Danang kembali dari toilet. Ia melihat Dinda yang sudah menghabiskan makanannya setengah. Dirinya memang cukup lama di toilet. “Maaf, ya, lama.” Dinda mengangguk. “Ndak apa-apa, Mas. Dimakan makanannya, keburu dingin ndak enak.” Danang meminum jus jeruk terlebih dahulu. Kemudian menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya. Dinda terus memperhatikan Danang yang tengah makan begitu lahap. Ia tersenyum puas. Ia pun melanjutkannya makannya. “Aku jadi ngerepotin kamu gini, Mas. Maaf, ya, sebelumnya.” “Santai aja kali, Din. Kamu juga teman aku. Ndak usah sungkan.” Dinda mengaduk jusnya. “Yah, aku maunya, sih, lebih dari teman.” “Eh?” Danang menghentikan kunyahannya. Kemudian Dinda tertawa sumbang. “Ndak, Mas. Bercanda doang, kok. Lanjut makan lagi.” Danang menatap Dinda. Ia tadi sebenarnya debga4 apa yang telah diucapkan oleh Dinda. Namun ia sengaja pura-pura tidak dengar. Menurut Danang, Dinda adalah gadis cantik. Ia merasa menang gadis itu menaruh hati padanya. Sepe
Terakhir Diperbarui : 2022-09-25 Baca selengkapnya