Home / Urban / Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Chapter 241 - Chapter 250

330 Chapters

Karir atau Cinta?

Minaki marah!!!Suami mana yang tidak pusing memikirkan amarah istrinya? Siang kemarin, ketika aku selesai menjemput Minaki di Shinjuku Mall, aku tidak berniat pergi kemana-mana lagi. Bahkan ketika barang-barang pembuat roti Minaki dari Nobeoka datang, dia justru meminta tolong pada si pengantar, Dina, dan pengasuh Mayka untuk meletakkan semua barang-barang itu ke dapur rumah. Dia tetap mendiamkanku sepanjang hari hingga esok. Lalu aku menyuruh manajer melengkapi sewa menyewa salah satu stand potensial di lantai delapan Shinjuku Mall untuk toko roti Minaki yang baru.Biasa, aku ingin merayu dengan membereskan urusan sewa stand itu agar dia tidak marah terus kepadaku. "Beres, Jay. Setelah ini orang suruhanku akan membawa barang-barang Minaki ke Shinjuku Mall." Manajer berucap setelah Dina menyajikan minuman untuknya. Bukannya pergi, Dina justru ikut duduk disebelahku. "Ada apa, Din?""Pengen duduk aja, Mas."Berapa kali aku sempat menangkap gelagat aneh Dina ketika ada manajerku. A
Read more

Haruskah kugadaikan cintaku demi karir?

"Aku yakin kamu tidak bodoh soal isi kontrak kerja sama kita, Jay. Karena kamu sudah lama bekerja di agensi Starhaven." Tuan Hitoyama masih menginterogasiku dengan gaya bijaksana dan berbudi luhurnya.Maklum, beliau ada orang penting di Starhaven, agensi yang menaungiku, yang memiliki sikap tegas nan berwibawa."Jadi, bisakah kamu menjelaskan gossip yang terus bergulir ini, Jay? Karena aku merasa sangat risih membaca beritanya dari hari ke hari."Aku masih diam memikirkan langkah selanjutnya karena keputusan yang kuambil ini akan menentukan nasib karirku selanjutnya. "Tuan, maaf. Saya bisa membantu Jayka menjawab pertanyaan anda." Manajer berusaha membantuku. Kepala Tuan Hitoyama menggeleng pelan setelah menyesap mojito botanical dengan daun rosemary di bagian pinggir gelas."Biarkan Jayka sendiri yang menjawab. Kamu diamlah."Pria paruh baya dengan rambut setengah putih berikut dengan jas elegan tanpa dasi yang membungkus tubuh idealnya yang tidak lagi muda, dengan mata sipit tapi t
Read more

Michiya Reiko

"Terima kasih banyak untuk malam ini. Kalian luar biasa spektakuler. Saya Jayka, undur diri dulu. Nikmati sisa waktu kalian dan teruslah berbahagia."Malam ini aku mendapat undangan menjadi pengisi acara di salah satu klub malam ternama di Tokyo, The Prince. Pemiliknya secara eksklusif menghubungi Tuan Hitoyama agar aku bisa datang sesuai jadwal yang diinginkan. Alhasil, jadwal pemotretan malam ini dengan latar terbuka di sebuah hotel yang menghadap Tokyo Tower, menampilkan panorama muslim dingin di malam hari, harus kutunda. "Hebat, Jayka!"Pemilik klub malam The Prince memberi tepuk tangan riuh ketika aku baru turun dari panggung. Ia menghampiriku lalu menjabat tanganku. Pria yang kutaksir telah berumur empat puluhan itu begitu nyentrik dengan potongan rambut mowhak dan gelang berliannya. Berikut dua pengawal yang berada di belakangnya. "Terima kasih banyak telah mengundang saya, Tuan Akihara.""Sama-sama. Oh ya, apa kamu akan langsung pulang malam ini?"Aku mengangguk tegas seba
Read more

Aku bukan pecundang

"Kali ini ada yang spesial dari jagat dunia hiburan kita rupanya.""Oh ya? Apakah itu?""Sekarang coba tebak, siapa artis berkulit coklat eksotis yang banyak digilai para wanita di Jepang?""Ehm... siapa ya? Memangnya kenapa sih?!"Host laki-laki itu memberi kode agar rekan host perempuannya mendekat."Aku bisikin ya?" Host laki-laki membisikkan sesuatu kemudian host perempuan itu terkejut dengan menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Benarkah? Dia kan idolaku juga.""Oh ya?" Host laki-laki itu menggeleng pelan dengan ekspresi hancur yang dibuat-buat. "Bagaimana kalau kamu mengidolakan aku saja?""Tidak! Aku suka Jayka dan segala keunikannya. Tapi, ada apa dengan Jayka? Yuk, kita simak rekamannya berikut ini."Aku baru selesai mengguyur tubuh dengan air hangat di kamar mandi. Namun, ketika akan menuju dapur, mataku justru menangkap Minaki yang tengah menonton siaran infotainment. Dia nampak begitu meresapi gaya bicara kedua host yang terlalu alay itu ketika mengangkat gossipku.Sebe
Read more

Suami yang lebih mengutamakan karir

Pemberitaan tentangku masih saja bergulir di media. Bahkan ramai diperbincangkan di media sosial. Akibatnya ada beberapa produk yang mengundurkan diri, enggan menjadikanku sebagai brand ambassadornya. Setelah Eneos dr. Drive dan Brand Jack, kini Giordio's Tailors. Sebuah desainer jas ternama dari Jepang yang berdiri sejak 1975. "Lepas lagi, Jay. Aku hampir gila menjelaskan duduk gossipmu pada para sponsor. Padahal Giordio's adalah merk ternama yang bisa mengenalkanmu di luar Jepang. Karena bulan depan mereka akan mengikuti pagelaran busana se-Asia.""Kita harus menghentikannya.""Manajemen tidak bisa menahan lagi, Jay. Kamu harus menurut dengan cara mereka meredam gossip ini. Atau manajemen akan mengetahui segalanya. Tidak terbayang andai Minaki dan Mayka akhirnya ditemukan manajemen lalu kontrakmu akan diakhiri lebih cepat.""Jangan sampai! Aku tidak mau karir dan keluarga kecilku menjadi taruhan!" Aku berucap dengan setengah berteriak. Membayangkan kehilangan Minaki dan Mayka memb
Read more

Michiya yang mendebarkan hati

"Michiya Reiko. Adalah partnermu yang disediakan oleh manajemen untuk meminimalisir semakin santernya perkembangan gossipmu tentang Mayka."Aku menghentikan langkah ketika manajer selesai mengatakan seluruh kalimatnya. "Kenapa, Jay?" Manajer ikut berhenti melangkah lalu menatapku penuh tanya. "Jangan bilang kamu ingin mengurungkan niat."Aku menggeleng lalu kembali melangkah pelan hingga berada tepat disebelahnya. "Apa ini permintaan Tuan Akihara pada Tuan Hitoyama?""Aku tidak tahu. Tapi yang terpenting, gossipmu cepat mereda atau agensi dan kamu bisa kehilangan lebih banyak sponsor karena batal menggunakanmu sebagai brand ambassadornya."Aku tidak menyangka jika nama baikku sudah sejelek ini hingga beberapa brand ternama akhirnya membatalkan rencana kontrak kerja sama. Oh ... malangnya aku. Di ruangan yang khusus disediakan untukku, telah ada beberapa orang yang biasa bertugas mengatur para artis yang diterpa skandal. Dan secara tidak langsung, mataku bertemu dengan seorang per
Read more

Lebih dari sekedar suka

Satu tangan Michiya masih berada di genggamanku, tapi satu tangannya yang lain justru diarahkan ke pipiku. Kemudian mengusapnya pelan, bahkan sangat lembut. Seulas senyum indah dan tatapan penuh hipnotis itu membuatku seakan tersihir sejadi-jadinya. Rambut hitamnya yang sedikit diberi warna coklat matang dengan ujung setengah bergelombang dan make up yang terkesan sangat natural dengan kecantikannya, membuatku hampir tidak mau memalingkan pandangan. Tuhan! Michiya adalah wanita tercantik yang pernah kutemui! Ah ... bukan! Dia wanita paling sempurna yang pernah kutemui! Berkedip saja aku rasanya enggan, karena khawatir setelahnya Michiya akan menghilang. Setergila-gila inikah aku pada dirinya? Atau ini hanya perasaan kagum yang teramat dalam saja? Hingga tanpa terasa sang fotografer berucap ... "Cut! Cukup!" "Bagus sekali Michiya, Jayka. Kalian luar biasa." "Sekarang kita akan ganti posisi dan tempat." Michiya menarik tangannya dari pipiku kemudian menarik satu tangannya perlah
Read more

Wanita kesenangan baruku

Bukan menjadi hal yang tabu jika perempuan di Jepang menyatakan perasaannya lebih dulu pada lelaki yang disukai. Oleh karena itu, jika Michiya menyatakan perasaannya padaku saat kami berada berdua di dalam lift seperti ini bukanlah hal yang aneh. Perasaannya padaku mungkin berawal dari kekaguman kemudian berubah menjadi rasa suka. Bagai setali tiga uang, ketika ia ditunjuk oleh agensi untuk menjadi partnerku dalam bersandiwara di depan media, itu seperti sebuah keberuntungan yang tidak akan datang dua kali. Dia langsung bersedia membuka hatinya untukku asal aku pun membuka hati untuknya. "Ini bukan masalah profesionalisme semata, Jay." Aku menoleh ke arahnya yang berada sedekat ini denganku. Ditambah kelima jari kami saling menyatu dan menggenggam meski tidak erat. "Maksudmu?" Anehnya, hatiku menanti dengan cemas isi hatinya padaku. Dimana nuraniku sebagai seorang suami sekaligus ayah yang meninggalkan anak dan istri di rumah? "Aku tidak memiliki pasangan selama satu tahun
Read more

Ketika hatiku mendua

"Bilang saja kalau aku sedang sibuk." Dengan gamblang aku menjawab demikian ketika Minaki, istriku, menghubungiku. Padahal jelas-jelas aku baru saja usai melakukan pemotretan dengan Michiya. Walau aku masih memakai pakaian dari sponsor, tapi fotografer tidak menginterupsi ada pemotretan tambahan. Tapi mengapa aku justru menolak menerima panggilan dari Minaki dan selalu mencuri pandang ke arah Michiya? Ah ... sudah kukatakan bukan?! Jika Michiya adalah perempuan paling sempurna yang mampu menggetarkan hatiku meski baru sekali bertemu. Debaran ini terus bertabuhan di dada meski aku tidak memintanya. "Sibuk? Bukankah kamu sudah selesai pemotretan?" Tanya manajerku dengan ekspresi bertanya-tanya. Aku tahu, dia bingung dengan sikapku yang mendadak tidak hangat pada Minaki. Padahal sebelumnya aku begitu menggebu-gebu ingin dia kembali ke dalam pelukanku setelah setahun lamanya kutinggalkan. "Nanti saja aku hubungi balik." Aku memilih pergi pura-pura mengambil air mineral yang ters
Read more

Jangan ganggu kesenanganku!

"Jangan memberiku pertanyaan seolah-olah aku ini tidak bisa bersikap profesional. Aku dan Michiya seperti yang kukatakan dari awal, kami hanya berhubungan sebatas hubungan profesional. Tidak lebih." Ucapku membela diri. Manajer tersenyum penuh arti sambil menatapku. "Minaki, istrimu itu, tadi menghubungimu. Karena kamu sibuk dan tidak bisa mengangkat telfonnya, jadi aku yang menjawab." "Dia bicara apa?" "Dia ingin kamu segera pulang setelah pemotretan." "Ada apa dengannya?" Manajer mengangkat kedua bahunya dengan ekspresi tidak tahu menahu. "Dia istrimu, apa aku berhak bertanya sedetail itu?" "Jangan bersikap seperti kamu bukan sahabat baikku." Tawa lirih manajer membuatku makin salah tingkah karena menebak jalan pikiran dan isi hatiku. Maklum, dia jauh lebih tua dariku dan lebih dulu memakan asam pahit manis ujian hidup. "Jay, sebagai sahabat baik aku hanya bisa berkata, telfon kembali istrimu itu. Jangan terbiasa memberiku mandat untuk mengurusi masalah keluarga kecilmu,
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
33
DMCA.com Protection Status