"Jaka?" sapa Ibu penuh binar kebahagian ketika pintu mobil dibuka oleh manajerku. Mata kami bertemu dengan penuh kerinduan yang mendalam. Kemudian aku mengulurkan tangan padanya untuk menaiki mobil lalu duduk di jok belakang. Diikuti Bapak dan terakhir manajerku. Aku menghadap ke arah mereka yang memandangku dengan raut bahagia, terharu, rindu, dan penuh tanya. "Jak, Ibu kangen, nak." ucapnya sambil meremas kedua tanganku yang digenggam. Melihat wajah Ibu yang begitu merindukanku setelah bertahun-tahun berpisah demi mencari nafkah di Jepang, aku memutuskan untuk duduk di jok belakang. Tepat diantara mereka berdua. Kedua tanganku merengkuh pundak Bapak dan Ibu bersamaan lalu membawa mereka dalam pelukanku. "Tanpa Ibu dan Bapak, aku nggak bisa kayak gini. Kalian orang tua luar biasa, aku sayang kalian," ucapku tulus penuh haru. "Jak, kamu berbeda, nak. Maksud Bapak, penampilan kamu jauh berbeda." Selama ini, aku tidak pernah bercerita pada mereka mengenai jika aku telah ber
Baca selengkapnya