Semua Bab Cintaku Terhalang Weton: Bab 201 - Bab 210

224 Bab

201. Sepupu

“Jangan dekat-dekat atau aku akan teriak,” ancam Ayu pada Egi yang mendekatkan wajahnya. Egi tidak takut dengan ancaman Ayu. Ia menyunggingkan senyum miring. “Teriak saja, aku bisa saja mengelaknya dan menjebak balik.” Ayu dalam posisi serba salah. Maju kena, mundur pun kena. Ia menoleh ke belakang. Berharap Wira cepat datang. “Cari siapa? Aku ada di sini, Cantik.” Egi memegang dagu Ayu. Ia hendak mengecup bibir Ayu. Ayu mendorong dada Egi. “Jangan macam-macam kamu.” Ia menunjukkan jari telunjuknya pada Egi. “Aku mau satu macam saja, Sayang.” Kini Egi membelai rambut halus Ayu. Tidak dapat dipungkiri, malam ini Ayu tampil cantik. Sampai Egi saja tidak bisa berpaling dari Ayu. Gadis yang menjadi tunangan Wira itu menyita perhatiannya. Ia jadi suka berlama-lama untuk menatap wajah Ayu dari dekat. Ayu bergidik ngeri mendengar ucapan Egi yang yang menyebut dirinya sayang. Laki-laki macam Egi memang sudah berpengalaman dalam merayu wanita. Namun Ayu tidak gampang dirayu beg
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-25
Baca selengkapnya

202. Provokasi

“Dengarkan saja semua yang dikatakan oleh dia,” ucap Wira pada Ayu. Tunangan Ayu pun memalingkan wajah. Ia benar-benar kesal dengan tingkah lagu Egi sepupunya itu. Apa maksudnya menguliti semua borok Wira di depan ayu. Sejak dulu Egi memang selalu bersaing dengan Wira, dan tidak pernah menang. Dalam hal akademis, karir, kekayaan bahkan wanita pun juga bersaing. Karena selalu kalah, Egi pun kesal dengan Wira dan menganggap kalau Wira telah mengacau semuanya.Berulang kali Egi menyukai wanita, medekati mereka bahkan telah mengeluarkan banyak uang dan berkorban, tapi ujung-ujungnya mereka semua hanya memanfaatkannya untuk bisa dekat dengan Wira. Tampaknya dendam pada Wira sudah begitu mendalam sampai-sampai ia tak bisa menahan diri.Kini kehadiran Ayu benar-benar dimanfaatkan oleh Egi. Ia juga tertarik dengan Ayu dan ingin memilikinya. Wira memang terkenal playboy dan punya banyak perempuan. Tak jarang Wira keluar masuk hotel dengan perempuan yang dikencaninya, dan ketika bosan, ia a
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya

203. Aku Percaya

Ayu berjalan terus meninggalkan Wira menuju balkon untuk menghirup udara segar. Wira pun membuntuti Ayu, dan berusaha untuk kembali merebut hatinya.Perasaannya pada Ayu adalah murni, ia sama sekali tidak bermain-main. Gadis ini benar-benar berbeda dari yang pernah dikencaninya selama ini.Kalau memang Wira ber niat main-main dengan Ayu, sudah dari dulu ia melakukan perbuatan terlarang seperti wanita yang dulu dikencaninya. Beberapa kali ia diminta untuk menginap ke rumah Ayu oleh Bu Ratmi, tapi sama sekali ia tidak pernah macam-macam.Jangankan membawa Ayu ke tempat tidur, berciuman saja mereka belum pernah. Ayu benar-benar suci di mata Wira. Ia berusaha keras untuk menahan diri tidak berbuat mesum pada gadisnya.Kini kehadiran Egi mengacaukan segalanya, dan Wira benar-benar takut kalau harus kehilangan Ayu. “Yu, tolong jangan tinggalkan aku. Kamu boleh bertanya hal yang masih kamu ragukan.” Ayu tak menghentikan langkahnya. Ia terus berjalan. “Yu,” panggil Wira menahan tanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya

204. Terbangun dalam Keadaan Asing

Di sebuah kamar hotel, terdapat dua insan yang sama-sama tidak mengenakan pakaian secara utuh. Siapa lagi kalau bukan Dinda dan Danang. Danang yang tadinya tertidur pulas pun tiba-tiba terbangun. Ia mengerjapkan kedua matanya. Pandangan awalnya mengabur. Danang pun mengucek matanya berkali-kali agar lebih jelas. Danang sangat terkejut mendapati Dinda yang ada di sampingnya dengan keadaan tidak memakai baju, hanya ada pakaian dalam saja.“Hah, Dinda tidak pakai baju? Kok bisa?” tanyanya keheranan. Danang melihat ke arah badannya. Ia hanya mengenakan celana dalam saja. Ia pun segera bangun dari rebahannya.“Tidak, ini tidak mungkin kenapa aku bisa seperti ini bersamanya,” Dinda yang kaget dengan pergerakan Danang pun membuka matanya. Ia mengernyitkan dahi melihat sekitarnya. Ia pura-pura tidak tahu apa yang telah terjadi. Ia menoleh ke arah tubuhnya kemudian Dinda menegakkan punggungnya seraya menutupi dadanya dengan selimut. Ia menatap Danang penuh tanya. “Kamu ngapain aku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya

205. Bukan Aku Yang Melakukannya

“Apa yang harus dipertanggung jawabkan? Aku tidak melakukan apa-apa. Buktinya saja sudah jelas, lihat sprei ini, semua masih rapi!” tanya Danang pada Dinda. Kali ini ia mulai bicara dengan nada tinggi. Dinda melongo. Ia tidak habis pikir dengan cara berpikir Danang. Mengapa dia tidak juga percaya pada dirinya. “Mas, aku saja ingat sekali saat kamu bawa aku ke sini dan paksa aku buat muasin nafsu bejat kamu. Sekarang kamu masih menyangkal akan hal ini? Kenapa kamu bersikap seperti itu?” ungkap Dinda dengan nada yang tak kalah tinggi. “Hah? Jangan halu, Dinda. Aku tidak merasa melakukan apa-apa padamu.” Danang masih bersikeras untuk mengelak fakta yang Dinda ucapkan. Kalau memang ia dirinya melakukan sesuatu pada Dinda. Pasti juga berbekas pada dirinya. Danang tidak menemukan jejak apa pun 0ada tubuhnya.Dia sendiri sangat yakin kalau bercak merah di tubuhnya ini bukan perbuatan Danang. Tentunya kalau Danang melakukannya, ia pasti akan bisa merasakan. Setidaknya tubuhnya akan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya

206. Seperti Orang Asing

Suasana begitu kaku setelah Dinda tidak kembali lagi ke acara gathering. Keduanya tidak lagi bertegur sapa. Dinda pun mengembalikan ponsel Danang lewat temannya.Ini benar-benar pemandangan yang tak biasa, karena selama ini jika Dinda harus berurusan dengan Danang, ia selalu antusias. Kini malah berkesan untuk menghindar dari sales manager itu.“Emang dia kenapa sih? Kesambet ya?” tanya salah satu peserta gathering yang melihat kejanggalan antara Dinda dan juga Danang. Setiap Dinda berpapasan dengan Danang. Dia selalu menunduk. Perasaan Dinda selalu malu ketika bersitatap langsung dengan Danang. Perempuan dengan rambut berwarna itu seakan berusaha untuk menghindar dari Danang, tak lagi punya keberanian untuk saling beradu pandang. Danang terus menatap ke arah perut Dinda saat mereka berpapasan. Ia selalu bertanya-tanya dalam hati. Apakah dirinya benar melakukan hal itu pada Dinda? Namun hati kecilnya selalu berkata kalau ia tidak yakin akan hal itu.“Kok kayaknya nggak ada peruba
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya

207. Gosip Yang Santer

“Aku yakin sih kamu nggak hamil, karena aku bener-bener inget kalau aku nggak melakukan apa-apa sama kamu.”"Huh, terserahlah Mas mau ngomong apa, aku nggak peduli lagi. Lagian aku nggak butuh belas kasihan darimu Mas," jawab Dinda kemudian beralih. Dinda dilanda bingung saat Danang menyarankan untuk membeli testpack. Ia takut ketahuan dirinya tidak benar-benar hamil. ia yakin betul kalau misalnya dia hamil sudah pasti ini anaknya Wira bukan Danang. Karena memang saat itu Danang dan Dinda memang tidak melakukan apa-apa.Saat itu Dinda memang memberikan obat tidur pada makanan dan minuman Danang, hingga akhirnya Danang pun tidak sanggup membuka mata. Saat itu kedua mata Danang terasa berat dan membuatnya tidak sanggup untuk mengemudi.Saat itu Dinda berinisiatif untuk mengemudikan mobil Danang, tapi mereka berdua tidak kembali ke villa tempat gathering. Ia justru membelokkan mobilnya ke arah hotel yang memang sudah dipesan olehnya. saat berada di hotel Danang pun sempat mengusap mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya

208. Mengajukan Cuti

Telinga Danang terasa panas begitu mendengar berita yang santer di kantornya saat itu. Ia berulang kali menghembusan napas panjang mencoba menahan emosi di dadanya. Tak tahan rasanya Danang untuk menahan amarah, jika tidak ingat sedang di kantor, mereka sudah dihajar habis-habisa oleh Danang."Eh, kalian tahu nggak? Itu loh, rumor tentang Pak Danang yang maksa Mbak Dinda untuk terlibat hubungan semalam!"Langkah kaki Danang terhenti saat suara bisikan yang tak enak didengar di telinganya, sehingga siapapun di dalam ruangan 5×5 tersebut dapat mendengarnya. Dia memutuskan tuk melipir, bersembunyi di balik tembok dan menguping pembicaraan para kurcaci tersebut.Dia pun menutupi sebagian bawahnya menggunakan kertas yang dibawa."Mmm aku dengar sih memang begitu. Emang bener ya Pak Danang suka dan Bu Dinda ada hubungan khusus, eh tapi bukannya Pak Danang dan Bu Dinda itu udah deket, Bu Dinda juga dengernya ngejar-ngejar Pak Danang kan?"Decakan sinis terdengar dari wanita yang memulai gosi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-27
Baca selengkapnya

209. Mencoba Menjebak Dinda

“Selamat siang Pak,” kata Danang begitu dipersilakan masuk oleh kepala cabang.Pria di hadapannya tampak sinis memandangnya. Jelas kalau ada sesuatu yang tidak menyenangkan terdengar olehnya.Danang menghela napas panjang mencoba untuk menyiapkan mentalnya.“Kamu tahu kenapa saya memanggilmu ke sini?” tanya Pak Bambang selaku kepala cabang tempat Danang bekerja.Sebenarnya Danang menduga kalau kedatangannya ada hubungannya dengan gosip yang saat ini sedang beredar di kantornya. Namun ia tak mau mendahului dan berpura-pura tidak tahu kenapa ia dipanggil.“Saya tidak tahu Pak, apakah ini ada kaitannya dengan pengajuan cuti saya?” tanya Danang sopan.“Hmm ya memang begitu. Namun sebelumnya saya ingin tahu tentang kebenaran cerita yang saat ini beredar. Apa benar kalau kamu melakukan pelecehan terhadap Dinda?” tanya Pak Bambang.Danang pun menghela napas panjang, “Pertanyaan ini lagi,” gumamnya.Ia benar-benar lelah dengan cecaran seperti ini. Belum juga Danang menjawab pertanyaan Pak Bam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-27
Baca selengkapnya

210. Surprise

Ayu sedang menatap layar komputernya dan berkutat dengan angka-angka di sana. Saat itu ia tengah mengoreksi catatan pengeluaran di kantor Wira. Di tengah kesibukannya ia ditegur oleh akuntan senior yang menyapanya sambil mengajak seorang perempuan muda dengan pakaian putih hitam, seragam khas anak magang."Mbak Ayu, ini Dik Ningsih, pegawai baru dan akan join di tim kalian ya. Mohon dibantu untuk beradaptasi."Ayu menoleh, dia segera berdiri dari duduknya. Menyambut kehadiran kepala bagian bersama seseorang bernama Ningsih tersebut."Siap, Bu,” kata Ayu kemudian membungkuk hormat.”"Baiklah. Ningsih kamu belajar dengan Mbak Ayu ya!" perintahnya kepada staf baru di kantor itu.Ayu tersenyum manis seraya mengulurkan tangan kanannya ke arah Ningsih yang masih malu-malu."Hallo, Mbak. Saya Ayu, silakan duduk, di situ meja kerja Mbak. Mmm sebelumnya sudah bekerja dimana?" tanya Ayu sambil menunjukkan meja kerja yang berada di samping Ayu."Saya Ningsih, Mbak. Masih berusia 23 tahun, fresh
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status