Home / Romansa / Cintaku Terhalang Weton / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Cintaku Terhalang Weton: Chapter 181 - Chapter 190

224 Chapters

181. Saran dari Wira

Cahaya bulan menenangkan perasaan Ayu yang tengah bimbang karena sebuah rintangan yang semakin berat baginya. Segelas teh dengan ponsel di sampingnya itu menemani si cantik duduk di depan rumahnya. Ia sendirian, sendiri dalam sepi nan ruang kehampaan.Si polos yang tidak tahu seluk-beluk Wira yang sesungguhnya itu semakin mempercayai Wira. Andai saja Ayu tahu sedikit mengenai kesalahan Wira. Apakah Ayu akan mentolerirnya? Tidak bisa ditebak.Ayu menatap bulan dengan lekat, kedua tangannya di kebelakangkan lalu memunculkan senyuman manis dari wajahnya. Ia teringat dengan seseorang yang pernah mengisi kehidupannya. Orang yang sangat sulit untuk dilupakan karena terlalu banyak kenangan yang terukir.“Bagaimana kalau aku menelepon Danang saja? Aku ingin berbincang dengannya sebentar,” guman Ayu.Di sisi lain, seperti ada yang berbisik kalau Ayu tidak boleh meneleponnya karena Danang akan menjadi masa lalunya.“Ada apa denganku?” Ia bingung dengan dirinya sendiri.Ia bangkit dari duduknya,
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

182. Dialah Pahlawan

“Wira, itu berisik tahu! Angkat aja siapa tahu penting,” saran Ayu yang telinganya terganggu oleh bunyian itu.Karena merasa diberi kesempatan untuk berbicara dengan Dinda, akhirnya Wira menelepon balik Dinda setelah pamit menjauh dari Ayu.“Halo, ada apa?” tanya Wira to the point.“Aku lapar, belikan sesuatu untukku makan.” Dinda memintanya sekaligus memanfaatkan kesempatan.“Oke.” Wira menyanggupinya karena tidak mau memakan waktu dengannya apalagi sampai berdebat.“Siapa?” tanya Ayu yang duduk sendirian. Wira mengusap lehernya sebelum menjawab.“Seperti penipu, dia meminta uang sebagai tebusan anakku yang mereka culik padahal seperti yang kamu tahu bahwa aku belum mempunyai anak,” bohong Wira.“Oh, gitu.” Ayu memahaminya. Ia mencicipi rujak es krim dengan ragu karena sebelumnya belum pernah memakannya.“Gimana rasanya?” Wira penasaran, melihat dari raut wajahnya yang sepertinya tidak suka dengan makanan yang disarankan.“Kita bisa cari makanan lagi sampai kamu suka,” ucap Wira sebe
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

183. Tak Semua Bisa dibeli Dengan Uang

Ayu mengedarkan pandangan ke segala arah. Mengamati setiap barang dengan baik sambil menormalkan pernapasannya sambil memegang dadanya.“Mimpi, hanya mimpi saja,” lirih Ayu lalu mengelap keringat di wajah dan lehernya. Ia menyalakan ponsel sekadar melihat jamnya, waktu menunjukkan pukul setengah empat pagi. Jadi, Ayu berniat tidak melanjutkan tidurnya, melainkan sholat tahajud.Saat mentari mulai menampakkan cahayanya menyinari bumi, Ayu bersiap bekerja seperti biasa. Sedangkan Wira, ia justru tidak ke kantornya karena mau mengurus sesuatu dengan keluarga Danang.Wira pergi ke mall dengan beberapa asistennya. Ia mencarikan oleh-oleh yang sekiranya bisa diterima oleh keluarga Danang. Sebenarnya ia malas, tetapi ada seseorang yang ia cintai hingga harus menenggelamkan gengsi terlebih dahulu.Setelah itu, tidak lupa Wira menelepon Ayu untuk menanyakan kabar dan perasaan karena semalam baru jalan dengannya.Namun, oleh Ayu tidak diangkat karena memang ponselnya di heningkan dan tidak men
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

184. Dia Iklas

Suasana sedang tidak baik-baik saja. Diah merasa Wira tengah merendahkan keluarganya. Dari wajah Wira yang tenang itu membuat Bu Asih terpengaruh oleh omongannya.“Kamu itu tidak tahu diri, ya? Sudah tahu Ayu mencintai Danang. Masih saja mengejar-ngejar dia, mentang-mentang punya harta berlimpah kamu bisa seenaknya begini? Ingat, ya! Cinta itu tidak bisa dibayar dengan uang! Kalaupun Ayu mau menikah denganmu, itu karena kemauan orang tuanya yang tidak bisa ditolak oleh Ayu. Kasihan Ayu, Wir! Dia punya pilihan, tapi dia harus mengikuti pilihan orang lain,” ujar Ayu sembari menunjuk Wira dengan jari telunjuknya.Wira terdiam, dia mendengarkan ocehan Diah yang sangat mengganggu pendengarannya. “Diah!” Bu Asih menurunkan telunjuk Diah.“Apa, Bu? Mau membela Wira ini, buat apa Bu. Apa Ibu tidak tahu kaau dia yang buat hubungan Danang dan Ayu renggang? Heran deh, semua memikirkan pernikahan mereka berdua, sedangkan tidak ada yang memikirkan bagaimana perasaan Ayu sama sekali!” Diah merembes
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

185. Diblokir

Wira sibuk merapikan bajunya sambil melihat ke bajunya tanpa ada niatan melihat seseorang yang ditabraknya.“Lain kali kalau jalan hati-hati, ya!” tegas Wira lantas berlalu begitu saja.“Lain kali jangan asal nabrak orang apalagi tidak meminta maaf!” Gadis cantik itu angkat bicara sebelum jauh dari Wira.Wira membalikkan tubuhnya, mengenali suara gadis cantik itu dan mendekatinya. “Ayu?” panggil Wira. “Kamu mau ke mana?” tanya Wira.“Mau nyamperin kamu, tapi karena kamu sibuk jadi sebaiknya lain kali saja.” Ayu memundurkan diri dan berlalu pergi.“Kebetulan sekali, aku juga mencarimu. Memang jodoh tidak akan ke mana.” Wira terkekeh.“Silakan duluan.” Ayu mempersilakan Wira untuk berbicara lebih dulu.Wira langsung mengingat bahwa apa yang akan disampaikan padanya adalah penting. Ia menghentikan kekehannya dan mengubah wajahnya serius. Melihat Wira yang berubah seketika, Ayu jadi ikutan serius.“Ayahmu masuk rumah sakit, apa kamu ikut denganku untuk menjenguknya? Kalau kamu sibuk tidak
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

186. Menuntut Penjelasan

“Ada apa denganmu?” ucap Danang.Spontan Ayu membuka matanya, tetapi Danang sudah terlanjur dekat. Embusan napasnya terasa di kulit mulus Ayu. “Kamu mengharapkannya?” ledek Danang dengan kekehannya. Pipinya memerah seperti kepiting rebus, ia menahan malu. Ayu pun menginjak kaki Danang dengan keras hingga Danang berteriak kesakitan. “Dasar cowok!” dercaknya sebagai pengalihan.“Aduh, jangan injak kakinya, tapi injak saja hatiku olehku.” Danang masih sempat menggombal.Ayu menyadari akan niatnya untuk mengusir Danang. Ia merendahkan tubuhnya lalu meloloskan diri di bawah lengan Danang yang ia gunakan untuk menahannya di tembok.“Wira! Maaf sebelumnya kalau kata-kataku kasar. Namun, aku berharap kamu mengerti maksudku, aku ingin memperbaiki hubungan dengan Wira. Aku ingin kamu tidak hadir lagi di kehidupanku, aku yakin kamu akan menemukan wanita yang tepat,” kata Ayu dengan yakin.“Aku hanya ingin kamu, itu saja.” Danang memperjelas ucapannya.“Aku tidak bisa, silakan pergi dari sini!
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

187. Langkah Awal Dinda

Di sebuah bar yang diisi oleh orang-orang kalangan muda, terutama orang yang belum menikah. Mereka menikmatinya tanpa beban, meminum-minuman beralkohol semaunya sendiri untuk meriset pikiran dari hal-hal buruk atau tidak disukainya.Dinda, ia ke bar sendirian tanpa Wira. Untuk saat ini ia berhubungan lewat ponsel saja karena Dinda sadar Wira mengurus Ayu dan keluarganya.Ia mengenakan dress yang lumayan tertutup karena tujuannya bukan untuk bersenang-senang, melainkan mulai menjalankan misinya.“Halo, Nona,” sapa Geri padahal mereka telah berteman lumayan lama, tetapi seolah asing.“Aku meminta bantuanmu,” kata Dinda to the point.“Wira sudah menjelaskan semuanya, kamu ingin menjebak seseorang kan?” jawab Geri yang peka.Dinda tersenyum smrik padanya. Tangannya ia gunakan untuk merapikan rambut padahal tidak berantakan. “Jadi, kamu paham tugasmu?” Dinda menanyainya karena ragu.“Begini saja, sekarang aku tanya padamu. Apa yang kamu inginkan? Menjebak Danang dengan obat tidur? Atau apa
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

188. Kedatangan Geri

Di kantor, Dinda sedang serius membuat sebuah laporan di depan komputer. Matanya menatap silih berganti antara monitor dan keyboard yang sedang ia gunakan. Sesekali, ia pun membua sebuah berkas yang ada di samping keyboard.Di sebelah mousenya, ponselnya yang tergeletak di sana tiba-tiba saja berdering. Dinda terkejut mendengar dering ponselnya. Ia pun menghentikan sejenak pekerjaannya dan melirik pada layar ponselnya yang menyala dan menampilkan nama Geri yang ternyata menelponnya.Dinda terkejut dengan mata yang melotot. Ia langsung mengambil ponselnya dengan meredamkan suaranya terlebih dahulu. Melirik ke kanan dan ke kiri mengawasi kondisi rekan kerjanya yang memang sedang fokus pada pekerjaannya masing-masing.Dinda pun bangkit dari tempat duduknya untuk mengangkat teleponnya.“Mau ke mana?” tanya salah seorang rekannya dan mengejutkan Dinda.“Ah toilet, aku mau ke toilet,” jawab Dinda sedikit gugup. Rekan kerjanya pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia pun kembali f
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

189. Kepergok

Sebelumnya, Agil yang terus memperhatikan gerak-gerik Dinda merasa curiga. Karena Dinda terlihat sangat berbeda hari ini. Ia terlihat gelisah dan tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Berkali-kali Dinda yang terus melihat jam membuat Agil merasa penasaran dan sama-sama melihat pada jam yang saat itu masih menunjukkan pukul sebelas siang.Setelah Dinda menerima telepon dari Geri, sikapnya sangat mencurigakan. Hingga beberapa rekan lainnya terus menyadarkan Dinda dari lamunannya. Membuat Dinda terus ditegur. Hal itu membuat Agil penasaran dengan apa yang sedang Dinda lakukan saat ini.Sebelum Dinda bertemu dengan Geri, Agil sempat melihat kedatangan Geri pada kantor mereka. Agil yang sedang bertemu dengan klien mereka dan membantu kliennya untuk mendapatkan pinjaman, terus menatap Geri yang hanya mondar-mandi di dalam sana.Karena Geri bukanlah klien mereka dan merasa heran karena ia bahkan tidak melakukan apa pun di dalam sana dan terus melihat ke arah ruang karyawan.Sejak saat itu, Agi
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

190. Menemui Pujaan

Sepulang kerja, Danang berjalan ke arah parkiran. Ia menyalakan mobil kesayangannya dan masuk ke dalam. Saat hendak menjalankan mobil, tak sengaja ia seperti melihat sosok yang tak asing baginya melewati mobilnya. Danang yang terkejut pun keluar dan mengejar wanita itu.Wanita itu berjalan seorang diri menuju mobilnya di paling ujung. Perasaan Danang sangat gugup dan sedih menjadi satu. Tangannya terjulur hendak menyentuh pundak wanita itu. Saat wanita itu sedang mencari kunci mobilnya, tak sengaja ia menjatuhkannya.Lalu wanita itu pun menoleh dan mengambil kunci mobilnya tepat di depan Danang. Tepat saat itu, Danang tersadar bahwa wanita itu bukanlah Ayu yang ia pikir ada di depannya.Saat wanita itu sudah mengambil kuncinya, ia melihat keberadaan Danang yang berdiri di belakangnya. Wanita itu pun menatap Danang heran. Tapi, Danang hanya tersenyum kecil lalu berbalik menyadari telah salah orang.“Astaga, apa yang sedang aku lakukan?” tanya Danang dan berbalik pergi. Ia pun kembali m
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status