Home / Urban / Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Lelaki Impian Si Gadis Tak Sempurna: Chapter 131 - Chapter 140

330 Chapters

Terus berlari menjauh

Dengan segera aku menelfon Nyonya Tatsuo setelah panggilan dengan Yamada berakhir. Bukan tanpa sebab, rencana Yamada akan menyusul Minaki ke Tokyo membuat perasaanku benar-benar tidak enak. "Ayo angkatlah nyonya!" Geramku karena Nyonya Tatsuo belum mengangkat panggilanku hingga dering panggilan pertama hampir habis. "Halo Jayka." Akhirnya...."Selamat siang nyonya." "Ada apa?" "Nyonya, apa yang harus saya lakukan? Yamada akan datang kemari untuk mengacaukan perjalanan kursus Minaki." "Benarkah? Bagaimana kamu tahu?" Astaga!! Pilihan bodoh! Bukankah selama ini aku belum membuka rahasia jika aku dan Yamada berteman? Dan betapa bodohnya aku membuka kartu sendiri di hadapan Nyonya Tatsuo. "Jayka?" "Nyonya tolong beri saya saran agar bisa bergerak cepat. Urusan saya mengetahui informasi ini dari mana sepertinya akan panjang untuk dijelaskan. Saya hanya tidak mau perjalanan kursus Minaki menjadi kacau." "Memangnya ada perlu apa Yamada datang kesana?" Nada bertanya Nyonya Tatsuo s
Read more

Rahasiaku terbongkar jua

Tidak jauh dari hotel tempat kami menginap, Minaki menjelaskan segalanya sambil kami menghabiskan waktu di teras minimarket. "Maafkan aku Jay. Aku pikir kakak bertanya dimana hotelku menginap cuma sekedar basa basi. Ternyata aku salah." Ya, Minaki lah yang mengatakan segalanya. Sehingga Yamada tahu dimana kami menginap. "Sudah lah jangan bersedih. Itu sudah terjadi." Minaki terus menangis karena kesalahan tak disengajanya. Melihat dia seperti itu aku sangat kasihan. Berkali-kali kuusap lengannya agar tenang dan berhenti menangis. Ketika jarum jam bertengger di angka hampir jam 10 malam, aku membawa Minaki kembali ke hotel. Sebelum keluar, aku mengedarkan pandangan ke kanan kiri barang kali Yamada masih berkeliaran di sekitar hotel. Syukurlah kami sampai kamar tanpa ada tanda-tanda Yamada hadir diantara kami. Setelah membersihkan diri, aku mengangkat tubuh Minaki ke atas ranjang lalu memeluknya hingga kami tertidur lelap. Semoga saja esok hari Yamada tidak kembali datang ke
Read more

Keluarga atau kekasih?

Tanganku begitu gatal ingin menonjok muka mulus Yamada. Bagaimana tidak, ia mulai bermain curang dengan menyangkut pautkan kehidupan asmaraku dengan Minaki. Aku bangkit dari sofa lalu memburu tubuhnya. Mencengkeram kaosnya bagian atas dengan kuat lalu mendekatkan wajah kami. "Aku rasa tujuanmu datang kemari telah terjawab. Jadi sekarang pergilah!!" Aku menarik tubuh Yamada kasar menuju pintu kamar. "Lepas Jay! Kamu membuatku hampir tercekik bodoh!" "Diam lah Yamada! Kamu merusak acara kami." "Hey Minaki bodoh! Kalau kamu memang perempuan pintar akan kukatakan padamu jika Jayka sudah memiliki kekasih. Lalu apa kamu masih mau bersamanya?" Aku memejamkan mata dengan perasaan kesal yang teramat. Pasalnya selama ini aku sangat menghormati Minaki dengan tidak mengatakan privasiku khususnya mengenai masalah asmara. Tapi Yamada membongkarnya dalan sekejap mata. Ibarat gedung pencakar langit yang dibangun puluhan bulan langsung hancur seketika dengan sekali tabrakan singkat. "
Read more

Minaki tak bisa tanpaku

Minaki tertunduk lalu kembali mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi putihnya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaanku bila berada dalam posisiku. Keluarga atau kekasih? Aku meraih tangannya yang memegang tisyu dan menggenggamnya erat. "Terimakasih telah melamarku sebagai surrogate sexual partner-mu. Kehidupanku berubah lebih baik, juga keluargaku yang berada di Indonesia. Sekalipun mereka tidak mengenalmu maka aku yang akan mewakilinya." "Aku tidak menyesal dengan keputusanku menjadi lelaki pemuasmu. Bahkan jika harus mengorbankan perasaan kekasihku tapi bila itu demi kesejahteraan keluargaku maka akan kulakukan." "Aku salah telah menyembunyikan banyak hal padamu tapi aku punya alasan logis mengapa melakukannya. Termasuk aku khawatir kamu mendapat cemoohan yang bisa Yamada katakan tiap kalian bertemu atau mungkin lebih dari itu." "Dan itu terbukti Jay." Ucapnya dengan sesenggukan. "Lalu, apa kamu akan membuangku setelah semua terbongkar?" "Entahlah Jay." Mataku menatap kelu
Read more

Senggol bacok!!

"Apa kamu tidak menelfon kembali ibumu? Barangkali ada yang perlu beliau katakan." Minaki menggeleng dengan senyum sedikit terpaksa. "Nanti saja. Aku...ingin menikmati malam ini denganmu." Minaki kembali menyandarkan kepalanya di pundakku sambil menatap indahnya rainbow bridge. "Kapan kita akan pindah ke apartemen?" "Secepatnya Jay. Kenapa?" "Entah ini hanya perasaanku saja atau bukan. Tapi aku pikir Yamada tidak akan meloloskan kita begitu saja. Terutama kamu." Selain itu aku merasa cukup jengah dengan asrama kumuh TKI yang kutinggali. Minaki mengeratkan rengkuhan di lenganku. "Aku takut Jay. Aku tidak tahu harus bagaimana jika kakak datang melabrakku. Aku takut." Perasaan kasihan membuatku iba melihat Minaki jika Yamada benar-benar menghancurkan harapannya. Tanganku berpindah ke sisi lengannya lalu mengusapnya hangat. "Kita hadapi bersama- sama." Malam harinya kami kembali ke hotel setelah dengan nakalnya Minaki meminta pada petugas restoran untuk membawakannya anggur
Read more

Meraih kembali milikku

Yamada menatapku tajam sambil berusaha melepaskan cengkeraman tanganku di kerah kaosnya."Jangan sentuh istriku Jay!" Ucapnya dengan amarah membara.Aku melepaskan cengkeraman tangan lalu membiarkan Yamada menghampiri istrinya. Ia segera menyembunyikan tubuh istrinya di balik punggungnya. Lalu aku tersenyum sinis. "Jay? Jangan konyol." Itu suara Matsushima. Ia berniat memperingatkanku agar tidak benar-benar membuat perhitungan dengan Yamada melalui calon anak dan istrinya. "Biarkan itu menjadi urusanku Shima." Ucapku enteng sambil menatap wajah Yamada yang penuh kewaspadaan. Dia takut dengan ancamanku. Itu artinya calon anak dan istrinya adalah kelemahan terbesar Yamada. Dan itu bisa kujadikan sebagai senjata kuat untuk melemahkan kesombongan dan kesewenangannya padaku, Minaki, dan Harumi. "Kamu bisa takut juga rupanya?""Jangan macam-macam atau aku akan telfon polisi." Ancamnya.h"Aku tidak akan macam-macam asal kamu mengikuti dua permintaanku. Jika kamu menolak maka ...." Aku t
Read more

Syarat kedatangan Rinto

Harumi menggeleng sambil mundur beberapa langkah. Tangannya mengusap air mata yang menyiratkan kekecewaan atas keputusanku memberinya dua pilihan. Aku atau Nick, si bule sialan itu!Gerak tubuh Harumi seakan menjadi jawaban bila ia tidak mempertahankan aku dan lebih memilih bule sialan itu. Sungguh! Putus cinta itu sangat sakit! Ingin rasanya aku mencincang bule sialan itu bersama Harumi karena mengkhianatiku."M...maaf Jay."Aku sangat terluka mendengar keputusannya. Ingin rasanya aku berteriak untuk melepaskan segalanya. Ini bukan salahku, Minaki, atau Harumi. Mau bagaimana lagi, aku juga menyayangi keluarga angkatku yang membutuhkan kesejahteraan hidup melalui harta Minaki. "Jangan pernah mencariku lagi. Dan nikmati saja percintaanmu bersama bule sialan itu!" Aku berbalik dengan langkah cepat dan nafas terasa berat. Juga, mengapa aku harus menangis?Cengeng! Seperti anak ingusan baru belajar memakai popok. Padahal aku sudah dewasa dan pernah merasakan nikmatnya bercinta.Kakik
Read more

Memperbaiki persahabatan kami

"Berjanjilah padaku kalau kamu akan selalu mengikuti apa yang menjadi perintahku demi kebaikan hubungan kita." Aku berucap sambil menggenggam kedua tangannya. "Katakan saja. Aku pasti akan menuruti apa katamu Jay." "Rinto. Aku membutuhkannya untuk menunjang karir DJ-ku Minaki." "Lalu? Apa masalahnya denganku Jay?" "Kita selesaikan pembayaran DJ playernya dulu baru kita bicarakan hal ini sambil makan siang. Kamu mau?" Minaki mengangguk setuju lalu aku mendorong kursi rodanya menuju kasir. Sejurus kemudian ia mengeluarkan kartu debitnya dan melunasi semua pembayaran DJ player incaranku. Sopir Minaki dengan sigap memasukkan semuanya ke dalam bagasi lalu aku menggendong Minaki dan masuk ke dalam mobil. Seperti biasa sang sopir akan langsung melipat kursi rodanya lalu menuju ke lokasi makan siang pilihanku. Musowan Restauran. Di restauran ini, pengunjung bisa menikmati makan siang dengan memberi makan ikan koi di bawahnya. Minaki cukup senang dengan tempat ini yang baru buka ti
Read more

Aku di atas awan

Rinto meletakkan paperbag berisi baju yang kuberikan lalu menatapku serius. "Apa maksudmu pindah ke apartemen Jak? Kamu sehat? Sewanya untuk satu bulan itu sama dengan gajimu dua bulan di pabrik. Kalau kamu nyewa apartemen, mau makan apa?" Aku terkekeh lalu menjelaskan jika sekarang aku telah bernaung dalam satu manajemen artis karena tidak sengaja membantu DJ Zaicho yang begitu kontroversial itu bebas dari kepungan wartawan. Rinto menggeleng tidak percaya lalu merayuku agar mengenalkannya pada salah satu orang agensi agar ia bisa ikut serta menjadi anggota band. "Ayolah Jak. Biar bakat main gitarku tersalurkan. Biar kita bisa duet."Gila! Aku tidak akan membiarkan Rinto memiliki akses lebih melejit dariku. Dan tidak akan membiarkan dia masuk agensiku. Aku tidak sebodoh itu untuk mengambil keputusan.Berburu waktu, aku memilih memasukkan semua pakaian dan barang-barang milikku yang ada di asrama. Setelah beres, aku berpamitan pada semua teman asrama lalu mengajak Rinto menuju apar
Read more

Musuh nyata Minaki

Aku masih bersembunyi di balik aksesoris toko sebelah. Namun sayangnya aku tidak bisa mendengar percakapan Minaki dan perempuan itu karena jarak kami terlalu jauh. Kesal rasanya karena tidak bisa mendengar tema obrolan mereka lebih lanjut. Padahal aku ingin sekali tahu apa yang mereka perdebatkan. Minaki masih berbicara dengan raut keras dan tidak mau kalah. Sedang perempuan itu bersedekap dengan sombongnya sambil meladeni ucapan Minaki dengan gaya khasnya yang sangat kukenal. Yeah, dengan gaya yang sangat kukenal baik. Bagaimana tidak, perempuan yang kini berdebat dengan Minaki adalah perempuanku, milikku. Dia Harumi. Gayanya ketika tidak menyukai sesuatu sudah sangat kuhafal di luar kepala. Dia bisa berubah menjadi sangat manis bila menyukai sesuatu dan berubah sangat antipati bila membenci sesuatu. Sekarang pertanyaannya, mengapa Harumi dan Minaki bisa bertemu? Apa yang mereka debatkan hingga terjadi obrolan selama itu? "Aish.... Sial!" Geramku ketika melihat Nyonya dan
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
33
DMCA.com Protection Status