Home / Urban / Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Chapter 121 - Chapter 130

330 Chapters

Perayu ulung sejati itu aku

Andai aku bisa memanggil Om Jin dari Baghdad hanya melalui telepati, mungkin saat ini juga akan memintanya untuk membawa Yamada. Memasukkannya ke dalam karung lalu melarungnya ke tengah samudra pasifik agar tidak bisa kembali ke Jepang. Atau sekalian saja memasukkan Yamada ke dalam botol dan membuangnya di perairan antartika sana. Menurutku dua pilihan itu sama tepatnya mengingat ia selalu tertarik untuk mencela setiap urusan Minaki, adiknya. Yamada pernah berkata padaku secara personal jika ia begitu membenci Minaki dan berniat ingin menyingkirkannya. Bukankah semangat yang telah kusuntikkan pada Minaki untuk menggeluti bakatnya dalam dunia adonan roti menunjukkan hal baik bila suatu saat nanti Minaki telah mandiri, ia bisa meninggalkan rumah megah itu seperti keinginan Yamada?Tapi mengapa, Yamada menjelma sebagai saudara bahkan kakak yang begitu menyebalkan? Memusuhi tanpa memberi solusi terbaik?Kini, saat kami tengah berbahagia dengan guru pastry Minaki dengan membicarakan arah
Read more

Izin menuju Tokyo

Alasan mengapa berciuman penting dalam suatu hubungan karena itu adalah salah satu cara merasakan hubungan antara dua jiwa yang menjadi satu. Meski kenyataannya, aku dan Harumi tidak benar-benar menjadi satu karena sebagian hatiku yang lain dibawa Minaki. Walau hanya dibawa untuk memberi semangat hidup Minaki demi meraih masa depannya. Setelah Minaki menurunkanku di asrama, aku menyempatkan diri membuat lagu dadakan di kamar untuk perform di Yokoha Club malam ini. Rinto sudah tidak lagi membuat lagu untukku karena kami tengah renggang. Aku menjauhinya perlahan agar ia tidak menelikung Minaki lagi, juga sebentar lagi aku akan pindah ke apartemen bersama Minaki. Jadi, kupikir buat apa mengurusi kerenggangan kami toh sebentar lagi aku akan memiliki waktu yang berlimpah untuk dunia DJ-ku. Setelah siap, aku bergegas menuju Yokoha Club dengan dijemput sopir Minaki seperti kesepakatanku dengan Nyonya Tatsuo. Bila aku melepas pekerjaanku di pabrik maka sopir dan mobil Minaki akan selalu ada
Read more

Hello Tokyo!!

Ternyata Matsushima mengerjaiku habis-habisan. Dia sengaja mengetuk pintu ruang kerja tergesa-gesa dengan suara panik hanya untuk memutus waktu intimate-ku dengan Harumi. Betapa sialannya Matshusima!!!Dan di depan pintu ruangannya, dia tengah merengkuh pundak seorang remaja muda yang nampak malu-malu. Walau tidak mengenakan seragam sekolah tapi aku bisa menebak jika gadis itu masih duduk di bangku SMA."Ayam yang masih muda." Selorohku.Matsushima terkekeh lalu mencium pipi gadis itu. "Cepatlah keluar Jayka. Kami akan segera mengeluarkan oli yang lama dan menggantinya dengan yang baru." Kata-katanya cukup menjijikkan dan membuatku mual. Tanpa basa basi aku meraih pinggang Harumi lalu mengajaknya keluar. Dan malam itu, setelah usai pekerjaanku menjadi DJ, kami berpisah di depan club karena Harumi akan pulang ke asrama diantar salah satu temannya. ***"Apa semua sudah siap?" Minaki mengangguk tegas. "Satu koper sudah sangat cukup Jay."Aku tengah berada di rumah Minaki, membantuny
Read more

Pembongkar rahasia pertama

Ada yang berubah dari raut wajah Minaki setelah aku keluar dari kamar mandi. Sambil menatap ponselku yang berada di tangan kiri, ia juga memegang ponselnya di tangan kanan. Lalu aku mendekat. "Ada apa Minaki?" Minaki mendongak dengan tatapan sedih. "Apa kamu kenal kak Yamada?" Mataku membulat sempurna dengan tubuh seperti dialiri sengatan listrik bertegangan tinggi. Dengan gerak cepat aku segera meraih ponselku dan memasukkannya ke dalam saku celana. Bagaimana aku bisa sebodoh ini dengan meletakkan ponselku sembarangan? Dan aaargghh... Bagaimana ini? Apa yang akan Minaki lakukan padaku jika mengetahui rahasia yang kusimpan rapat-rapat darinya? Bodohnya aku!!! "Apa maksudmu dengan Yamada? Aku tidak mengenal kakakmu sama sekali." "Jayka aku sudah membaca pesannya." Jawabnya polos. Apa Minaki juga membaca pesan yang kukirimkan pada Harumi? Yang benar saja! "Kamu keterlaluan Minaki!! Kamu membaca hal yang menjadi privasiku!" Aku berteriak marah karena tidak siap jika Minaki m
Read more

Amarahnya membawa keberuntungan

Demi apapun, tangis Minaki tidak membuatku melepas belitan tubuhku padanya. Tanganku masih memeluk tubuhnya, kakiku mengunci kedua kaki lemahnya, dan wajahku masih berada di ceruk lehernya. Mencium bahkan menyesap aroma parfum mahalnya yang masih bertengger disana. "Jay...." Panggilnya dengan isak tangis yang masih terdengar."Lepas Jay." Aku menggeleng. Yang pernah kubaca, cara melelehkan hati perempuan adalah dengan pelukan dan ciuman hangat. "Aku akan melepaskanmu setelah kamu berjanji tidak akan pergi kemanapun tanpa aku, Jayka, suami khayalanmu."Minaki malah menangis lebih kencang lalu aku makin mengeratkan pelukan. Aku tahu dia sedang merasakan luka akibat bentakan kerasku tadi. Hatinya yang halus, lembut, dan perasa membuatku amat bersalah karena melukai sedalam ini. Tidak seharusnya aku melakukan itu setelah banyak kebaikan yang dia berikan untukku.Aku menarik wajah dari ceruk lehernya lalu menatap wajahnya yang berderai air mata. Mengusap air mata yang meleleh, membuat
Read more

Takut kehilanganku

Tiga paper bag dengan berbagai merk bertengger di genggaman tanganku, lalu aku berjalan penuh percaya diri bak model super star.Ah... berbelanja di Tokyo membuatku serasa seperti putra mahkota yang bebas menggunakan isi kartu kreditnya tanpa batas. Jiwa-jiwa hedonisme yang telah lama terkubur mendadak bangun bagai zombie lalu menghisap isi dompetku. "Gila. Aku menghabiskan hampir 30.000 Yen untuk sekedar fashion manggung. Tapi, it's okay."Setelah selesai berbelanja, aku mengecek ponsel barang kali Minaki sudah selesai kursus. Ah...ternyata dia belum membuka pesanku. "Kita lihat, sejauh mana kelinci kecilku itu bisa bertahan tanpa aku disisinya." Ucapku penuh percaya diri lalu melangkah menuju Saikaya By The Sea. Sebuah restoran yang berada di deretan Shibuya dan tidak jauh dari lokasi kursus Minaki. Hanya restoran ini yang menurutku sesuai dengan lidah Indonesia sepertiku karena menyajikan sushi dengan menu ikan laut. "Halo sayang." Ucapku pada Harumi melalui sambungan telfon de
Read more

Tangis Minaki dan godaannya

Minaki segera membuang pandangan ketika air matanya semakin jatuh tak terbendung lagi. Rupanya, efek karena mengetahui persahabatanku dengan Yamada membuatnya tidak tenang. Bayangan Yamada akan menjauhkanku darinya menari-nari di otaknya. Aku meraih lembut kursi rodanya untuk mendekat ke arahku tapi ia menepisnya dengan kasar. Belakangan ini kurasakan Minaki cukup berani membangkang atau membantah sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan hatinya. Well. Bukankah itu memang tujuan mengapa aku disewa sebagai surrogate sexual partnernya? "Baiklah, aku akan menunggu sampai amarahmu mereda." "Tidak usah! Percuma! Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaanku! Lagipula, siapa yang sudi mendengarkan keluh kesah perempuan malang sepertiku?!" Bentaknya. Minaki menarik mundur roda kursi rodanya lalu menuju balkon sambil menangis sesenggukan. Barusan adalah bentakan dan amarah pertamanya semenjak kami berhubungan. Dulu, ia begitu lemah dan penurut, hampir seperti gadis tanpa nyawa.
Read more

Rayuan bercinta

Senyum yang lebih mirip seringai itu masih tersungging dengan aku melangkah sedikit sempoyongan menuju ranjang Minaki terlelap. Rasa pening yang berdenyut di kepala tidak serta merta membuatku menghentikan langkah atau berbelok menuju kamar mandi untuk menyegarkan wajah dengan guyuran air. Salahkan saja gaun tidur Minaki yang terlalu menggoda seperti perempuan yang mengundang perhatian lelakinya ketika akan melakukan ritual malam pertama. Aku juga lelaki normal yang memiliki hasrat dan nafsu yang masih membara penuh gejolak tak tertahan. Apalagi, setengah jiwaku dikendalikan alam bawah sadar alkohol walau aku masih cukup sadar untuk mengenali apapun. Tapi melihat Minaki terlelap dengan gaun tidur berwarna peach kalem itu seperti sebuah lambaian untuk mendekat. "Cantik." Gumamku tanpa melepas tatapan dari setengah tubuhnya yang tertutup selimut. Ah... Gaya tidurnya seperti bangsawan, anggun dan sopan. Membuatku tidak sabaran. Melepas sepatu dan hoodie sembarang, lalu tubuhku men
Read more

Kami berbicara intim

Tangan nakalku kembali membelai pinggang ramping Minaki. Bahkan, awalnya aku yang enggan menyentuh Minaki jika melihat kaki kecilnya pun kini seakan tidak peduli sama sekali. Nakal. Itu kata-kata yang cocok untuk kusandang setelah dengan beraninya aku mengecup pundak Minaki yang baru saja tali gaun malamnya kusingkirkan."Jay." Minaki menggeliat resah tapi nafsuku menahan tubuhnya agar tidak turun dari pangkuanku. "Aku menginginkanmu Minaki." Ucapku begitu saja karena sudah merasa sangat bergairah. "Jay, aku belum siap. Aku takut." Ingin rasanya aku memaksa Minaki tidur denganku tapi bayangan kami yang baru saja akur menghalangiku untuk memaksanya lebih jauh. Sadar dia bisa kembali terluka karena aku memaksa, akhirnya aku menurunkan tubuhnya dari pangkuan lalu menuju kamar mandi. "Sial! Aku harus bermain sendiri atau bisa gila karena pusing menahan ini semua." Tidak butuh waktu lama, menonton video panas dengan tangan bergerak nakal disekitar juniorku secara intensif, akhirnya
Read more

Rencana besar Yamada

Hari ini Minaki kembali mengambil kursus di bagian kedua. Bukan kembali ke area Shibuya, melainkan ia, gurunya, dan Kitazawa menuju ke tempat kursus pastry di salah satu bakery ternama lainnya yang berada di Tokyo. Points of Bakery, yang berada di daerah Ginza. Sepanjang perjalanan menuju Ginza kami melewati beberapa lokasi wisata yang indah seperti Shinjuku Gyoen, Istana Akasaka, dan Istana Kekaisaran Tokyo. Bahkan aku menyuruh sopir agar sedikit memperlambat kecepatannya agar bisa melihat kemegahan atap istana itu walau tidak lama. Karena tertutup oleh pagar dan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di segala sisi istana itu. Meski Tokyo telah maju dengan segala peradabannya tetapi menjaga kelestarian peninggalan jaman kerajaan menjadi satu keharusan. Istana itu jauh lebih menarik perhatian daripada gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. "Waktu Kaisar Akihito turun takhta, upacaranya berlangsung di Aula Pinus yang dianggap paling bergengsi di Istana Kekaisaran To
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
33
DMCA.com Protection Status