di lantai dua.“Eva, tolong siapkan makanan ke ruangan saya, ya. Paket steak lengkap.” Seorang waitress mengangguk di tengah tugasnya yang mondar-mandir dari satu meja ke lainnya. Rama membuka pintu ruangannya. “Maaf, masih berantakan.” Dokumen, buku, dan lembaran-lembaran grafik, serta laptop dan iPad berserakan di atas meja Rama. Seolah sudah menjadi kebiasaan, Nayna melewati Rama dan membereskan meja lelaki it
Last Updated : 2022-12-21 Read more