Seperti dugaan, Minaki mengantarku menuju asrama terlebih dahulu lalu menuju Yokoha Club. Beruntung anak-anak asrama tidak pulang lebih dulu atau mereka akan memergokiku sedang berjalan dengan perempuan cacat kaya yang haus kasih sayang dan perlindungan. Memakai setelan terbaik untuk manggung adalah hal yang wajib dipenuhi seorang DJ. Rambut tegak dengan gel merah maskulin, wajah dipoles make up tipis khas lelaki, sepatu boot dan mantel bulu hitam yang elegan. Begitu aku keluar asrama, Minaki menatapku tanpa berkedip di dalam mobil. Aku tahu ia terpanah dengan penampilan panggungku. Gaya berjalanku bak model papan atas. Pun dengan angin sore itu yang menerbangkan bulu-bulu halus mantelku. "Jayka?" "Hem?" "Kamu sangat tampan." Aku terkekeh lalu menatapnya sekilas. "Kamu benar-benar seorang penghibur sejati. Bahkan hanya melihat gayamu yang seperti ini saja aku sangat terpukau." Sepanjang perjalanan, kami berbicara tentang profesiku sebagai DJ, bagaimana aku mempelajari alat D
Baca selengkapnya