Semua Bab Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Bab 251 - Bab 260

330 Bab

Wanita baruku atau anakku?

Aku mengulurkan tangan perlahan untuk meraih tangan Michiya yang berdiri dihadapanku. Senyumnya terbit sangat indah ketika aku menggenggam tangannya. Dia pun melakukan hal yang sama, menggenggam tanganku balik. Lalu dengan percaya diri dan tanpa mengenakan masker yang menutup wajahnya, Michiya menarik tanganku menuju kursi VIP yang disediakan oleh pramusaji restauran Sanzabe. Beberapa pengunjung yang datang ada yang melirik kedatangan kami karena penampilan Michiya yang sederhana namun sangat menarik perhatian. Belum lagi riasan sisa pemotretan yang tidak dihapus makin menunjukkan kecantikannya yang melebihi beberapa wanita yang ada di restauran ini. Andai mereka bersanding dengan Michiya, mereka pasti akan sangat insecure. "Jay, buka maskermu. Kita sedang pura-pura berkencan." Bisiknya pelan yang kini duduk diseberangku. Perlahan aku membuka masker yang menutupi wajah dan meletakkannya di atas meja. Melihatku yang tidak lagi mengenakan masker, Michiya kembali tersenyum malu-malu.
Baca selengkapnya

Orang ketiga di keluargaku

"Mas! Jadi pulang nggak?!" Dina kembali berseru padaku.Ditengah kebahagiaan bisa bersama Michiya kemudian menjalin kedekatan seperti yang kuharapkan, mengapa pula putriku, Mayka, justru tidak enak badan? Hingga harus dilarikan ke rumah sakit tanpa bantahan."Oke.""Oke apa, Mas?! Jawab yang lengkap!" Dina kembali berseru."Iya, aku pulang!" ucapku setengah mendesis geram pada Dina."Oke, kita tunggu. Cepetan!"Setelah panggilan berlalu, aku menyimpan ponsel ke dalam tas bermerk milikku. Kemudian dua bola mataku menatap Michiya yang juga sedang memandangku dengan raut ingin tahu. "Chiya, aku minta maaf. Sepertinya aku harus pergi karena ada satu urusan penting.""Oh ya? Sayang sekali, Jay. Padahal kita baru makan bersama." Menu makanan dan minuman kami saja belum habis setengah tapi bagaimana lagi jika ada keperluan yang tidak bisa aku cegah kini datang menyergah. "Ya, tapi aku tidak bisa lebih lama lagi. Mungkin lain waktu kita bisa kembali membuat janji makan bersama, Chiya."Terl
Baca selengkapnya

Puber kedua terlalu membara

Aku membuang muka sambil menahan ledakan emosi yang menguasai hati. Ini semua terjadi karena Minaki yang mulai berani mengatur karirku dengan seenak hati. Padahal aku merintisnya dengan jerih payah yang tidak bisa ia ganti. Lalu, tugasnya sebagai seorang Ibu kemudian lalai menjaga Mayka, ia limpahkan padaku juga. Aku tidak terima! Karena tugasku hanyalah mencari nafkah. "Karirmu memang penting, Jay. Tapi bukankah kamu juga sudah berjanji padaku akan mengasuh Mayka bersama-sama? Apa kamu lupa?" tanyanya dengan sorot memelas. "Lalu, kalau aku tidak membersihkan nama baikku, dan hanya fokus pada Mayka saja, apa itu bisa membuat popularitasku tidak hancur heh?! Tidak bisa, Minaki! Tidak bisa! Asal kamu tahu saja, aku banyak kehilangan kerja sama dengan pihak sponsor karena namaku berubah buruk!" ucapku dengan suara tajam namun sangat lirih. Aku tidak mau membuat Mayka terbangun karena mendengar pertengkaran kami yang mengalun. Kepala Minaki menggeleng pelan, "Jadi kamu menyalahkan a
Baca selengkapnya

Apa yang dia rencanakan?

"Jay, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku? Siapa yang ada di parkiran basement?" Manajer kembali bertanya ketika aku tidak kunjung bersuara. Setelah mata kami bertatapan, aku segera memutusnya kemudian menatap sekeliling. Hanya ada tembok dan anak tangga saja. "Jay, aku peringatkan sekali lagi. Jangan membuat masalahmu sendiri semakin rumit. Ingat, gossipmu saja masih baru mulai diselesaikan. Kalau kamu menambah masalahmu sendiri, lebih baik aku angkat tangan." Kehilangan manajerku adalah hal yang sangat tidak kuinginkan. Karena apa? Karena sejauh ini, manajer begitu baik, pengertian, dan banyak membantuku mengatasi banyak masalah. Termasuk masalah pribadi. "Jay, jujur padaku. Ada siapa di parkiran basement?" Setelah menghela nafas pendek dan mendengarkan nasehatnya, akhirnya aku membuka suara. "Michiya." Tangan manajer langsung berkacak pinggang begitu mendengar siapa wanita yang sedang bersamaku saat ini. "Anakmu sakit, Jay. Minaki butuh dukungan. Justru kamu ... " dia
Baca selengkapnya

Gambaran pengecut sejati!

Aku gagal mendengar obrolan Minaki dan manajerku. Minaki sengaja lebih memelankan suara ketika Mayka merengek sejenak. Alhasil, apa yang mereka rencanakan tidak bisa kuketahui lebih lanjut. Ingin bertanya pada manajer atau Minaki, tapi mereka pasti tidak akan mengatakannya. Malam harinya, ketika jam sudah menunjukkan pukul sembilan, Minaki menghampiriku yang tengah duduk di sofa sambil berbalas-balasan pesan dengan Michiya. "Jay, maaf mengganggu. Kamu bisa tinggalkan kami kalau besok ada pekerjaan." Aku mendongak menatap wajahnya yang tidak ceria. "Aku bisa menjaga Mayka bersama Dina dan pengasuhnya." imbuhnya. Kusembunyikan senyum tipisku karena masih mengingat isi pesan yang baru saja Michiya kirimkan untukku. Tidak etis rasanya jika aku menunjukkan bahagiaku di depan istriku ketika anakku sedang tidak enak badan. Bagaimanapun, aku merasa perlu menghormatinya. "Aku akan menjaga Mayka juga." Kepala Minaki menggeleng pelan, "Jangan paksa dirimu, Jay. Kamu adalah kepala ke
Baca selengkapnya

Hanya soal menunggu waktu

"Jaka?" sapa Ibu penuh binar kebahagian ketika pintu mobil dibuka oleh manajerku. Mata kami bertemu dengan penuh kerinduan yang mendalam. Kemudian aku mengulurkan tangan padanya untuk menaiki mobil lalu duduk di jok belakang. Diikuti Bapak dan terakhir manajerku. Aku menghadap ke arah mereka yang memandangku dengan raut bahagia, terharu, rindu, dan penuh tanya. "Jak, Ibu kangen, nak." ucapnya sambil meremas kedua tanganku yang digenggam. Melihat wajah Ibu yang begitu merindukanku setelah bertahun-tahun berpisah demi mencari nafkah di Jepang, aku memutuskan untuk duduk di jok belakang. Tepat diantara mereka berdua. Kedua tanganku merengkuh pundak Bapak dan Ibu bersamaan lalu membawa mereka dalam pelukanku. "Tanpa Ibu dan Bapak, aku nggak bisa kayak gini. Kalian orang tua luar biasa, aku sayang kalian," ucapku tulus penuh haru. "Jak, kamu berbeda, nak. Maksud Bapak, penampilan kamu jauh berbeda." Selama ini, aku tidak pernah bercerita pada mereka mengenai jika aku telah ber
Baca selengkapnya

Dia kekasihku!

Bukannya menjawab pertanyaanku, manajer malah berucap, "Apa kamu mau ikut aku pulang, Jay?" "Jawab dulu apa maksudmu bicara jika aku hanya tinggal menunggu waktu?" "Jay, itu adalah hak Minaki untuk menjawab. Lebih baik kamu tanya sendiri padanya. Aku hanya memberi clue sekaligus memberi saran dan peringatan." Aku menghela nafas kasar karena manajer enggan mengatakan tujuannya berkata seperti tadi. "Aku mau pulang. Apa kamu akan terus di dalam mobil?" Akhirnya aku memilih turun lalu kembali ke ruang rawat inap putriku, Mayka. Disana Bapak dan Ibu terlihat sangat senang menimang cucunya yang begitu menggemaskan. Maklum, Mayka mewarisi warna kulit seputih salju seperti Minaki. Ditambah mata sipit dan rambut lurus lembut, membuatnya terlihat seperti boneka. "Anakmu lucu, Jak. Ibu nggak pengen balik cepet-cepet ke kampung. Ibu betah disini sama Dina." "Rini yang kasihan harus jaga rumah, Bu," Bapak menimpali. "Ya udah, Bapak aja yang balik ke kampung. Ibu masih betah disini lama-l
Baca selengkapnya

Kapan Kalian Akan Menikah?

Kedatangan Michiya benar-benar bagai oase di tengah sahara. Dia mampu melenyapkan kesuntukanku dan masalah yang terasa membebani pundak. Datang dengan menggunakan mini dress yang begitu pas melekat di tubuh rampingnya, dengan riasan di wajah yang makin membuatnya lebih mempesona, Michiya berjalan dengan tenang menghampiriku yang masih berdiri di depan ruang ganti. "Kerah bajunya kurang lurus, Jay," ucapnya sembari membetulkan kerah kemeja flanel yang kukenakan. "Hai, Chiya," sapaku dengan menatapnya lekat. Bahkan aku seakan-akan lapar sekali akan dirinya, hingga tatapanku seperti lelaki yang ingin memakannya. "Hai, Jay." "Boleh peluk?" dan tanpa malu meski ada manajer di sekitarku, aku melontarkan pertanyaan itu. "Tentu," jawabnya dengan senyum tertahan dan pancaran kebahagiaan di kedua bola mata indahnya yang berwarna abu-abu. Dengan senyum merekah dan rindu yang membuncah, aku segera memeluk Michiya. Mendekap erat tubuhnya dalam rengkuhanku. Sembari melepas nafas panjang
Baca selengkapnya

Aku tunggu janjimu, Jay

"Menikah?" "Ya Jay, apa kalian akan segera meresmikan hubungan kalian ke ranah yang lebih serius?" wartawan itu kembali bertanya. Aku menatap Michiya yang berdiri di sebelahku dengan jemarinya kugenggam erat. Untuk pertanyaan sederhana ini, aku harus berhati-hati menjawabnya. Karena aku tidak boleh menjawab dengan kata-kata yang membuat wartawan mencium gelagat mencurigakan tentang hubungan setingan kami. Juga, aku tidak mau menyinggung perasaan Michiya yang sejak awal telah mengungkapkan kekagumannya padaku.Dan, aku sendiri yang tidak mau memanipulasi isi hatiku jika aku juga mulai menyukainya. "Doakan saja yang terbaik untuk hubungan kami," hanya itu yang bisa kuutarakan. "Dan satu lagi," itu suara Michiya. Reflek aku menoleh ke arahnya. Lalu ia memberikan senyum terindahnya padaku."Saat ini saja kami sudah serius. Jadi, kalian tidak perlu meragukan hubungan kami."Kemudian tanpa aba-aba, Michiya memeluk lenganku erat dan tersenyum menghadap kamera wartawan. Mereka segera men
Baca selengkapnya

Aku butuh perempuan simpananku

Pemotretan untuk sebuah brand koper dan aksesoris bernama Peter-Kashioda & Co baru saja usai ketika jarum jam menyentuh angka sebelas lebih sepuluh menit. Brand yang berdiri sejak tahun 1962 itu hanya menciptakan satu model koper saja dari tangan seorang pengrajin. Jadi tidak ada istilah tas itu memiliki kembaran. Dan betapa beruntungnya aku, mendapat hadiah endorse satu tas jinjing eksklusif dari mereka. Setidaknya nama baikku mulai kembali membaik sejak aku dan Michiya meresmikan hubungan setingan kami ke hadapan publik. "Jay, ada telfon dari manajemen," manajer berucap ketika aku sedang duduk santai bersama perwakilan brand ternama tersebut. Aku segera meraih ponselku lalu sedikit menjauh dari mereka. "Iya, halo. Ini dengan Jayka." "Ada kabar bagus, Jay. Pemberitaanmu mengalami tren positif. Banyak fans yang menilai jika hubunganmu dan Michiya sangat serasi." Aku tersenyum tipis penuh kelegaan, "Aku senang mendengarnya." "Tetap rahasiakan hal ini dari siapapun, karena M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
33
DMCA.com Protection Status