Minaki tersenyum sambil menggeleng lalu kembali meletakkan kepalanya di dadaku dengan tangan memainkan kaosku. Andai yang sedang bersamaku ini adalah Harumi, aku pastikan sudah benar-benar hilang kendali. Rela melepas keperjakaan demi meraih kenikmatan dengan kekasih tercinta. "Aku mengerti Jayka." Ucapnya diselingi tawa kecil yang menyebalkan. "Sudah, jangan dibahas. Ini begitu menyakitkan Minaki." Minaki terkekeh lalu menatapku. "Benarkah?" Aku mengangguk lalu teringat satu tema pembelajaran tentang alat reproduksi klien. "Minaki, dalam buku yang kubaca, apa sekarang kamu sudah siap untuk kuajak berbicara mengenai cara mengeksplorasi dan mempraktekkan keintiman dan..... s*ks?" Minaki tampak gugup. "Itu...hal yang sangat... baru untukku Jayka." "Aku bertugas untuk membuatmu nyaman dengan s*ks, keintiman, kencan, dan sentuhan. Termasuk seperti ini. Agar kamu tidak merasa tidak diinginkan, tidak percaya dengan diri sendiri, termasuk tidak percaya ketika jatuh cinta pada seorang
Read more