Semua Bab Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Bab 281 - Bab 290

330 Bab

Sagawa

POV MINAKI "Kamu siap, Minaki?" tanya Konosu. Aku menganggukkan kepala tegas walau hatiku masih sedikit terselip keraguan mengajukan diri sebagai terapis surrogate sexual partner. Mau bagaimana lagi. Aku membutuhkan uang lebih untuk kembali menjalankan bisnis toko rotiku demi menghidupi Mayka dan membayar pengasuhnya. "Kamu tidak bisa mundur jika ragu, Minaki. Aku sudah menghubungi komunitas blue white kalau kamu akan datang." "Tidak, Nosu. Aku tidak ragu dan ... tidak akan mundur." Konosu, dia bertindak sebagai koordinator antar komunitas bila saling membutuhkan bantuan. Kini kami berada di teras rumah yang disewa sebagai tempat Komunitas Disabilitas Bersatu. Karena Konosu hanya bekerja dibalik layar, jadi dia bisa ikut menjalankan komunitas ini bersama teman-teman disabilitas yang lain. Dia menggerakkan roda kursi rodanya agar bisa melihat ekspresi wajahku dengan leluasa, "Aku harap kamu bisa memberikan pelayanan yang baik di hari pertama kamu bekerja. Semoga kamu masih inga
Baca selengkapnya

Kekasih Yang Merepotkan

POV MINAKI Sagawa, lelaki berusia dua puluh tujuh tahun yang mengalami traumatik mendalam karena kasus pelecehan seksual yang dialami sejak masih anak-anak hingga beranjak remaja. Selama bertahun-tahun dia dipaksa melayani nafsu bejat ayah tirinya. Akhirnya, lelaki bertubuh ideal dan sempurna itu, memiliki kecacatan mental. Fisiknya utuh, namun hatinya melepuh. “Trauma yang Sagawa rasakan terlalu dalam, Minaki. Bertahun-tahun dia memendam pelecehan seorang diri lalu perlahan menjauh dari lingkungan,” Kanana berucap setelah kami selesai menemui Sagawa di rumahnya. Kini, kami sedang berada di sebuah kafe untuk membahas apa yang Sagawa alami dan treatment apa yang ia perlukan. “Ibunya kurang memberi dukungan dan terlalu memaksa, Kana,” ucapku. “Jika Ibunya saja tidak bisa mengambil hatinya, bisa kupastikan Sagawa makin hancur dan kesepian.” “Aku akan berbicara dengan Ibunya di pertemuan yang akan datang. Lalu, treatmen apa saja yang kubutuhkan selanjutnya?” “Tugas pertama sebagai
Baca selengkapnya

Kesenangan Apa Yang Kamu Tawarkan?

POV MINAKI "Nyonya, bisa saya bicara sebentar?" ucapku pada Ibunya Sagawa. Aku baru menyelesaikan pertemuan keduaku dengan Sagawa. Materi hari ini masih tentang bagaimana aku menjalin kedekatan dengan Sagawa. Memposisikan diri sebaik mungkin sebagai sahabat dan tempatnya mencurahkan semua kesedihan dan traumatisnya. "Silahkan, Nona Minaki." Kami berbincang di ruang tamu. Kebetulan beliau sedang luang hari ini. "Nyonya, bolehkah saya membawa Sagawa keluar rumah saat terapi?" "Kenapa harus keluar, Nona?" Wanita yang kuyakini berusi hampir lima puluh tahun dengan garis wajah yang terawat itu sepertinya sedikit keberatan jika membawa Sagawa keluar rumah. "Dia harus mengenal dunia luar, Nyonya. Selama ini Sagawa tidak memiliki teman dan terkesan menutup diri. Bahkan di rumah pun ia tidak memiliki teman. Sedang usianya sudah dua puluh tujuh tahun. Usia yang cukup matang bagi seorang lelaki untuk mulai memikirkan masa depan dan berkeluarga." "Aku tidak setuju, Nona. Bagaimana jik
Baca selengkapnya

Janji

POV MINAKI Merayu Sagawa agar menyerahkan pecahan vas ternyata bukan perkara mudah. Karena terlalu lama terkurung dengan traumatisnya, Sagawa sampai lupa apa itu 'hobi'. Dia lupa apa yang menjadi kesenangannya ketika aku bertanya apa yang menjadi kesenangannya. "Apa kamu suka jalan-jalan? Bepergian?" tanyaku. Sagawa nampak berpikir dengan pecahan vas yang masih dipegang. "Atau kamu suka memancing?" Kepalanya menggeleng. "Aku lupa ... apa yang menjadi kesenanganku, Minaki." Tatapannya mulai melunak lalu aku memberi kode pada ibunya agar tidak ikut mengintervensi Sagawa. Aku ingin melakukan ini sepenuhnya dalam kendaliku. Aku menggerakkan kursi roda perlahan ke arah Sagawa. Tatapannya menunduk ke ubin yang dihiasi pecahan-pecahan vas. "Atau kamu suka menyelam? Melihat biota laut?" Tubuh tingginya menatapku yang jelas jauh lebih rendah darinya, "Tapi aku tidak bisa berenang." "Mau kutuntun untuk menemukan apa hobimu? Kita punya banyak waktu untuk berbicara banyak hal menyen
Baca selengkapnya

Seperti Ingin ... Itu

POV MINAKI Sesi terapi dengan Sagawa masih seputar tentang kontak mata, meditasi, dan fokus sensasi. Aku membantunya membangun kesadaran, kepercayaan diri, mengembangkan komunikasi yang efektif, keterampilan fisik, dan emosional. Sagawa adalah lelaki normal berusia dua puluh tujuh tahun. Dia pasti memiliki sisi bergejolak yang berhubungan dengan organ reproduksi. “Lebih tenang?” tanyaku ketika dia selesai bermeditasi di atas matras yang diletakkan di atas lantai kamarnya. Sagawa membuka mata namun posisi tubuhnya masih duduk bersila dengan tubuh tegak dan kesepuluh jemari tangan saling bertaut. “Kalau aku terpejam, bayangan buruk itu terus menghantui, Minaki.” Aku ikut duduk di sebelahnya kemudian mengusap pelan pundaknya. “Bagaimana kalau kamu bermeditasi sambil mendengarkan suara gemericik air?” “Sepertinya sama saja.” “Kalau begitu pejamkan lagi matamu, genggam tanganku, dan dengarkan aku berbicara.” Aku memposisikan duduk di depan Sagawa yang kembali terpejam dengan menge
Baca selengkapnya

Tolong Lebih Cepat, Minaki

POV MINAKI Aku menjadi mata duitan? Tidak. Melainkan aku sedang bekerja keras demi menyambung hidup dan menghidupi anakku karena kami tinggal di Tokyo. Kota paling maju kedua di dunia dengan biaya hidup yang tidak main-main mahalnya. Apalagi aku tidak mendapat jatah bulanan lagi sejak memutuskan pergi dari rumah yang Jayka sewakan untukku. Berbekal pada buku tentang menjadi terapis se***al yang Kanana berikan, semalaman aku mendalaminya dengan jantung berdegub tidak karuan. Membaca langkah demi langkah yang harus kulakukan untuk memberi pelayanan pada Sagawa, klienku. 16.500 Yen untuk satu jamnya membuatku rela melakoni pekerjaan ini. Karena target utamaku, ingin segera bisa membeli rumah meski bukan di jantung kota Tokyo. Dina sudah berangkat menuju Omiya pagi ini dengan membawa kue yang semalam kami buat. Tidak banyak, hanya empat jenis saja karena sisa kue kemarin masih ada dan semoga hari ini habis terjual. Mayka selalu bersama pengasuhnya dan aku menuju rumah Sagawa den
Baca selengkapnya

Foto Lawas Di Istana Kumamoto

POV MINAKI [Jayka terciduk menghabiskan harinya dengan seorang perempuan cacat. Siapakah dia?] Begitulah judul berita hari ini yang menggunggah satu foto kebersamaanku dengan Jayka. Sebuah foto lawas yang menunjukkan kebersamaanku dengan Jayka ketika kami berbulan madu di Prefektur Kumamoto. Sekitar tiga tahun yang lalu. “Bagaimana foto ini bisa muncul di media? Setahuku, aku tidak pernah menunjukkannya pada orang lain,” gumamku. Namun detik kemudian aku baru menyadari jika foto-foto kebersamaan kami kusimpan di dalam laptop yang berada di rumah. Ya, rumah orang tuaku yang berada di Miyazaki. Aku segera menghubungi Kak Yamada untuk menanyakan dimana laptopku. Aku hanya ingin memastikan bahwa laptop itu tidak berada di tangan yang salah. “Halo, Minaki.” “Kak, Kakak dimana?” “Di rumah istriku. Kenapa?” “Laptopku! Dimana laptopku!?” “Aku tidak tahu, Minaki.” “Kakak tidak meminjamkannya pada orang lain?” “Untuk apa? Kakak sudah punya sendiri.” “Kak, tolong hubungi Papa atau
Baca selengkapnya

Jangan Lari Lagi!

POV MINAKI “Minaki, kapan kita bisa keluar?” tanya Sagawa ketika kami baru saja menyudahi sesi meditasi. “Keluar kemana, Sagawa?” “Kamu pernah berkata akan mengajakku keluar rumah untuk mengenal banyak hal. Bukankah aku sekarang sudah jauh lebih baik?” Yeah, Sagawa sudah jauh lebih baik dari pada saat kami bertemu pertama kali. Traum akibat pelecehan seksual yang dialaminya perlahan telah menghilang. “Tentu. Kamu sudah jauh lebih baik. Tapi … .” Aku menggantungkan kalimat. “Apa Mama tidak mengizinkan aku keluar dari rumah?” Aku tersenyum tipis lalu menggeleng. “Masalahnya ada padaku, Sagawa.” “Masalah apa?” Bukannya menjawab, aku justru terkekeh dengan lelaki yang menjadi klienku ini. Tanganku bergerak mengeluarkan peralatan yang biasa kupakai untuk memberi Sagawa kepuasan batin di atas ranjang. Aku tidak menggunakan tubuhku untuk membuat Sagawa merasakan nikmatnya surga dunia. Melainkan aku menggunakan teknik surrogate sexual partner yang lain. “Bukan masalah besar. Hanya
Baca selengkapnya

Bisa Kita Pulang Sekarang?

POV MINAKI Aku tidak bisa berbuat banyak ketika Sagawa membawaku keluar dari rumahnya. Awalnya dia kebingungan ketika akan memasukkan aku ke dalam mobilnya. Untuk pertama kalinya aku menyuruh Sagawa menggendongku masuk ke dalam mobilnya. Mirip seperti yang Jayka lakukan dulu. Hanya saja, Sagawa nampak kaku dan segan melakukannya. “Ini kali pertama aku menggendong seorang perempuan, Minaki,” akunya begitu aku sudah masuk di jok tengah mobil SUV milik keluarga Sagawa. Kalau sudah begini, aku harus bagaimana? Satu sisi Sagawa adalah klien yang harus kuperhatikan keinginannya. Tapi di sisi lain aku khawatir jika ada yang mengenaliku di tengah gossip antara Jayka dan aku. Begitu mobil yang membawa kami berjalan keluar kompleks perumahan elit ini, Sagawa menatap keluar jendela dengan mata berbinar takjub. Model-model rumah elit yang indah, gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, dan lalu lalang kendaraan pribadi dan umum. Sagawa seperti anak burung yang baru bisa terbang
Baca selengkapnya

Kamu Disini Atau Aku Mati?

POV MINAKISanternya kabar miring antar aku dan Jayka makin melambung tinggi. Setiap hari, para pembuat berita Jepang menulis hal yang sama namun dengan kata-kata yang berbeda. Maklum, mereka kurang mendapat narasumber mengenai hubunganku yang sebenarnya dengan Jayka. Jadi, mereka menulis itu semua sebatas angan-angan dan spekulasi. Aku juga meminta pada Sagawa untuk tidak mengajakku menjalani sesi terapi di luar rumah seperti hari kemarin. Aku beralasan jika sedang kurang enak badan belakangan ini. Akhirnya, kemarin setelah dari Taman Mitsugi, aku bergegas pulang atau bisa terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan. "Ada apa, Minaki San?" Dina bertanya begitu aku tiba di rumah dengan ekspresi bingung dan lelah. "Aku melakukan kesalahan, Dina. Aku baru saja dari Taman Mitsugi dengan klienku untuk menjalani sesi terapi. Tapi aku justru bertemu dengan orang yang berusaha mengambil fotoku.""Astaga ... itu bukan hal bagus, Minaki San. Bagaimana jika itu bisa membuat identitasmu t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
33
DMCA.com Protection Status