หน้าหลัก / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / บทที่ 211 - บทที่ 220

บททั้งหมดของ Cintaku Terhalang Weton: บทที่ 211 - บทที่ 220

224

211. Jadi Ini Dari Siapa?

Menggunakan masker, topi, plus pakaian casual saat ke kantor, sukses membuat Wira tidak dikenali oleh pegawai lainnya. Dengan santai, dia turun ke lantai bawah memakai lift karyawan.Hari ini, dia cuti setengah hari. Wira tengah mempersiapkan acara rahasia untuk Ayu.Saat di lift, pembicara karyawan mengundang rasa penasaran Wira. Sebabnya, mereka tengah menggosipkan sesuatu dengan membawa Ayu.Wira mempersiapkan telinganya untuk menguping~"Wih, serius bunga? Dari siapa coba?""Cowok barunya lah~""Ngaco lo, Sar!""Is, aku serius loh. Padahal kemarin ada rumor kalau Mbak Ayu sama Pak Wir, kan? Lah, barusan saja gue terima paket dari cowok untuk dia.”“Itu bukan rumor, Pak Wira emang tunangannya Mbak Ayu "Emang dari cowok beneran, Sar?""Ya, gatau, sih. Tanpa nama, tapi pas Mbak Ayu nerima tuh jadi salah tingkah gitu. Mukanya merah banget .., siapa lagi coba kalau bukan dari penggemar rahasianya?”Saras menunjukkan tanda bukti di tangannya. "Nih, punya kurir yang masih di depan!!""I
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

212. Bukan Dia

"Ohoo, ketahuan kamu ya Mas? Ini dari kamu kan?" Ayu menatapnya mengejek"Astaga, bener loh, Ay. Aku enggak pesan apapun, malah, ini atas namamu," jelas Wira sedikit frustasi. Sejujurnya ada perasaan cemburu pada diri Wira saat melihat Ayu menerima hadiah misterius untuknya."Bohong, tapi kamu kok yang bawa ke sini~"Wira mengacak-acak rambutnya. "Aku benar-benar serius, Ayu. Aku enggak beli dan ketemu kurirnya di pos satpam. Karena tahu ini buat kamu,jadi aku bawa sekalian kemari,” jelas Wira.Ayu jadi memikirkan segalanya, dia tidak jadi minum boba red velvet yang sangat menggoda itu lalu membuang semua makanan ke kotak sampah."Lah, kok?""Aku takutnya ada racun, lagian, dari orang gak dikenal," jawab Ayu santai.Mereka sedikit berdebat satu sama lain, masih di depan ruang rapat, untung saja hanya ada mereka berdua.Ayu berjalan ke ruangannya diikuti oleh Wira yang berusaha mengajak berbicara.Namun, sesaat Ayu ingin membuka pintu, dia berbalik. "Diem ya? Aku mau ambil sesuatu dul
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

213. Diawasi

Anang Besti : Terserah lo saja dah, Yu. Gue sudah jujur ya, tapi kalau mau memastikan sendiri sama Danangnya sendiri mah, oke-oke saja.—Ayu menghela napas singkat, dia memejamkan mata erat kala pesan Agil kembali masuk ke dalam ponselnya. "Haduh, bagaimana ini ya? Aku bingung banget, di satu sisi, aku malas bertemu Danang tuk mengatakan ini. Tapi, di sisi lain, aku enggak mau kalau Mas Wira jadi salah paham begini~"Dia dengan puas mencurahkan pikiran tanpa memikirkan sekitar, sebab, Ayu tengah di ruangan Wira sendirian. Pria itu harus rapat dengan klien yang tiba-tiba merubah schedule secara mendadak. Mau tak mau, dia harus ditinggalkan sendirian."Hmm, atau aku suruh Anang jadi mata-mata saja ya? Eh, tapi kata Mas Wira, dia bisa saja bohong karena kami teman, kan?"Dia berjalan mondar-mandir di depan meja kerja Wira dengan frustasi. "Akhh~ Anang kan ember alias lambe turah jika masalah sepele macam spy, gimana dong ya? Dia nggak bisa diandalkan untuk permintaan begini.""Huh, Anan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

214. Menemui Danang

Ayu melirik ke arah Wira dan ini kali pertamanya ia melihat calon suaminya itu tampak tidak bersahabat. Wajah Wira tampak memerah karena menahan amarah. Ia benar-benar yakin kalau yang melakukan itu adalah Danang.“Ini nggak bisa dibiarkan Yu,” runtuk Wira lalu meraih kunci mobilnya dan segera bergegas untuk pergi.“Mau kemana Mas?” tanya Ayu yang terlihat khawatir.“Ke rumah Danang lah, aku mau buat perhitungan dengannya. Berani benar dia mengganggumu. Kalau sekedar mengirim hadiah okelah aku masih bisa menerima. Wajar saja namanya orang ngefans, walau aku cemburu tapi setidaknya itu masih sopan. Namun apa yang dilakukannya ini benar-benar mengancam keselamatanmu, dan aku tak bisa menerima hal ini Yu,” kata Wira dengan tegas."Mas, kamu memangnya tahu di mana rumah Danang?" tanya Ayu bingung setelah memasang sabuk pengaman.Wira mengangguk mantap. "Tahu, baru saja tanya ke siapa itu .., gila?"Ayu terkekeh kecil. "Agil," ucapnya meralat."Sama saja, cuma di balik saja itu mah." Wira
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

215. Senyum Misterius Wira

Mendung menggelap di wajah Danang usai dipanggil oleh Pak Bambang. Hatinya gundah bukan kepalang karena diskorsing dari pekerjaan. Saking kesalnya lelaki itu memukul setir mobil yang dia kendarai. "Aaarrgh ... lihat aja begitu aku tahu siapa dalang kejadian ini, kubikin remuk tanpa ampun!" Danang meremas rambutnya dengan tangan kiri seraya memaki.Masih dalam keadaan marah, Danang menghubungi Ayu. Cuma pada perempuan yang masih dikasihinya itu dia bisa bercerita. Saat ini dia butuh Ayu untuk mendengarkannya. Dipencetnya tombol pengeras suara setelah panggilan teleponnya direspon."Halo, Yu ... repot nggak?" tanya Danang langsung."Nggak sih. Ada apa, Mas? Tumben jam segini ngubungin aku?" jawab Ayu di ujung sambungan telepon."Bisa ketemu selepas magrib? Di cafe biasanya. Penting. Please," pinta Danang."OK. Aku langsung ke sana. Udah dulu ya. Ada ibuku." Ayu memutus sambungan telepon begitu saja."Siaap! Kenapa masih hidup aja sih itu ibunya Ayu!" Lagi-lagi Danang memukul setir mobi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

216. Bertengkar Lagi

Dalam kekesalannya Danang tatapan Danang beradu dengan pandangan Wira yang sedang tersenyum penuh misteri seolah mengejeknya. Dia pun bangkit dan berjalan menuju tempt duduk Wira yang berseberangan dengan bangku taman yang didudukinya bersama Ayu.Melihat Danang yang berdiri dan berjalan menuju bangku seberang, Ayu merasa heran. Namun keheranannya terjawab saat pandangnnya menemukan sosok Wira yang sedang dihampiri Danang. Dengan penuh tanda tanya Ayu bangkit dan mengekori langkah Danang."Mau apa kau di sini?" Danang berkacak pinggang sambil membentak Wira.Melihat Danang yang berdiri di hadapannya dengan kemarahan yang pekat, Wira hanya mengangkat sudut bibirnya. Dia tersenyum penuh ejekan. "Masalah kalau aku di sini? Setahuku ini tempat umum. Siapa pun boleh ke sini?" Sambil memainkan kunci mobil di tangannya, Wira menjawab pertanyaan Danang.Danang mendengus kesal. "Nggak usah sok-sokan kau. Pasti kau membuntuti Ayu ke sini kan!" Jari telunjuk tangan kanan Danang diacungkan ke dep
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

217. Mungkinkah?

Danang meninggalkan taman kota dengan hati gundah. Ucapan Ayu terngiang di telinganya. Dia kecewa karena Ayu membela Wira. Namun pembelaan Ayu terhadap Wira justru menimbulkan tanda tanya besar di hati Danang.Sambil berpikir Danang megendarai mobil dengan kecepatan sedang. Diiringi lampu jalanan yang mulai benderang dan alunan azan magrib, Danang tiba di rumah yang ditinggalinya bersama sang ibu.Setelah memarkirkan mobil di halaman rumah, Danang berjalan gontai menuju rumah. Saat dia membuka pintu, Bu Asih-ibunya, tampak baru saja selesai berwudhu. Raut wajah teduh Bu Asih basah dengan air yang menetes."Nang, tumben kamu lemes gitu," tegur ibunya.Danang berusaha menyembunyikan keresahannya dari perempuan yang melahirkannya. Dia tak ingin ibunya terseret dalam keresahan yang merajai hati saat ini."Nggak apa-apa, Bu. Cuma cape saja," Danang meraih tangan Bu Asih dan mengecup punggung tangan surganya.Bu Asih membelai kepala sang putra dengan lembut. "Yawis, kamu mandi dulu biar leb
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-27
อ่านเพิ่มเติม

218. Ternyata Dia

Setelah meninggalkan taman kota, Wira membawa Ayu ke cafe dimana seharusnya Danang mengajak perempuan itu ketemuan sebelumnya. Wira memilih tempat duduk di sudut agar leluasa mengamati lalu lalang orang keluar masuk cafe itu."Jadi ini tempat penuh kenangan antara kamu dan Danang?" Wira menatap Ayu sebelum mengambil buku menu yang ada di meja pelanggan.Ayu berjengit mendengar pertanyaan Wira. Entah dari mana lelaki itu tahu tentang cafe ini yang memang salah satu tempat favorit dan menjadi kenangannya bersama Danang. Ia sering melepas penat selepas kerja di hotel Premier milik lelaki yang saat ini duduk di sisi kanannya. Setiap kali berkunjung ke tempat ini biasanya Ayu janjian dengan Danang. Keduanya menghabiskan waktu dan mengisi kembali energi yang terkuras seharian saat bekerja dengan menikmati kopi panas yang uapnya meruap menenangkan jalinan sinap di kepala mereka. Alunan live music di cafe ini menemani percakapan Ayu dan Danang kala itu."Hai ... halo ...." Wira melambaikan ta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-28
อ่านเพิ่มเติม

219. Permintaan Budhe

Sesaat setelah masuk ke dalam rumah Ayu, Wira disuguhi teh hangat dan setoples penuh camilan. Budhe Ning juga mempersilakan Wira untuk salat di rumah itu. Namun Wira memilih untuk berangkat ke musala terdekat dan salat magrib di sana.Budhe Ning mencari keberadaan Ayu setelah Wira berangkat ke musala. Sedangkan Ayu memanfaatkan waktu yang ada dengan mandi dan bersiap untuk salat. Di pintu dapur menuju ruang makan, Ayu berpapasan dengan Budhe Ning."Nduk, kamu itu tadi ke mana? Ndak enak loh sama Nak Wira kalau kamu pergi tapi Ndak bilang-bilang dulu sama calon suamimu. Apa lagi Nak Wira tahunya kan hari ini kamu itu cuti." Budhe Ning menghalangi langkah Ayu yang hendak ke kamarnya.Ayu sendiri merasa jengah dengan segala ucapan budhe Ning yang terus saja nyerocos tentang perjodohan antara dirinya dan Wira. Padahal hingga detik ini Ayu masih terus meragukan ketulusan cinta Wira padanya."Ngapunten, Budhe. Saya mau salat dulu. Sebentar lagi waktu magrib habis." Ayu memotong ucapan Budhe
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-28
อ่านเพิ่มเติม

220. Gejala Aneh Pada Dinda

Dinda merasa puas akhirnya pimpinan dan para karyawan di tempatnya bekerja mengetahui skandal yang dia ciptakan. Malam itu memang Dinda menjebak Danang. Saat makan malam diam-diam ia menaburkan obat tidur ke dalam makanan Danang. Dengan dibantu oleh Wira, ia membawa Danang ke kamarnya.Dengan bantuan Wira juga maka Dinda memperoleh hasil foto yang luar biasa manipulatif. Foto-foto topless yang seolah dirinya ditiduri Danang berhasil menimbulkan banyak spekulasi pendapat yang rata-rata menguntungkannya. Bahkan Danang sampai menerima sangsi skorsing dan pemotongan gaji dari bank tempat mereka bekerja.Meskipun puas foto-foto itu tersebar, namun Dinda kecewa karena hingga hari ini Danang belum juga dapat diraihnya. Lelaki itu bahkan makin dingin dan cenderung menghindari Dinda. Bagaimana bisa Dinda mengikat hati Danang jika sampai saat ini jarak masih membentang di antara mereka.Waktu terus berlalu sejak Danang diskorsing. Hari ini masuk Minggu kedua Dinda tak melihat kehadiran Danang d
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2022-09-28
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status