Home / Urban / Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Chapter 301 - Chapter 310

330 Chapters

Kamu Menikah Dengan Lelaki Yang Salah!

POV MINAKI "Sudah berapa lama kamu di Ebino?" Papa bertanya dengan suara datar dan ekspresi wajah yang teramat serius. Akhirnya, kedua orang tuaku menemukanku setelah lama aku tidak mengatakan dimana keberadaanku selama ini. Aku memberanikan diri menatap wajah Papa sesaat lalu menunduk lagi. Wajah tua yang masih memiliki gurat ketegasan. "Dua bulan, Pa." Papa menghela nafas panjang tanpa mengalihkan pandangannya dariku. Aku tahu beliau sangat kesal dan marah padaku, putri satu-satunya dari ketiga anaknya. "Dimana Jayka? Kenapa kamu justru bersama adiknya dan laki-laki lain?" Aku tidak berdua saja saat Papa menginterogasiku seperti ini. Melainkan ada Dina dan Sagawa yang duduk di sebelah kanan kiriku. Lalu Kak Yamada duduk di sebelah Papa. Sedang Mama lebih memilih menemui Mayka. "Jayka ... dia ... " Aku ragu apakah harus mengatakan yang sebenarnya ataukah tidak pada Papa. Karena jika aku mengatakan segalanya, sudah barang tentu harapanku bisa kembali bersama Jayka itu amat
Read more

Bahkan Jika Saya Memotong Nadi Saya

POV MINAKI "Sudah berapa lama kamu menjadi klien putriku, Sagawa?" tanya Papa dengan suara beratnya yang terdengar mengintimidasi. "Sekitar lima bulan ini, Tuan." "Apa kamu sudah dinyatakan sembuh?" "Sedikit lagi, Tuan. Saya berusaha sekuat mungkin untuk sembuh." "Apa yang kamu derita sampai butuh terapis?" "Saya ... saya memiliki trauma yang buruk di masa lalu. Dan itu membuat saya ... tidak bisa bergaul dengan baik layaknya pemuda pada umumnya." "Aku doakan kamu segera sehat. Karena aku mau Minaki hanya fokus pada dirinya dan anaknya setelah ini." "Maksud Tuan apa?" "Jika kamu sudah sehat, kamu bisa segera pulang ke Tokyo. Ke rumah keluargamu tanpa harus terus bersama Minaki. Karena sudah waktunya Minaki lebih fokus pada dirinya dan anaknya setelah apa yang dia alami di luar sana tanpa sepengetahuanku sebagai ayahnya." "Apa Tuan ingin saya berpisah dari Minaki?" "Kamu tidak mungkin terus mendapatkan terapi, kan?! Jadi aku akan mendukung kesembuhanmu agar segera bisa berak
Read more

Sagawa! Aku Tidak Akan Meninggalkanmu!

POV MINAKI "Sagawa, dia ... dia mengamuk, Nona Minaki! Bagaimana ini?" Ucapan pengasuh putriku membuatku terkejut setengah mati dan menegakkan badan dari pelukan Kak Yamada. "Apa maksudmu?" "Dia mengobrak abrik kamarnya sendiri, Nona!" pengasuh putriku juga terlihat cemas dan panik. Aku menoleh ke arah Kak Yamada, "Kak, tolong dorong kursiku menuju kamar Sagawa!" Secepat kilat, Kak Yamada mendorong kursiku menuju kamar Sagawa. Di depan kamar sudah ada Papa dan Mama yang hanya bisa menggedor pintu kamar Sagawa sambil mengucapkan kata-kata penenang. "Sagawa, apa yang kamu lakukan! Buka pintunya! Jangan membuat kami khawatir!" Ketika aku sudah berada di dekat mereka, Mama segera menyuruhku untuk membantunya membujuk Sagawa agar tidak membuat kekacauan di dalam kamarnya. Bukan masalah kekacauan yang ia perbuat, melainkan aku takut jika Sagawa melakukan hal yang lebih dari ini. Karena dia pernah mencoba melakukan self harm ketika stres merenggut kewarasannya. Dan kali ini, aku
Read more

Tidak Ada Kesempatan Ketiga

POV MINAKI "Ya ampun, Minaki. Itu buruk sekali." "Iya, Kanana. Sagawa berubah drastis karena ucapan Papaku. Dan aku bingung sekarang. Bagaimana bisa kembali menata mentalnya agar kembali baik?" "Kalau bisa, jangan pertemukan Sagawa dengan Papamu, Minaki. Aku khawatir itu akan membuatnya terus teringat penolakan itu. Dan coba ajak dia berbicara dari hati ke hati setelah emosinya mereda." Aku menatap pintu kamarnya yang tertutup sambil menelfon Kanana. "Dia masih tidur, Kanana. Tadi aku terpaksa memberinya obat penenang." "Begitu lebih baik. Nanti coba berbicaralah dengan Papamu agar perjuangan Sagawa untuk sembuh tidak sia-sia selama ini." "Iya. Aku juga sangat menyayangkan perjuangan kami selama ini kalau harus kembali menata dari nol." "Aku akan berbicara dengan mentor senior terkait hal ini, Minaki. Nanti aku akan mengabarimu kembali. Tetap semangat, ya?" "Terima kasih banyak, Kanana." Usai sambungan telfon terputus, aku menatap Kak Yamada yang masih setia duduk di sebelah
Read more

Kita Tidak Jadi Berpisah

POV MINAKI "Sagawa, mau ramen?" Kepala lelaki yang lebih tua empat tahun dariku itu menggeleng pelan. Usai bangun dari lelapnya tidur, Sagawa belum mau bicara apapun padaku. Dia juga tidak mau melahap makanan yang tersaji, hanya minum saja. Dia juga tidak mau keluar dari kamar, hanya mengurung diri seperti sedia kala saat pertama kali aku bertemu dengannya. Bukankah ini sinyal buruk untuk perkembangan mentalnya? Jika keluarganya sampai tahu jika Sagawa mengalami kemunduran kesehatan mental, ini akan menjadi hal yang sangat mengecewakan."Bagaimana kalau kita makan ramen sambil duduk di Taman Hamakawa? Aku dengar bunga sakura mulai berbunga disana." Kebetulan musim dingin telah usai. Meski sisa hawa dinginnya masih terasa namun sinar hangat mentari sudah mulai terasa di Ebino. Pohon-pohon sakura di Taman Hamakawa yang tidak terlalu luas itu mulai menunjukkan keindahannya. Kepala Sagawa menggeleng dengan tatapan lurus ke lantai. Dia berubah menjadi Sagawa yang memprihatinkan dan ak
Read more

Jayka Sudah Menunggu Kalian

POV MINAKI "Minaki San, Kakakku ... dia ... dia sudah di depan villa kita!" Ucapan Dina sukses membuat bulu kudukku berdiri dan kedua bola mataku membulat sempurna. Suasana pagi yang indah di Taman Hamakawa seakan berubah menjadi mendung gelap disertai tornado. Indahnya taman ini tidak lagi membuatku bahagia dan tenang setelah kabar yag Dina katakan. Rasanya ini akan menjadi mimpi ketika Jayka berhasil menemukan persembunyianku. Namun ini nyata. Bahwa Jayka sudah menemukanku. Bukankah ini akan menjadi pertanda dari kiamat kecilku? Dimana sebentar lagi aku harus kehilangan putriku, Mayka. Karena Jayka pernah bersumpah jika dia sampai menemukanku dan Mayka, maka tidak ada ampun bagiku untuk bisa mengasuh Mayka. Jayka bersumpah akan membawa Mayka dan merebutnya dari gendonganku jika aku tidak kembali ke rumah yang sudah ia sewa untukku. Dan kini, ketika Jayka berhasil menemukanku, apa yang harus kulakukan? Mau lari kemana lagi? Aku takut bertemu dengannya. Nyaliku sebagai wanit
Read more

Kita Akan Selesaikan Dengan Caraku Sendiri

POV MINAKI Dina mendorong kursi rodaku perlahan menuju ruang tamu villa yang kami tempati. Sengaja kutundukkan kepala hingga yang tampak di kedua mataku hanyalah lantai kayu villa ini tanpa berani memandang lurus ke depan. Ketika mataku bisa melihat kaki sofa yang ada di ruang tamu dan Dina yang tidak lagi mendorong kursi rodaku, aku tahu jika ini akan menjadi akhir. Ya, akhir dari pelarianku lalu bertemu Jayka. "Kak?" Suara Dina ketika memanggil Jayka cukup membuat keringat dingin terus membasahi tubuhku. "Keluar, Din. Aku mau bicara dengan Minaki." Astaga ... ini adalah suara pertama Jayka yang baru kudengar setelah berbulan-bulan menjauh darinya. Suaranya tenang, tidak ada intonasi marah atau membentak. Tapi, justru ketenangan yang Jayka tunjukkan cukup membuatku ketakutan. "Kak, aku ---" "Ke-lu-ar."Bahkan ketika mengeja kata-kata itu, suara Jayka tetap tenang. Apa ini benar-benar akan baik-baik saja? "Baiklah. Tapi jangan sakiti, Minaki San. Dia ---" "Aku lebih mengerti
Read more

Tampan Dan Menggoda

POV MINAKI "Takeda! Tutup pintunya dan jangan biarkan siapapun masuk ke villa sebelum aku selesai dengan urusanku!" Jayka bersuara agak keras. Takeda, bodyguard Jayka yang berdiri di depan pintu villa, segera membungkuk dengan hormat. "Baik, Jay. Apa ada lagi yang bisa kubantu?" "Tidak. Pergilah!" Sekali lagi Takeda memberi hormat dengan sedikit membungkukkan badan lalu menutup pintu villa dari luar dan menguncinya. Apa? Menguncinya? Kepalaku langsung menoleh ke arah Jayka yang memandangku dengan senyum nakal dan kedua tangan bersedekap. "Apa maumu, Jay?" "Tidak ada," ucapnya santai lalu berjalan menuju ke dapur villa. Aku menggerakkan roda kursi roda menggunakan tangan menuju dapur dengan perasaan campur aduk. Sedang disana Jayka membuat dua cangkir teh. "Jay, kita sudah sepakat dari awal menikah, kan?! Kalau kita hanya menikah demi membuatku hamil lalu setelah anak kita lahir, maka hak asuhnya jatuh padaku dan kamu bisa kembali bebas. Tapi kenapa kamu datang lalu men
Read more

Keegoisannya Masih Sama Seperti Dulu

POV MINAKI "Jay, kenapa kamu melakukan ini padaku?" Mataku tetap menatap plafon kamar yang baru saja menjadi saksi bisu percintaan panasku dengan Jayka. "Karena aku mau," ucapnya lalu mencium pipiku sekilas. Baik aku dan Jayka sama-sama tidak memakai busana apapun lagi dan hanya mengandalkan selimut untuk menutupi tubuh polos ini. Tubuh yang masih bermandikan peluh kenikmatan setelah lama tidak pernah mendapat nafkah lahir. "Jay, aku membencimu." Jayka tidak marah tapi ia justru tersenyum lalu menarikku dalam pelukannya. "Benci saja. Tapi nyatanya kamu juga menyukai apa yang sudah kita lakukan siang ini." "Aku juga membenci tubuhku yang tiba-tiba menginginkan kamu!" "Kamu merindukanku tapi terlalu gengsi." "Setelah kamu berhasil meniduriku lagi seperti ini, kamu pasti akan bilang pada Papa dan Kak Yamada, kan?! Agar kamu bisa membuat mereka luluh." "Benar sekali," Jayka terkekeh sedang aku masih dalam dekapannya. Aku sedikit menjauhkan diri dari dada bidangnya yang mas
Read more

Tidak Ada Kesempatan Lagi, Jay!

POV MINAKI Tangan Jayka langsung merampas ponsel Dina dan melihat riwayat panggilannya. Tangan Dina berusaha meraih kembali ponselnya tapi Jayka mengangkat tinggi-tinggi ponsel itu. "Balikin, Kak!" Dina berusaha meraihnya. Lalu Jayka sedikit menjauh dan membuka suara. "Takeda, amankan adikku ini." Apa? Jayka menyuruh bodyguardnya untuk mencekal adiknya sendiri? Tega sekali dia?! Kedua tangan Dina ditaruh di belakang tubuhnya oleh bodyguard Jayka yang benama Takeda itu. "Lepaskan aku, bedebah!" berontak Dina tapi itu percuma saja karena kekuatan Takeda jauh lebih kuat. "Kak! Suruh bodyguardmu ini untuk melepaskan aku!" Sedang Jayka tidak mempedulikan Dina dan terus mengutak atik isi ponselnya dengan wajah serius. Aku khawatir jika ini akan menjadi akhir pelarianku mengamankan Mayka dari kejaran Jayka. Siapa tahu ada pesan atau telefon dari Sagawa yang masuk ke dalam ponsel Dina karena sedari tadi Sagawa, Mayka, dan pengasuhnya belum kembali. Ya, tadi sebelum aku datang ke v
Read more
PREV
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status