Semua Bab Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Bab 81 - Bab 90

330 Bab

Saya kekasihnya

Kachirei Foods Inc. Ko Tanocho, Prefektur Miyazaki 889-1701, Jepang. Itu adalah nama pabrik makanan instan tempatku dan para teman teman TKI yang lain mendulang Yen setiap hari. Hari ini pabrik merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Kami mendapat bingkisan berupa makanan instan buatan pabrik. Lumayan, untuk stok di asrama dan bisa menghemat biaya belanja ke supermarket. Setelah menerima bingkisan, iseng iseng aku membuka tutupnya sambil menunggu bis di halte depan pabrik. Ada Toyo Suisan Gotsumori Shioyaki Soba, Toyo Suisan Maruchan Gotsumori Kitsune Udon, Donbei Kakiage Soba, Amano Food Soup Miso, dan Nomshing Shin Ramyun. Isi bingkisan yang sangat lezat. Kemudian ponselku berdering nyaring. Nyonya Tatsuo sedang memanggil. Betapa gugupnya aku melihat siapa yang menghubungi. Aku khawatir Minaki menceritakan semuanya dan hubungan kami sebagai surrogate partner akan berakhir. Padahal aku masih membutuhkan dia sebagai mesin ATM-ku. Tapi, bukankah lebih baik mendengarkan dulu apa
Baca selengkapnya

Jangan marah lagi

"Kekasih? Sejak kapan Minaki memiliki kekasih?" Aku tersenyum kikuk. "Kami sudah lama bersama." "Kalau kalian sudah lama bersama mengapa kamu membiarkan Minaki datang kemari dengan wajah sedih? Menangis semalaman! Kamu lelaki tidak tahu diri!" Hardiknya. "Bu...bukan begitu nyonya. Kami hanya salah paham." "Salah paham sampai Minaki lari dari rumah?! Ibunya sampai kebingungan dengan kepergiannya dan ternyata kamulah biangnya!" Tunjuknya tepat dimukaku. "Saya bisa jelaskan." Perdebatan kami terjadi di depan pintu rumahnya. Aku khawatir tetangga mendengarnya. "Kenapa kamu diam saja! Ini yang kamu bilang kekasih? Aku yakin kamu mau mengencani Minaki karena menginginkan hartanya!" Bukan! Aku tidak mengencani Minaki tapi aku ini surrogate partner-nya. Lelaki yang dibayar untuk memberinya sentuhan hangat dari lawan jenis dan memberinya nasehat untuk berani menatap masa depan. "Jayka?" Aku menoleh ketika namaku disebut. Minaki diatas kursi rodanya dengan didorong seorang gadis s
Baca selengkapnya

Jangan takut melawan takdir

Malam itu, setelah rayuan panjang yang kulontarkan pada paman dan bibi Minaki, akhirnya mereka menginjinkanku membawa Minaki kembali ke Miyazaki. Itu pun setelah Nyonya Tatsuo mengatakan pada mereka melalui sambungan telepon jika aku adalah seseorang yang 'spesial' untuk Minaki. Minaki pun demikian, setelah menerima roti panggang Shamakurayama pemberianku, senyum dan suasana hatinya berubah lebih baik. Juga beberapa kata bujuk rayu manis yang begitu lancar terlontar dari mulutku membuatnya setuju untuk segera pulang. Akhirnya, aku bisa bernafas lega. "Bilang pada bibi jika Jayka membuatmu sedih lagi. Akan aku masukkan dia ke dalam pagoda agar dipenjara para dewa disana." Aku menunduk diam sedang Minaki terkekeh. "Aku akan ingat pesan bibi." "Jangan macam macam lagi pada Minaki, atau aku akan membuat kamu tidak akan bisa menemuinya lagi untuk sekedar minta maaf. Ingat itu Jayka." Ucapnya sungguh sungguh dengan raut wajah sangar, serta alis mata setinggi gunung Himalaya. "I...i
Baca selengkapnya

Aku takut tanpa kamu

Kata pepatah, orang disebut pintar jika setelah membuat kesalahan ia belajar dan tidak mengulangi kesalahan itu kembali. Setelah membuat kesalahan dengan mengabaikan pesan Minaki dan lebih memilih mengutamakan kebahagiaanku bersama Harumi, aku sadar jika ada harapan Minaki yang kini disandarkan di punggungku. Kami terikat kontrak yang mengharuskan aku selalu ada untuknya ketika membutuhkan dukungan, perhatian, dan kehangatan. Kehangatan yang dimaksud adalah memberinya kasih sayang secara lahir batin. Meski berada di kursi roda, Minaki juga perempuan normal yang ingin merasakan interaksi seperti sepasang kekasih pada umumnya. Bukan cerita baru jika mereka yang terlahir tidak sempurna memiliki pikiran-pikiran negatif tidak diinginkan oleh siapapun. Minaki membiarkan dirinya dipandang sebelah mata atau dilewati begitu saja. Ia saja diabaikan kedua kakak laki laki yang seharusnya bersikap melindungi, apa lagi orang lain. Minaki juga pernah bercerita jika pernah menjalin hubungan den
Baca selengkapnya

Tidur denganku malam ini

Sebagai lelaki sejati, aku harus pintar mengatur waktu untuk tiga perempuan penting dalam hidupku. Jika mereka tidak akur dan aku tidak adil membagi waktu pada salah satunya, itu bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Mereka adalah Harumi, Minaki, dan Dina. Harumi telah mendapat kehangatan selayaknya kekasihku dengan memanjakannya saat liburan ke Prefektur Saga. Minaki telah mendapat dukungan penuh dariku setelah acara bersedihnya dan kembali menekuni dunia pastry. Sedang Dina, adik angkatku, kembali mendapat surat dari Minaki yang menjadi sahabat pena-nya untuk tugas sekolah. Melihat mereka semua bahagia dan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, membuatku lega dan merasa berarti dalam hidup mereka. Walau aku sendiri harus mempertaruhkan waktu untuk mereka hingga tidak memiliki waktu untuk diri sendiri. "Halo Yamada, ada apa?" "Halo Jayka, apa kamu sibuk?" Aku tengah istirahat siang di pabrik saat ini. Juga, aku tidak memiliki niatan mengatakan profesi utamaku ini pada siapapu
Baca selengkapnya

Jangan tinggalkan aku Jayka

Ada alasan mengapa aku menyeret Harumi ke dalam bilik ganti saat Yamada dan istri melakukan fitting gaun pengantin dan para maid-nya. Aku tidak bisa menahan kegeraman karena Harumi menolak menikah denganku. Padahal dia tahu aku sangat mencintainya. Panggilan asisten pemilik Candy Crosset membuatku harus menyudahi moment setengah panas ini. Aku merapikan anak rambut Harumi dan belahan bawahan gaunnya yang kusingkap sedikit kasar. "Jangan membuatku gelap mata sayang." Ucapku tegas lalu membuka pintu. Tatapan terkejut sang asisten kuacuhkan begitu aku keluar kamar ganti. Aku tidak peduli dianggap melakukan tindakan asusila di dalam bilik ganti. Sedang Harumi masih ada di dalam dengan kondisi sedikit berantakan dan mungkin juga tertekan. Kemarahan ini benar-benar dipicu oleh rasa takut kehilangan Harumi. Aku pun mulai menaruh curiga jika ia memiliki pria idaman lain. Seketika kecemburuan menyeruak dalam hatiku. "Ada apa Jayka?" Tanya Yamada sembari duduk di sebelahku. Di depan
Baca selengkapnya

Menelanjangi diri sendiri

"Rin, kamu udah bikin lagu baru?" Tanyaku saat kami makan siang di pabrik. Semalam setelah mengantar Harumi kembali ke asrama, aku mendapat pesan dari Matsushima. Jika mulai minggu ini aku secara resmi akan manggung di Yokoha Club sebanyak tiga kali dalam seminggu. Sebuah pencapaian yang mengesankan untuk karirku sekaligus menambah pundi pundi Yen untuk Rinto. Karena hasil memeras otaknya juga kuhargai. "Udah, dapat dua. Kebetulan pas ada ide." "Aku ada kabar bagus. Mulai minggu ini jadwal manggungku di Yokoha Club ditambah menjadi tiga kali seminggu." Rinto berbinar. "Enak banget Jak. Rejeki nomplok." "Kamu bikin aja lagu lagu yang keren nanti aku yang naik panggung. Bayarannya kita bagi dua." "Kamu kenapa sih jarang bikin lagu sendiri?" Aku menggeleng sambil meletakkan sumpit. "Sibuk Rin." "Halah alasanmu selalu sama. Sibuk melulu tapi nggak pernah ngomong sibuk apaan." Aku meneguk air mineral. "Oh ya gimana kabar Minaki?" Aku sampai terbatuk-batuk. "Apaan sih Rin? A
Baca selengkapnya

Si Manipulatif Jayka

"Bukannya saudaramu ada yang membuat roti? Apa kamu lupa? Minaki namanya." Ucapku penuh penekanan dan ekspresi meyakinkan agar Matsushima mengerti maksudku, jika aku mengajaknya berdrama di hadapan Harumi. Begitu Harumi menatap Matsushima, aku memberinya kode dari belakang Harumi untuk membantuku mengelabuinya. "Ah iya, aku sampai lupa jika sepupu perempuanku ada yang membuat roti." Matsushima berkata sedikit tergagap. Syukurlah, Matsushima paham permainanku. "Bagaimana kamu bisa lupa dengan sepupu sendiri. Padahal Jayka setiap hari bekerja dengannya." Ucap Harumi. Aku dan Matsushima saling berpandangan penuh makna. Tidak kupungkiri jika badanku terasa panas dingin menghadapi hal ini. "Ah iya, maaf aku mudah lupa. Sudah tua Harumi." Kekehnya kemudian. "Jayka, kapan kapan kamu mau mengajakku membeli roti disana kan?" Tanya Harumi. Aku tersenyum kikuk dengan mengusap rambutnya. "T...tentu sayang." "Tempatnya dimana?" "Ehm... Ada di... Hanayamatehigashi." Aku asal bicara karena
Baca selengkapnya

Aku sandaran hidupnya

Kini Matsushima mengerti siapa diriku yang sebenarnya, aku adalah lelaki pengontrol yang cenderung dominan sekaligus manipulatif. Tidak ada kekhawatiran karena aku yakin Matsushima pandai menjaga rahasiaku. Dia atasan sekaligus sahabat terbaik. Setelah pembicaraan bermutu dengannya usai, aku merasa tersentil karena takut dengan karma. Aku masih punya perasaan dan pikiran jika segala sesuatu pasti menuai hasil. Termasuk perbuatanku pada Harumi dan Minaki. Tapi apa lah daya jika aku pun membutuhkan uang untuk bertahan hidup di Jepang dan keluargaku di Indonesia. Tanpa mau berpikir panjang tentang karma karma itu, aku memilih segera tidur karena esok harus kembali bekerja ke pabrik. *** Minaki : Selamat pagi Jayka... Sudah bangun? Oh ya, apa kamu sibuk malam ini? Aku mau kamu mencicipi roti terbaru buatanku. Bukannya mendapat pesan selamat pagi dari kekasihku, Harumi, aku malah mendapat ucapan selamat pagi dari Minaki, klien surrogate-ku. Dengan mata masih setengah terpejam ju
Baca selengkapnya

Shiratori Onsen Kamiyu

Di malam yang sudah tidak terlalu dingin karena musim dingin hampir berakhir itu, Minaki hanya diam di dalam dekapanku sepanjang perjalanan tanpa arah kami. Tidak ada kata-kata yang bisa ia ucapkan dan tatapan matanya kosong. Aku berani menebak jika Minaki sangat terpukul bahkan terluka dengan ucapan kakaknya. Tidak seharusnya kakak laki-laki bersikap demikian. Malah seharusnya ia wajib melindungi dan menjaga Minaki dari segala macam ancaman dan kesulitan. "Jayka, nyonya menelfon, beliau ingin berbicara denganmu." Sopir Minaki mengangsurkan ponselnya padaku. Minaki menatapku dengan sorot bertanya, lalu kujawab dengan anggukan dan senyum tipis menenangkan bahwa semua akan baik-baik saja. "Iya nyonya, ini saya Jayka." "Apa Minaki baik baik saja?" Tanyanya khawatir. Aku melirik Minaki yang kembali bersandar di pundakku. "Minaki baik-baik saja nyonya. Jangan khawatir, dia aman bersama saya." "Aku titip Minaki." Ucapnya parau lalu diikuti isak tangis. "Saya akan menjaganya sesua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
33
DMCA.com Protection Status