"Jak, bangun! Buruan mandi!! Hampir telat oey!!" Teriak Rinto. Semalam aku baru pulang lewat tengah malam sehabis berkencan dengan Harumi. Teriakan Rinto membuatku meloncat dari futon, kasur lantai yang biasa kupakai di Jepang. Semalam Harumi mengatakan perasaan cintanya padaku. Ini gila, aku ditembak seorang perempuan. Di Jepang, seorang perempuan menyatakan cinta pada lelaki idamannya bukanlah hal tabu. Tanpa banyak pertimbangan, aku menerima cinta Harumi. Meski masih bingung dengan perasaanku padanya. Tanpa mandi, hanya menggosok gigi lalu berganti seragam kerja pabrik, menyisir rambut asal, memakai sepatu, mengambil tas kerja, lalu berlari mengejar teman-teman menuju halte. "Keasikan jadi DJ lupa sama kerjaan pabrik." "Bukan, aku semalam habis kencan sama cewekku." Jawabku dengan nafas terengah-engah. Kepalaku di tonyor teman-teman karena mereka iri dengan kecantikan dan keseksian Harumi, kekasihku. Sedang mereka sampai hari ini belum mendapat kekasih padahal jauh lebi
Read more