"Tentu saja, tidak. Kamu memiliki hak dengan siapa akan berkencan. Sekalipun kamu sudah memiliki istri," manajer berucap dengan ekspresi cuek. "Tapi aku akan memberimu sedikit nasehat. Dan semoga itu bisa menjadi pengingat langkahmu yang sebenarnya sudah salah, Jay." Tangannya bergerak menutup iPad miliknya kemudian menatapku lekat, "Ketika seorang melakukan perselingkuhan kemudian mengaku khilaf, maka itu hanya sebuah kebohongan yang diciptakan untuk menarik simpati pasangan. Karena setiap peselingkuh memiliki niat dan kesadaran utuh atas perbuatan yang mereka lakukan." Usai berucap, manajer menyandarkan tubuhnya di kursi lalu mengalihkan perhatian ke luar jendela mobil. Tidak pernah kutemui sikapnya sedingin ini selama bekerja untukku. Tapi, atas nama perbedaan prinsip kami, dia tidak lagi mendukung tindakanku untuk bersama Michiya. Tanpa menghiraukannya, aku turun di lobby apartemen Michiya begitu saja, sedang manajer berlalu entah kemana bersama mobil dan sopirku. "Nanti ju
Baca selengkapnya