Share

Kecurigaan Rama

Penulis: Mustacis
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-21 05:53:20

“Harusnya kamu menelepon saya. Ayo masuk.” Senyum itu ramah seperti biasanya, seolah lelaki ini tak punya beban sedikit pun.

“Nggak enak sama pelanggan lain. Saya bisa menunggu.” Nayna memandang deretan pengunjung yang menunggu di luar restoran.

“Kamu bukan pelanggan, tapi tamu saya. Memang nggak ada meja dan ruangan yang kosong, kita bisa makan di ruangan saya. Biar saya yang traktir.”

Dengan senyum yang kian mengembang, Rama melangkah memasuki restorannya, menengok sekilas untuk memastikan Nayna mengikutinya. Membelah hiruk pikuk restoran sampai tiba di depan ruangannya di lantai dua.

“Eva, tolong siapkan makanan ke ruangan saya, ya. Paket steak lengkap.”

Seorang waitress mengangguk di tengah tugasnya yang mondar-mandir dari satu meja ke lainnya.

Rama membuka pintu ruangannya. “Maaf, masih berantakan.” Dokumen, buku, dan lembaran-lembaran grafik, serta laptop dan iPad berserakan di atas meja Rama.

Seolah sudah menjadi kebiasaan, Nayna melewati Rama dan membereskan meja lelaki it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merebut Suami Pelakor   Kamu Bangga Jadi Gigolo?

    Satu minggu berlalu dengan cepat. Nayna bolak-balik ke rumah mantan mertua yang sekarang menjadi rumahnya. Semua barang mereka yang tertinggal ia buang di depan rumah. Rumah itu menjadi kosong melompong. Nayna hendak merenovasi dan mengubahnya menjadi rumah dengan nuansa yang berbeda. Ia tak ingin ada jejak keluarga Bagus di sini. Pengawal yang dia sewa masih berjaga di depan pintu. Ia baru sadar jika dirinya menghabiskan banyak uang untuk membalaskan dendamnya. Semua aset yang dimiliki orang tuanya telah Nayna jual. Saat Nayna berdiri di ambang pintu, Bagus dengan wajah babak belurnya tertangkap oleh mata Nayna. Lelaki itu berdiri di tepi jalan sambil menatap penuh dendam ke arahnya Nayna menghampiri dengan pandangan angkuhnya sembari melipat tangan di depan dada. “Mau apa?” Nada suaranya seperti sedang bertanya pada pengemis yang nekat hendak memasuki rumah orang. “Aku yang harusnya bertanya. Apa mau kamu? Kenapa kamu melakukan semua ini?” Nayna mendengus. Dalam hati benar-

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Merebut Suami Pelakor   Penculikan Vina

    Bagus menunggu kesempatan untuk mendekati Vina. Wanita seumuran Nayna itu menunduk di jendela mobil sambil mengatakan sesuatu pada pria di dalamnya. Sekarang tamat riwayat lo!Segera setelah mobil itu meluncur pergi, Bagus melangkah lebar menghampiri Vina tepat sebelum wanita itu berbalik. Dihantamnya tengkuk Vina dengan keras hingga tubuhnya melemas sampai akhirnya tidak sadarkan diri.Bagus tersenyum jumawa. Ia bisa membawa Vina ke hadapan Lisa dengan lancar. Dipapahnya wanita itu sambil menunggu taksi. Tak akan ada yang menyadari, palingan mereka hanya mengira Vina sedang mabuk. “Mati kamu, Nayna. Aku akan membalas semua perbuatan kamu!”Bagus menyetop taksi yang datang lima menit kemudian, berusaha memapah Vina menaiki taksi, bersikap seolah perempuan itu adalah kekasihnya yang sedang mabuk saat sopir taksi melirik mereka lewat kaca spion tengah. Dia harus mengabari Lisa. Jantung Bagus meledak antusias. Sayangnya dia tidak bisa menelepon Lisa karena ucapannya pasti akan didenga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Merebut Suami Pelakor   Memberikan Tebusan

    Nayna menelusuri setiap rumah yang ada di Jalan Mentari Menari. Ternyata nomor tujuh adalah rumah bekas yang letaknya cukup jauh dari rumah yang lain. Sekelilingnya hanya dipenuhi hutan kecil sehingga meskipun Vina berteriak dari dalam, tak akan ada yang mendengarnya. Sepertinya rumah ini diasingkan atau disebut sebagai rumah angker sampai tak ada orang lain yang mau membangun rumah di sekitarnya.Ia tak akan memaafkan dirinya jika Vina sampai terluka. Ini semua adalah salahnya. Tak masalah jika dia yang mesti berkorban nyawa sekalipun, tapi tidak dengan orang yang dia sayangi. Vina adalah satu-satunya keluarga yang Nayna miliki. Jika Vina sampai celaka, maka Nayna akan hancur sehancur-hancurnya. Tidak ada lagi yang tersisa.Ia membuka pintu yang hampir lapuk itu. Bunyi geretan panjang yang menggesek lantai terdengar memekakkan telinga, sekaligus mengikis seluruh keberaniannya. Nayna sangat takut. Ia tak mau kejadian di UGD kembali terulang ketika ia hanya mampu memeluk jenazah dari

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Merebut Suami Pelakor   Jangan Sentuh Dia!

    Vina gemetar tak terkendali. Perintah itu sangat kejam sampai ia tak mampu berkedip ketika dua preman dengan celana jeans bolong-bolong itu mendekat. Pintu ditutup, Lisa mulai keluar dari ruangan bersama Bagus. Senyumnya merebak sambil mengipaskan surat-surat tanah dan rumah itu ke wajahnya.“Jangan mendekat!” Vina mulai waspada saat salah seorang yang tidak dia ketahui namanya, berambut gimbal dan panjang dengan kumis tebal serta mata melotot mencengkeram pergelangan tangan Nayna. “Jangan sentuh sahabat gue!” Sekuat tenaga Vina berusaha melepaskan cengkeraman itu ketika Nayna mulai meringis saat didorong memepet ke pintu.“Diam lo!” Satu orang lagi mendorong bahu Vina lalu bergabung untuk menyentuh Nayna. Jantung Vina berhenti berdetak. Tubuh Nayna dihempaskan ke dinding dengan benturan keras. Kakinya yang berdarah diinjak tanpa ampun. Si gimbal gondrong mulai mendekatkan wajahnya hendak mencium Nayna.Vina tak memikirkan apa pun ketika ia melempar kursi ke arah mereka. “Jangan sen

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-24
  • Merebut Suami Pelakor   Percobaan Pembunuhan

    Tusukan itu menembus perut bawah. Darah yang awalnya setitik perlahan membesar dan menodai gaun kuning itu. Nayna membelalak dengan jantung yang hampir meledak. Suasana yang sejak awal menegang menjelma menjadi semakin mencekam. Senyap menelan habis semua suara di dalam ruangan pengap itu. Napas Nayna tersengal. Air matanya jatuh menguasai pipi. Tenggorokannya tercekat. Kenapa ini bisa terjadi?Tangannya gemetar, terulur pilu ke arah perut Vina yang semakin basah oleh darah. Ketakutan menyerbunya tanpa ampun. Mengapa Vina malah memilih melindunginya?“Vi-vin ….” Lidah Nayna terasa kelu. Suaranya terputus-putus sedangkan Vina sudah bernapas terengah-engah. Rintihannya lirih sambil meraih telapak tangan Nayna yang dingin. “Aku nggak bisa melihat kamu terluka lagi, Nay. Kamu keluarga aku satu-satunya.” Tangan Vina yang melemah terulur menyapu air mata Nayna yang kian menderas. “Jangan nangis terlalu lama.”Nayna menggigit bibir dengan sangat keras. Hatinya berdarah-darah. Untuk kesek

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-24
  • Merebut Suami Pelakor   Rasa Bersalah

    Rama menengadah ke langit-langit musala dengan punggung tertunduk pasrah. Rasa kecewa memenuhi batinnya. Entah pada siapa ia merasakan kekecewaan. Pada Lisa yang telah berselingkuh dan berbohong sekian lama, pada Ayna yang ternyata adalah Nayna, atau pada dirinya yang tak mampu menjaga rumah tangganya sendiri.Ia merasa disorientasi. Tak percaya jika semua kebohongan itu telah mempermainkannya sekian lama. Dari mana semua ini berakar? Apakah karena kesibukannya yang membuat Lisa akhirnya memilih bermain-main dengan suami orang lain? Rama tahu, ia tak berhak menyalahkan Ayna, sebab wanita itu hanyalah korban Lisa. Ia cuma berniat membalaskan dendam. Itu adalah konsekuensi yang harus Rama terima karena telah menjadi suami yang tidak becus. Tangannya terangkat, matanya terpejam. Ia berdoa agar segala api amarah di hatinya surut. Dia mungkin tak mampu memaafkan Lisa, tak pula ada jalan keluar serta masa depan yang cerah di hadapannya. Namun, ia meminta, agar egonya dikecilkan untuk memi

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Merebut Suami Pelakor   Harapan yang Terkabul

    Lisa masih berlarian panik. Takut jika ada polisi yang mengejar di belakangnya meski ia sudah jauh dari tempat itu. Bagus pasti sudah ditangkap dan bisa saja dia berkhianat dan membuka mulut. Sial!Satu-satunya harapan Lisa hanya Rama. Pria itu pasti akan mencarinya dan memberinya kesempatan. Sudah belasan tahun waktu yang mereka lewati. Rama bisa memakluminya jika dia bilang dirinya kesepian dan khilaf. Lisa berhenti saat ia merasa napasnya terengah-engah dan dadanya terasa sakit. Sudah terlalu lama dia berlari. Sekarang dirinya ada di mana? Dia mendongak pada jalanan besar yang terang benderang dengan papan reklame iklan beraneka ragam. Di mana ini? Ia menoleh ke sana kemari untuk mencari petunjuk. Bukannya dapat arah, Lisa malah melihat petugas polisi berjaket hijau tengah mondar-mandir di trotoar. Entah apa yang mereka lakukan di malam-malam begini. Ia langsung berbalik dengan jantung memburu cepat. Jangan sampai dia ditangkap. Ia akan mencari cara untuk menemui Rama terlebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Merebut Suami Pelakor   Perasaan yang Mudah Ditebak

    Nayna tidak mengerti mengapa Rama berbuat sejauh ini. Tiga hari berada di rumah sakit bersama Vina, selama itu pula Rama terus muncul dan membantu. Memperhatikan sampai detail terkecil, membawakan makanan dan minuman, menyiapkan alas kaki, sampai memanggil dokter untuk rutin memeriksa luka di kakinya. Lelaki itu membuatnya bingung. Harusnya dia membenci Nayna dan tak ingin muncul di hadapannya lagi. Semestinya ia mencari Lisa dan meminta penjelasan, bukan terus berada di sisinya. “Kamu nggak perlu melakukan ini lagi,” ucap Nayna saat lagi-lagi Rama berlutut lalu mengangkat kakinya dan memasangkan sandal yang nyaman dipakai. Rama mengabaikan. “Jangan jalan-jalan terus. Kaki kamu bisa sakit lagi.” Dia bahkan menepuk-nepuk telapak kaki Nayna, membersihkan debu yang menempel lalu memasangkan alas kaki. Sebuah perhatian yang berharga, tapi rasanya tidak benar bagi Nayna. Ia sudah menipu Rama dan mempermainkannya. Memanfaatkan kebaikan lelaki itu dan merahasiakan soal perselingkuhan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26

Bab terbaru

  • Merebut Suami Pelakor   EXTRA PART - Terima Kasih, Sayang

    EXTRA PARTTerima Kasih, Sayang. “Mereka seenaknya narik rambut dan meludahi wajah aku kalau kesel. Memangnya aku ini apa?” Bibir Lisa bergetar-getar, menahan diri untuk tak berteriak dan tetap berbisik. Sedang Bagus di sampingnya mengusap wajah frustrasi. “Aku sering ditampar di sel. Disebut tukang selingkuh dan mau ngebunuh istri. Mereka begitu karena ada beberapa yang ditangkap karena mencuri untuk ngasih makan istri dan anak.” Ini adalah ketiga kalinya mereka bertemu dalam pembinaan para napi. Napi pria dan wanita digabung dalam satu aula untuk mendengarkan bimbingan yang diadakan setiap tahun. Sudah tiga tahun berlalu dan kehidupan di dalam penjara tidak pernah baik-baik saja untuk mereka. Ada saja napi lain yang kurang ajar dan sok berkuasa. Rasanya seperti di neraka. Jika Lisa tahu kehidupan di penjara akan sesulit ini, maka ia akan menahan diri untuk tak selingkuh dengan Bagus dan memilih setia. Setidaknya biarpun sibuk, kehidupan pernikahannya bersama Rama selalu baik-bai

  • Merebut Suami Pelakor   Lamaran (END)

    Satu tahun kemudian. Nayna mengerutkan kening saat Vina masuk membawa beberapa kantong besar yang entah isinya apa. Raut wajahnya terlihat antusias. Sudut bibirnya terus terangkat ketika ia mengeluarkan isi dari semua kantong yang dibawanya. Ada aneka macam kue dan makanan. Hidangan yang sangat banyak. Vina bahkan bersenandung sambil sesekali tertawa sendirian. “Abis mimpi bagus, ya, Vin?” Nayna mendekat, mengintip isi dari mangkuk-mangkuk plastik yang dikemas rapi itu. Selama dua bulan terakhir, Vina seringkali mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan mimpinya, seperti mimpi menang lotere, mimpi gendong keponakan, atau mimpi masuk surga. “Yah … bisa dibilang begitu.” Vina cengengesan. “Kali ini mau ngundang siapa lagi?” Setiap kali ia merayakan mimpinya, Vina pasti mengundang orang lain untuk berbagi. Entah itu anak yatim, para tukang ojek, tetangga, ataupun teman-teman seprofesinya dulu. “Teman lama.” Senyum Vina kian lebar dengan mata menerawang. Nayna menggulung

  • Merebut Suami Pelakor   Jawaban untuk Rama

    Pengacara Alif Trisakti yang mendampingi Nayna mengucapkan selamat kepada mereka berdua karena telah memenangkan persidangan dan kedua terdakwa sudah dihukum seberat-beratnya. Ruangan sidang itu senyap. Helaan napas yang tegang dan lega bersahut-sahutan. Nayna menatap kosong dua punggung yang melemas di depan sana setelah menerima berita hukuman mereka. Mungkin Nayna merasakan kelegaan seperti yang dirasakan Vina yang duduk di sampingnya, tapi lebih daripada itu, ada perasaan nanar yang menghinggapi. Hanya karena nafsu sesaat, kedua orang itu benar-benar hancur, orang-orang yang ada di sisi mereka, yang mencintai mereka dengan tulus juga ikut mereka hancurkan. Hanya gara-gara nafsu sesaat itu, Nayna harus hadir di tempat ini, berjalan sejauh ini, dan bertindak sebesar ini. Di sisi deretan meja yang lain, ia mendengar sesenggukan dan teriakan protes dari Mirna. Ujung jarinya menunjuk-bunjuk hakim dan berusaha menggapai Bagus. Sesekali memelototi Nayna dengan mata memerah.“Anak say

  • Merebut Suami Pelakor   Langkah Balas Dendam Terakhir

    “Kamu bisa menemui pengacara bersama saya?” Rama bertanya keesokan harinya. Alih-alih menelepon, ia malah datang sendiri dengan baju rapi seolah sudah siap mengantar Nayna ke suatu tempat. Kemarin pagi setelah sarapan, Rama pulang dan tidak kembali lagi. Dia hanya meminta izin kepada Pak RT untuk menginap sampai Nayna sedikit membaik. “Hanya sekali. Setelah itu saya akan urus sisanya.” Sepertinya Rama mengerti ekspresi keberatan di wajah Nayna. “Pengacara untuk membela saya dan membuat Lisa dihukum?” Nayna mengernyit. Bukankah itu terlalu ikut campur? “Bahkan tanpa pengacara pun, Lisa dan Bagus sudah bisa dihukum.” Mata Nayna seolah bertanya, ‘lalu kenapa kamu sendiri yang menyodorkan pengacara pada saya?’ Dan Rama mengerti arti tatapan itu. “Anggaplah sebagai pembalasan dendam terakhir. Lisa akan sangat marah jika melihat saya ada di pihak kamu.” “Kamu yakin?” “Saya juga ingin sedikit memberikan pelajaran. Dia sudah mengkhianati kepercayaan saya.” Jika alasan rasional itu m

  • Merebut Suami Pelakor   Pendekatan

    Jantung Nayna berdebar cepat. Ia terpaku di hadapan Rama tanpa mampu menjawab ajakan pria itu. Mata Rama masih memandangnya dengan tatapan sayu.“Oh, mau salat bareng? Gue ikut, ya?” sahut Vina yang baru saja keluar dari kamar mandi.Rama memberikan tiga anggukan lalu bangkit dari sofa, melewati Nayna begitu saja tanpa menunggu jawaban wanita itu. Ia berjalan menuju kamar mandi sambil menggulung lengan kemejanya. Sekarang Nayna tahu seperti apa aroma parfum pria itu. Wanginya seperti kayu manis, sepat, dan menusuk hidung, tapi berkesan dalam indra penciuman Nayna. Nayna menghela napas, duduk di sofa yang ditiduri Rama. Masih hangat dengan jejak Rama yang tertinggal. Nayna belum mengucapkan terima kasih. Setidaknya dia harus jadi orang yang tahu diri karena Rama sudah repot-repot merawatnya. Nayna masih sibuk dengan pikirannya ketika pintu kamar mandi terbuka. Rama keluar dengan wajah dan rambut yang basah. “Bisa wudhu?” Nayna tidak mengerti mengapa dia sampai menahan napas. "Bisa

  • Merebut Suami Pelakor   Mau Salat Bareng?

    Sekujur tubuh Nayna terasa remuk redam. Kelopak matanya berat untuk terbuka. Tenggorokan yang terbakar dan kepala yang pening, tapi ia tetap berusaha membuka mata.Langit-langit yang temaram menyambutnya beserta suara dengkuran halus di samping. Ia menemukan Vina yang meringkuk menghadap ke arahnya. Ah, sepertinya dia jatuh sakit dan merepotkan Vina. Padahal Vina-lah yang mesti dirawat. Samar-samar Nayna mencium aroma parfum yang tertinggal, yang akhir-akhir ini sering kali dia cium. Terendus seperti wangi Rama. Apa hanya perasaannya?Nayna memaksakan diri untuk bangun. Sepertinya dia sudah lama berbaring sebab punggungnya terasa kebas. Ia hanya ingat Vina yang menyuapinya bubur beberapa kali. Mendongak, Nayna melihat jarum pendek pada jam dinding mengarah pada angka empat. Berarti sudah Subuh. Berapa lama ia terbaring sakit?Napasnya masih sedikit berat, tak sengaja ketika ia mengembuskan napas, Nayna menemukan kakinya yang dibalut dengan perban baru dan lebih tebal. “Nay? Kamu ba

  • Merebut Suami Pelakor   Tak Ada yang Bisa Dipertahankan Lagi

    Semalaman penuh Rama hampir-hampir tidak tidur karena sibuk mengompres Nayna, memastikan handuk yang melekat di dahinya tetap terasa hangat. Nayna sangat gelisah. Ia sering merintih dan berdeham sambil memegang lehernya. Sepertinya tenggorokan wanita itu terasa sakit. Karena itu, Rama terus menyuapkan air secara berkala, sedangkan Vina dia suruh istirahat. Tidak lucu jika Nayna sembuh nanti, malah giliran Vina yang sakit. Nayna akan cemas dan merasa bersalah lagi. Rama masih berjaga di kamar Nayna, mengamati bagaimana mata yang terpejam itu sering kali mengerjap sayu. Wajah Nayna masih pucat dan bibirnya bergetar kedinginan padahal ia sudah memakai dua lapis selimut. Rama terdorong untuk menggenggam tangan wanita itu dan meniupnya. Mungkin tidak sopan, tapi rasa-rasanya ia ingin berbaring di samping Nayna dan mendekap wanita itu, menyalurkan rasa hangat dan berbagi kesakitan yang sama. Entah sejak kapan ia begitu ingin melindungi perempuan mungil yang selalu terlihat sok kuat ini.

  • Merebut Suami Pelakor   Anda Kami Kepung

    ASeolah semua tenaga Lisa berangsur-angsur kembali. Rasa lapar dan kelelahan yang menyerangnya tergantikan dengan amarah membabi buta. “Kamu nggak lebih baik daripada aku, Mas.”Serangan telak itu menembus hati Rama. Kepalanya mendadak blank. Niatnya untuk membiarkan Lisa masuk dan berganti pakaian lenyap sudah. Rasa-rasanya ia tak sanggup melihat Lisa masuk dan mengingatkan lelaki itu pada kegagalan dan ketidakbecusannya menjadi seorang suami. “Jangan bergerak! Anda kami kepung.” Suara berat dengan nada yang tegas itu memecah suasana sunyi yang menyesakkan di antara mereka. Lisa membelalak saat melihat dua orang polisi tengah mengacungkan pistol ke arah dirinya dan Rama. Ia mundur ketakutan dan bersembunyi di balik punggung Rama.“Kamu menelepon polisi? Sialan. Harusnya aku nggak ke sini,” bisik Lisa. Sedang Rama mengernyit. Dia tidak pernah menelepon polisi.“Maaf, Pak. Saya tidak pernah melapor.” “Katanya di sini ada pencurian. Kami datang atas laporan dari penghuni rumah.” P

  • Merebut Suami Pelakor   Kesialan Lisa

    Waktu tiga hari ini adalah waktu yang sangat panjang dan melelahkan bagi Lisa, benar-benar seperti neraka. Setiap detik ia merasa hendak mati. Tak ada harapan dan bantuan yang datang, yang ada hanya ketakutan. Tak ada makanan, tempat tinggal, dan air. Ia mesti berjuang mati-matian untuk mendapatkan semua itu, meski dengan cara mencuri sekalipun. Di malam pertama, ia berbaring kelelahan di batang pohon pinggir jalan. Namun, tiba-tiba ia dibangunkan paksa oleh orang gila yang hendak melecehkannya. Tertawa menjijikkan sambil mengejarnya dengan penampilan kotor. “Heh, mau apa kamu! Jangan sentuh saya!” Orang gila berambut gimbal dengan gigi ompong dan wajah yang kotor itu terkekeh aneh sambil mencoba menyentuh lengan Lisa. “Pergi kamu, Gembel Sialan!”Sial! Orang gila ini tidak mau pergi. Lisa terpaksa melarikan diri, tapi orang itu tetap mengejar dengan baju compang-camping yang warnanya tidak jelas lagi. “Siapa pun tolong singkirkan orang sinting itu!” Lisa menjerit, tapi tidak ad

DMCA.com Protection Status