"Tolong, kembalikan aku ke kasur, Jay. Aku tidak mau berdebat masalah perasaan denganmu." Aku menangkup kedua pipinya yang putih itu agar menghadapku sepenuhnya. Karena rasa-rasanya, aku tidak cukup puas mendapat jawabannya yang terkesan menggantung bagiku. "Tapi aku mau jawaban yang pasti darimu, Minaki. Aku melakukan banyak hal sejauh ini hanya untuk mendapatkan kamu kembali dan Mayka. Lalu, kamu masih ragu. Itu tidak logis, Minaki." "Jay, aku perlu waktu menata bahkan melihat kesungguhanmu. Ketika kamu pergi setelah Mayka lahir, duniaku hilang sebagian. Aku sedih tapi aku harus kuat karena itu adalah pilihan yang kuambil." Aku menyatukan kedua kening kami tanpa melepaskan tanganku dari kedua pipinya. Dengan jarak sedekat ini, aku bisa merasakan tubuhku bereaksi lebih pada Minaki. Lelaki mana yang bisa menahan gairahnya lebih lama jika wanita yang diinginkan berada di atas pangkuannya dengan posisi begitu intim. "Tapi sekarang, aku tidak main-main dengan keputusanku sampai mem
Read more